Jun 20, 2023 10:09 Asia/Jakarta
  • 20 Juni 2023
    20 Juni 2023

Hari ini, Selasa, 20 Juni 2023 bertepatan dengan 1 Dzulhijjah 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 30 Khordad 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Pernikahan Imam Ali dan Sayidah Fatimah Zahra as

Tanggal 1 Dzulhijjah 2 HQ, Imam Ali dan Sayidah Fatimah Zahra as menikah.

Image Caption

Di masa permulaan Islam, banyak pria yang melamar Sayidah Fatimah Zahra as dari Rasulullah Saw untuk menjadi isterinya. Namun tidak seorangpun yang mendapat jawaban positif. Waktu terus berlalu hingga Imam Ali as datang menghadap Rasulullah Saw dengan tujuan yang sama, melamar Sayidah Fatimah Zahra as.
 
Ketika itu Nabi Muhammad Saw berkata, "Wahai Ali! Sebelum engkau datang, sudah banyak pria yang menghadapku untuk melamar Sayidah Fatimah sebagai isterinya, tapi Fatimah menolak mereka semua. Tunggulah di sini, seperti yang lain. Aku akan ke dalam menanyakan pendapat Fatimah."
 
Rasulullah Saw menemui Fathimah dan berkata, "Fatimah, engkau telah mengenal Ali bin Abi Thalib dari sisi kedekatan keluarga, keutamaan dan keislamannya. Aku memohon kepada Allah untuk mengawinkanmu dengan makhluk terbaik dan paling dicintai Allah. Kini Ali telah melamarmu. Apa pendapatmu?"
 
Fatimah kemudian terdiam, tapi ia tidak memalingkan wajahnya. Rasulullah sendiri tidak melihat wajah Fatimah menunjukkan ketidaksukaan. Akhirnya Nabi berdiri dan berkata, "Allahu Akbar. Diamnya Fatimah merupakan tanda kerelaannya."
 
Ketika itu juga Malaikat Jibril turun dan berkata, "Wahai Rasulullah! Nikahkan Fatimah dengan Ali. Allah menerima Fathmah untuk Ali dan sebaliknya, Ali untuk Fatimah."
 
Akhirnya Rasulullah Saw menikahkan Ali dengan Fatimah. Setelah mempersiapkan segala sesuatu, keduanya dinikahkan oleh Rasulullah tanggal 1 Dzulhijjah 2 HQ.
 
Mas kawin Sayidah Fatimah Zahra senilai 500 dirham dimana Ali membeli rumah dari setengah harga mas kawin tersebut. Sekaitan dengan hal ini Nabi berkata, "Saya menikahkan Fatimah dengan Ali sesuai dengan perintah Allah."
 
Dengan demikian, Sayidah Fatimah as hidup serumah dengan Imam Ali as. Dari pernikahan keduanya lahir dua pemuda penghulu Surga, Imam Hasan dan Husein as dan Sayidah Zainab Kubra dan Shugra as.

Letjend TNI Anumerta R. Suprapto Lahir

Tanggal 20 Juni 1920, Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah.

Sejarah

Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu korban dalam Gerakan 30 September. Pendidikan formalnya setelah tamat MULO (setingkat SLTP) adalah AMS (setingkat SMU) Bagian B di Yogyakarta yang diselesaikannya pada tahun 1941.

Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia kemudian masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Itulah awal dirinya secara resmi masuk sebagai tentara, sebab sebelumnya walaupun ia ikut dalam perjuangan melawan tentara Jepang seperti di Cilacap, namun perjuangan itu hanyalah sebagai perjuangan rakyat yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada umumnya.

Selama di Tentara Keamanan Rakyat, ia mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi salah satu yang turut dalam pertempuran di Ambarawa melawan tentara Inggris. Ketika itu, pasukannya dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman. Ia juga salah satu yang pernah menjadi ajudan dari Panglima Besar tersebut. Beliau wafat di Lubangbuaya, Jakarta, 1 Oktober 1965.

Demonstrasi Rakyat Iran Memprotes PM Iran

Tanggal 30 Tir 1331 HS, rakyat Iran mengadakan demonstrasi besar-besaran memprotes PM baru Iran, Qiwam al-Salthanah.

Menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Mosaddegh atas tekanan rezim Shah, posisinya digantikan oleh Qiwam al-Salthanah yang merupakan perpanjangan tangan Shah Pahlevi dan kekuatan asing.

PM baru ini segera mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan Islam. Salah seorang ulama besar Iran, Ayatullah Kashani, mengeluarkan pernyataan protes terhadap PM baru Iran itu dan rakyat Iran menyambutnya dengan demonstrasi besar-besaran di berbagai kota.

Meskipun awalnya rezim Shah menghadapi demonstrasi ini dengan kekerasan, namun akhirnya, mereka menyerah dan Mosaddegh kembali diangkat sebagai perdana menteri. Namun 13 bulan kemudian, Mosaddegh digulingkan oleh kudeta yang didalangi AS.