Bertahun-tahun berjuang untuk menyukseskan Revolusi Islam dan di jalan ini beliau harus menanggung banyak kesulitan seperti pengasingan, penjara dan lain-lain. Akhirnya Revolusi Islam mengalami kemenangan pada 1979. Pada dekade pertama Revolusi, Iran menghadapi banyak masalah seperti konspirasi internal dan perang.

Sekitar satu tahun setengah setelah terbentuknya tunas Revolusi Islam, Saddam mengeluarkan perintah agar militer Irak menyerang Iran. Dengan cara ini, perang dari segala penjuru dipaksakan terhadap Iran dengan dukungan kekuatan-kekuatan besar dunia. Dengan dimulainya perang, Imam Khomeini dengan kemampuannya menyeru rakyat Iran untuk bersatu.

Akibatnya, musuh menghadapi persatuan dan perlawanan gagah berani rakyat Iran. Bangsa Iran selama 8 tahun perang yang dipaksakan menciptakan epik luar biasa yang menunjukkan perlawanan mereka. Rakyat Iran dengan gagah berani mempertahankan tanah air mereka, sehingga berhasil membuat musuh agresor bertekuk lutut. Sekitar setahun sebelum perang berakhir, terjadi satu peristiwa yang membuat rakyat Iran menjadi sedih dan itu adalah wafatnya Imam Khomeini.

Kita akan menyimak percakapan antara Muhammad dan Ramin terkait masalah ini, tapi sebelumnya kita dengarkan dahulu beberapa kosa kata berikut:

Kini mari kita simak percakapan antara Muhammad dan Ramin:

Kini kita simak percakapan antara Muhammad dan Ramin berikut ini, tapi kali ini tanpa terjemah:

[dialog]

Imam Khomeini seorang pribadi agamawan, politikus dan seorang pejuang yang tidak kenal lelah serta mampu memimpin negara dengan baik di tengah topan hebat. Dengan demikian, manusia besar yang ketika tiba di Iran, jutaan manusia menyambutnya dan setelah meninggal, beliau dimakamkan dengan dihadiri juta orang.

Kini, bertahun-tahun telah lewat dari wafatnya Imam Khomeini dan setiap tahun di acara peringatan haul beliau, ribuan orang dari pelbagai kota di Iran menuju Tehran dan mengucapkan kembali janji baru untuk tetap menjaga cita-cita beliau di tempat peristiratah terakhir beliu. Rakyat Iran sangat mencintai Imam Khomeini ran menghormatinya. Oleh karenanya, mereka selalu mengingat beliau dalam hatinya.