Mengenal Potensi Pasar Iran (18)
Bahan dan material bangunan seperti ubin dan keramik termasuk produk ekspor non migas Republik Islam Iran. Saat ini terdapat lebih dari 130 unit produksi di berbagai provinsi Iran yang aktif memproduksi ubin dan keramik. Produksi keramik di Iran memiliki sejarah panjang. Dua produk ini muncul dari seni tembikar yang tercatat sebagai seni kuno umat manusia.
Tembikar sejatinya muncul karena kebutuhan manusia dan produk seni serta industri pertama manusia dengan memanfaatkan bahan-bahan dari alam. Tembikar adalah produk yang dihasilkan dari tanah liat dan kerajinan tembikar sebuah seni pembuatan alat-alat kebutuhan yang terbuat dari tanah liat yang dibakar.
Tidak ada kejelasan etnis dan kaum atau wilayah mana yang pertama kali berhasil menemukan kerajinan tembikar. Bahan utama pembuatan tembikar atau gerabah adalah tanah, air dan api. Oleh karena itu, daerah manapun di permukaan bumi dapat menjadi tempat pertama munculnya kerajinan ini.
Dataran tinggi Iran termasuk wilayah dengan keragaman iklimnya dan menjadi tempat utama kemunculan dan perkembangan industri tembikar di Asia Barat. Iran mengingat posisi geografisnya yang istimewa dan interaksinya dengan berbagai peradaban, merupakan wilayah yang paling dominan dan terkenal sebagai pembuat karya tembikar. Bahkan baru-baru ini kota Lalejin di Iran ditetapkan sebagai ibukota dunia tembikar.
Di Iran kuno, seni tembikar mayoritasnya berada di wilayah barat pegunungan Zagras (sekitar Lorestan), pesisir selatan laut Kaspia (Provinsi Gilan dan Mazandaran), barat laut (sekitar Provinsi Azerbaijan), tenggara Iran (Provinsi Kerman dan Sistan va Balochistan). Peninggalan keramik dan gerabah paling kuno ditemukan selama penggalian arkeolog di Ganj Dareh, Provinsi Kermanshah yang diprediksikan diproduksi milenium kedelapan sebelum Masehi.
Penemuan roda tembikar telah mengubah industri pembuatan gerabah. Mayoritas pakar meyakini bahwa penduduk pertama dataran tinggi Iran sebagai penemu roda tembikar dan pembakaran gerabah. Tembikar selama ribuan tahun digunakan tanpa dibakar. Tembikar yang dibakar dan pertama ditemukan berusia sekitar enam ribu tahun sebelum masehi.
Tidak adanya kecocokan di antara banyak peninggalan tembikar yang ditemukan menunjukkan bahwa pembuatan karya ini tidak menggunakan roda tembikar. Sementara itu, gerabah yang ditemukan dari Silk dan wilayah kuno selatan Shush, Tappeh-ye Choghā Mīsh dan Tall-e Bakun di dekat Perspolis sepenuhnya berbeda dan menunjukkan pembuatan gerabah dengan roda tembikar.
Seiring dengan berlalunya waktu dan perubahan tungku serta perapian dan kualitas bahan baku gerabah, maka gerabah yang dihasilkan dapat pula diberi warna dan seni enamel porselen. Enamel porselen adalah kerajinan menempelkan kaca sebagai hiasan di atas tembikar. Ini dimaksudkan untuk membuat produk gerabah semakin indah, tahan air dan mengkilap.
Salah satu produk tembikar adalah gerabah dengan dua bagian. Bagian gerabah merupakan bagian utama dan kemudian dilapisi dengan kaca. Produksi ubin di Iran memiliki sejarah panjang. Selama penggalian peninggalan bersejarah, banyak ditemukan sisa-sisa industri pembuatan ubin di Shush dan begitu juga peninggalan bersejarah di istana Achaemenid yang berusia 400 tahun sebelum Masehi.
Seiring dengan kemunculan Islam dan penyebarannya ke berbagai wilayah dunia, penggunaan ubin keramik sebagai salah satu karakteristik unik arsitektur Islam untuk menghiasi kubah dan mihrab masjid menjadi hal yang lumrah. Di Iran ubin keramik yang ada di sisa-sisa peninggalan bersejarah di berbagai era seperti dinasti Safawiyah, dari sisi keindahan dan daya tahan warna memiliki keunggulan tersendiri. Contoh dari industri pembuatan ubin keramik dapat disaksikan di Masjid Sheikh Lotfollah Isfahan yang menunjukkan keindahan arsitektur Iran.
