Feb 24, 2024 11:54 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 24 Februari 2024

Hari ini, Sabtu, 24 Februari 2024 bertepatan dengan 14 Sya'ban 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 5 Isfand 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini

Ibnu Yunus Meninggal Dunia

 

Tanggal 14 Sya'ban 639 HQ, Ibnu Yunus, ahli fiqih, kedokteran, dan matematika muslim abad ke-7, meninggal dunia.

 

Ibnu Yunus menimba ilmu-ilmu dasar dari ayahnya dan kemudian melanjutkan dengan belajar kepada ulama-ulama terkemuka pada zaman itu. Pada masa itu, Islam sedang berada dalam kegemilangan keilmuan dan peradabannya.

 

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Ibnu Yunus mengajar pada sekolah-sekolah di Kairo dan menulis berbagai buku. Di antara karya-karya adalah buku berjudul "Asrarus-Salathiniyah".

 

DK-PBB Keluarkan Resolusi 582 Soal Perang Iran-Irak

Tanggal 5 Isfand 1364 HS, Dewan Keamanan PBB Mengeluarkan Resolusi 582 soal perang Iran-Irak.

Dua hari pasca dikuasainya kawasan strategis al-Faw, Irak dalam sebuah operasi Val Fajr 8, Irak dan 7 negara anggota Liga Arab meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang dan akhirnya pada tanggal 5 Isfand 1364 Hs (24 Februari 1986), DK-PBB meratifikasi resolusi 582.

Dalam resolusi ini, PBB menyayangkan perang berkepanjangan dan komitmen anggota PBB untuk menyelesaikan konflik ini secara damai, sekaligus mengingatkan kedua negara untuk tidak menggunakan senjata kimian dalam perang. Begitu juga resolusi ini tidak menerima upaya menguasai sebuah kawasan dengan kekuatan. Karena hal inilah yang menjadi penyebab perang dan berlanjutnya konflik.

Resolusi ini juga menyebutkan tentang semakin meluasnya serangan militer ke daerah-daerah yang ditempati penduduk sipil, begitu juga serangan terhadap kapal-kapal yang tidak ikut dalam konflik dan kedua negara diminta untuk melakukan gencatan senjata.

Jelas bahwa ratifikasi resolusi 582 hanya akibat dari dikuasainya kawasan al-Faw dan tidak ada pembahasan mengenai sebab perang dan siapa pemicu pertama perang ini.

Menyusul diumumkannya resolusi ini, Republik Islam Iran mengumumkan bahwa bagian dari resolusi yang menghentikan perang masih ada kekuarangan dan tidak dapat diterima, apalagi diterapkan. Irak sendiri mengumumkan bahwa bila Iran menerima resolusi ini secara resmi dan tanpa syarat, maka Irak juga akan melaksanakannya. Dengan demikian, resolusi inipun bernasib sama dengan resolusi-resolusi lainnya.

 

Satelit NASA Gagal Mengorbit

Tanggal 24 Februari 2009, sebuah satelit milik Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) jatuh di Lautan Pasifik. Satelit Orbiting Carbon Observatory (OCO) gagal memisahkan diri dari peluncur satelit, dan terjatuh di lautan dekat Benua Antartika.

OCO adalah hasil proyek selama sembilan tahun untuk memetakan kadar karbondioksida di atmosfer Bumi.

Satelit berbobot 447 kilogram ini terlalu berat untuk mencapai orbit dan meluncur bebas ke Bumi setelah diluncurkan menggunakan Roket Taurus dari Pangkalan Militer Udara Vandenberg di California, Amerika Serikat (AS).

Dalam sebuah pernyataan, NASA mengatakan, "Beberapa menit setelah terbang dari roket Taurus, manajer peluncuran menyatakan keadaan darurat setelah satelit gagal memisahkan diri.

Misi yang memakan biaya US$ 278 juta tersebut dirancang untuk menempatkan satelit OCO di orbit dengan ketinggian sekitar 650 kilometer dari atas permukaan bumi. OCO bertujuan untuk memecahkan masalah perubahan iklim dengan membantu memperkirakan dari mana asal efek rumah kaca dan seberapa besar efek rumah kaca telah mempengaruhi hutan dan lautan.

NASA mengatakan tidak ada ancaman bahaya karena jatuhnya satelit yang memuat bahan bakar hydrazine tersebut.