Feb 10, 2024 15:34 Asia/Jakarta

Pembela Hak Asasi Manusia Alison Russell, seorang warga negara Belgia kelahiran Skotlandia, ditahan oleh polisi Israel pada tanggal 24 November 2023 karena dokumentasi ekstensifnya tentang pembongkaran rumah oleh rezim Zionis di Masafer Yatta, di selatan perbukitan Al-Khalil di Tepi Barat yang diduduki.

Segera setelah itu, dia dideportasi dari Israel setelah proses di Pengadilan Magistrat Yerusalem.

Dalam pernyataannya, polisi Israel menuduh Alison mendukung organisasi teroris. Namun pengacaranya membantah tuduhan tersebut dan menganggapnya tidak berdasar.

Berikut ini adalah wawancara Alison Russel dalam sebuah acara televisi lewat video:

“Ini adalah pembersihan etnis, ini sedang terjadi, Eropa mendukungnya.

Ancaman, intimidasi, penyerangan seksual, penangkapan sewenang-wenang, dan pemenjaraan adalah cara yang digunakan Israel. Sekarang digunakan untuk menghalangi aktivis pro-Palestina melakukan perjalanan ke Tepi Barat demi mengecam kejahatan pendudukan.

Aku punya 1 ponsel yang berfungsi sebagai kamera di tanganku, tapi direnggut dariku. Mereka mendorongku, mereka melakukan segala upaya terhadapku seperti yang dilakukan terhadap wanita lain. Mereka memerintahku mengangkat tangan setinggi dada dan menyentuh dengan jarinya apa yang dia bisa. Mereka berperilaku fasis dengan tujuan menjatuhkan martabat saya. Perilaku mereka tidak sesuai dengan aturan manapun. Petugas yang semestinya menjamin keamanan can menciptakan ketertiban melakukan pelecehan.

Jadi itu intimidasi dan kekerasan seksual, bisa kita katakan begitu?

Sepenuhnya. Sepenuhnya.

Dan Anda juga menyaksikan, kalau tidak salah, mereka menghancurkan dokumen yang telah dikumpulkan.

Jadi di sini kami berada di keluarga Palestina, melalui kehadiran kami, mereka bersaksi dan menjadi perantara jika memungkinkan. Kami pada dasarnya akan berpikir untuk menengahi dan menempatkan diri kami di antara kekerasan yang dilakukan oleh pemukim dan warga Palestina. Saya ada di sana dan tentara lah yang datang dengan membawa tank, buldoser, dan melakukan penghancuran besar-besaran terhadap tempat tinggal dan bangunan pertanian. Tentu saja

Disana aku benar-benar siap dan itu salah satu hal yang paling sulit yang pernah kulihat. Aku sudah melihat videonya, tapi tak sama kalau ada. Siaran langsung sungguh tak sama. Jadi inilah kesusahannya dari masyarakat dan inilah kekerasannya, selain itu kita dapat melihat dengan jelas bahwa ini adalah pembersihan etnis, rumah-rumah milik orang-orang yang melakukan pertanian subsisten, mereka tidak punya air mengalir, mereka tidak punya listrik, mereka punya sedikit tenaga surya, di mana para pemukim datang untuk memecahkan panel-panel ketika mereka bisa dan di sebelah jelas ada.”

Tags