Dewasa ini industri ubin keramik memiliki beragam bentuk yang berbeda. Penggunaan enamel atau tidak, termasuk faktor terpenting untuk membedakan keramik. Materi enamel adalah serbuk yang sangat lunak dan kemudian dioleskan ke tubuh keramik. Selanjutnya keramik tersebut dibakar di api sehingga menjadi kuat. Jika keramik tersebut diberi zat pewarna, maka melalui pembakaran, warnanya akan timbul dan permanen.
Enamel keramik membuat hasil kerajinan ini tahan terhadap bakteri, jamur dan faktor perusak lain akibat larutan kimia seperti deterjen. Faktor lain yang membedakan keramik adalah warna dan desainnya. Warna dalam keramik mengkilap dapat dimasukkan ke dalam jaringan keramik. Dalam hal ini, warna bisa jadi zat alami atau tidak yang sebelumnya dicampur ke tanah liat.
Di sejumlah kasus di enamel keramik, warna biasanya terbuat dari campuran silikat timah dan zat pewarna yang dioleskan ke atas permukaan enamel setelah dibakar. Kemudian keramik dibakar lagi untuk memadukan warna dengan tubuh keramik. Keramik yang dilapisi (enamel) memiliki beragam warna, desain dan tekstur di permukaan di banding dengan keramik tanpa enamel. Tembikar yang dilapisi (enamel) lebih dikenal dengan sebutan keramik atau ubin keramik.
Kemurnian tanah liat, waktu pemanggangan, dan suhu tungku merupakan faktor yang menentukan harga serta kualitas keramik. Kualitas keramik ditentukan oleh ketahanannya terhadap perubahan mendadak suhu panas dari 20-100 derajat celcius dan tidak ada retakan saat perubahan suhu tersebut. Keramik digunakan untuk hiasan dalam dan luar bangunan serta untuk menjaga kebersihan dan meningkatkan daya tahan terhadap panas dan arus elektronik di berbagai bagian seperti kamar mandi, dapur, laboratorium serta pabrik kimia.
Telah berlalu lebih dari setengah abad sejak pembangunan pabrik modern keramik pertama di Iran. Produksi pertama keramik di Iran dengan metode industri terjadi tahun 1957. Tiga tahun kemudian diproduksi secara massal. Saat ini ada puluhan perusahaan di bidang industri keramik di Iran. Di antara merek ubin keramik terkenal di Iran adalah keramik Isfahan, Alvand, Fars, Hafiz, Sina, Nilo, Saadi, Beh Ceram dan Tak Ceram.
Selama beberapa tahun terakhir kapasitas perusahaan yang aktif di sektor industri keramik di Iran mengalami pertumbuhan pesat mengingat keunggulan dan daya saing yang dimiliki Iran di sektor ini. Di antara keunggulan tersebut adalah sumber daya profesional, sumber energi yang cukup, akses mudah terhadap material dan bahan baku keramik, investasi serta teknologi canggih yang juga didukung dengan peralatan modern. Kini Iran menempati posisi keempat dunia di sektor produksi keramik.
Produksi sektor industri keramik mengingat kekayaan Iran di bahan baku utama produk ini, maka sektor industri keramik memiliki nilai tambah di negara ini. Hampir 70 hingga 100 persen bahan baku keramik diproduksi di dalam negeri. Kini perusahaan dalam negeri setiap tahunnya memproduksi ratusan meter persegi keramik dan setiap hari dipasarkan baik di pasar dalam atau luar negeri.
Negara-negara Asia Tengah, Pakistan, Afghanistan, Irak utara dan Uni Emirat Arab (UEA) merupakan pasar utama ekspor keramik Iran. Pendapatan dari ekspor sektor ini di tahun 2016 mencapai lebih dari 400 juta dolar.
Di antara berbagai provinsi Iran yang aktif memproduksi keramik adalah Provinsi Yazd yang juga dikenal sebagai pusat produksi industri keramik di Repubik Islam Iran. Industri keramik termasuk industri besar dan kuno Provinsi Yazd. Seni keramik di Provinsi Yazd berusia 700 tahun. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kerajinan keramik dan gerabah dapat disebut sebagai industri pribumi Provinsi Yazd.
Seiring dengan berlalunya waktu dan kemajuan teknologi, produksi keramik Yazd juga mengalami perubahan dan semakin modern. Sekitar 50 persen keramik Iran diproduksi di Yazd yang selain untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, juga di ekspor ke berbagai negara.
Penggunaan bahan baku yang dibutuhkan pabrik keramik disuplai oleh berbagai tambang yang ada di wilayah Yazd sendiri. Kini Provinsi Yazd juga terus meningkatkan diri dengan menggunakan teknologi kemasan yang maju, keragaman produk dan meningkatkan daya saing baik di dalam atau luar negeri demi meningkatkan kualitas produknya.