Lintasan Sejarah 17 Maret 2018
Hari ini, Sabtu tanggal 17 Maret 2018 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 28 Jumadil Akhir 1439 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 26 Isfand 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Abul Qasim Syatibi Wafat
Tanggal 28 Jumadil Tsani 590 HQ, Abul Qasim Syatibi ulama dan pembaca al-Quranul Karim asal Mesir, meninggal dunia.
Meskipun buta, Syatibi yang termasyhur dengan nama Imamul Qurra'. Selain menguasai ilmu pembacaan al-Quran, juga menguasai ilmu tajwid, nahwu, tafsir Quran, hadis, bahasa, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Dia juga sangat banyak menghapal hadis.
Abul Qasim Syatibi banyak meninggalkan karya di antaranya "Qasidah Syatibiah" yang berisi berbagai masalah tajwid dan telah dicetak berkali-kali di Mesir dan India.
De Broglie Meninggal
31 tahun yang lalu, tanggal 17 Maret tahun 1987, Prince Louis-Victor de Broglie seorang ilmuwan fisika asal Perancis, meninggal dunia dalam usia 95 tahun.
Awalnya, de Broglie menuntut ilmu di bidang sastra dan kemudian mempelajari fisika. Dia kemudian melakukan berbagai penelitian di bidang kuantum dan pada tahun 1924, de Broglie menyampaikan tesisnya berjudul "Penelitian Atas Teori Kuantum" di Fakultas Sains, Universitas Paris, sehingga meraih gelar doktor.
Antara tahun 1930 hingga 1950, Louis de Broglie meneliti berbagai aspek gelombang mekanik. Penelitiannya itu disimpulkannya pada tahun 1951 dengan nama teori "pecahan ganda". Pada tahun 1929, dia dianugerahi Nobel bidang fisika untuk penemuannya atas gelombang alami elektron.
Sayid Ahmad Khomeini Wafat
23 tahun yang lalu, tanggal 26 Isfand 1373 HS, Sayid Ahmad Khomeini meninggal dunia.
Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini lahir pada 24 Isfand 1324 HS (15 Maret 1946) di tengah keluarga agamis dan ulama di kota Qom. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, saat ayahnya diasingkan ke Najaf, Irak, Sayid Ahmad Khomeini baru memulai pendidikan agamanya dan menyelesaikan dengan cepat pendidikannya.
Setelah kakaknya, Sayid Mostafa Khomeini syahid, Sayid Ahmad Khomeini memegang tanggung jawab utama yang menghubungkan Imam Khomeini ra dengan rakyat Iran hingga kemenangan Revolusi Islam. Pasca berdirinya pemerintahan Islam di Iran, hubungan ini tetap terjaga dan senantiasa ia berada bersama Imam Khomeini ra.
Setelah tiba di Iran dan kemenangan Revolusi Islam, Sayid Ahmad Khomeini seperti sebelumnya memegang urusan kantor Imam Khomeini dan menjamin kondisi yang lebih luas dan leluasa bagi Imam Khomeini ra untuk berhubungan dengan masyarakat dan para pejabat negara. Beliau setiap harinya mengatur pertemuan yang dilakukan Imam Khomeini ra dengan pelbagai kalangan dan pribadi.
Ulama mujahid ini akhirnya setelah menderita penyakit serius, pada 26 Isfand 1373 Hs meninggal dunia dan setelah dishalati oleh Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, beliau dikuburkan di sisi ayahnya.