Mengenal Potensi Pasar Iran (38)
Industri farmasi merupakan salah satu industri yang memiliki kapasitas besar dalam perannya baik di pasar domestik maupun internasional, karena kemampuannya dalam memproduksi berbagai jenis obat.
Industri farmasi sebagai salah satu industri kunci dan strategis dari sisi pengaruhnya terhadap kesehatan manusia, selama ini di dunia termasuk industri yang memberikan keuntungan yang besar. Majalah bisnis, Fortune dalam laporan tahun 2010 menempatkan industri farmasi sebagai industri terbesar ketiga di dunia dari aspek keuntungan dan investasinya.
Investor biasanya akan bersedia menanam investasi besar terhadap industri yang bisa memberikan keuntungan besar dengan tingkat pertumbuhan tinggi. Industri farmasi banyak dilirik oleh para investor karena dipandang mampu memberikan keuntungan bagi mereka.
Industri farmasi relatif lebih tahan dibandingkan industri lainnya terhadap gejolak ekonomi global. Ketika krisis ekonomi global menghantam antara tahun 2008 hingga 2009, pasar industri farmasi tetap tumbuh di atas tujuh persen. Hingga kini perputaran uang di industri farmasi dunia melampaui satu triliun dolar.
Di sisi lain, industri farmasi membutuhkan investasi yang sangat besar. Salah satu alokasi yang terbesar di bidang riset dan pengembangan yang menyebabkan harga jual produknya lebih tinggi. Tapi tanpa ketersediaan riset yang memadai, sebuah produk obat tidak akan bisa bersaing dengan produk dari perusahaan lain yang menghasilkan produk sejenis.
Selain itu riset di bidang industri farmasi sangat dibutuhkan karena kesehatan dan kehidupan manusia senantiasa dinamis. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi yang senantiasa membutuhkan riset dan pengembangan, termasuk di dalamnya uji klinis dari sebuah produk yang dihasilkan. Diperkirakan, sekitar 40 persen harga sebuah obat dialokasikan untuk riset dan penjualan, termasuk di dalamnya distribusi.
Salah satu karakteristik industri farmasi bersifat futuristik. Obat yang terbukti secara klinis terhadap beberapa sampel, akan dipergunakan untuk publik dengan kapasitas pengguna yang besar.
Selain itu, perusahaan farmasi harus bisa memprediksi obat apa saja yang dibutuhkan untuk beberapa tahun mendatang. Dengan demikian, sebuah perusahaan farmasi harus bisa memenuhi tantangan dinamika kesehatan masyarakat modern saat ini dan mendatang.
Dari aspek inilah riset menempati posisi yang sangat vital dalam industri farmasi. Pasalnya, terkadang untuk memproduksi sebuah obat dibutuhkan riset hingga menelan waktu penelitian sekitar 15 tahun, dan menghabiskan ribuan bahkan jutaan dolar untuk menentukan komposisi terbaik yang akan dihasilkan.
Industri farmasi selama ini sangat kental dengan pola monopolistik sebagian besar produk obat yang dikonsumsi di dunia diproduksi Amerika Utara dan Eropa. Data tahun 2013 menunjukkan Amerika Utara mengusai pasar obat, sedangkan Afrika dan Timur Tengah hanya sebesar empat persen.
Pasar obat diukur berdasarkan perputaran uang dalam industri farmasi, termasuk dalam pembelian bahan obat-obatan hingga penjualan kepada konsumen, ekspor dan impor dari satu negara ke negara lain, tingkat besaran investasi dan nilai pasar perusahaan-perusahaan industri farmasi di bursa saham.
Di pasar obat, negara-negara maju berada di garda depan dalam memproduksi obat-obatan, dan menguasai sekitar 79 persen pasar obat dunia.Tampaknya, masalah ini tidak bisa dipisahkan dari perkembangan riset dan kemajuan industri farmasi di negara-negara Barat.
Tapi kini negara-negara sedang berkembang sudah mulai memproduksi obat-obatan yang dibutuhkan. Tingginya tingkat populasi penduduk, pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pemerintahan yang kondusif mendorong perkembangan industri farmasi di sejumlah negara seperti Brazil, India, Cina, Ukraina, Polandia, Argentina, Mesir, Indonesia, Aljazair, Afrika Selatan, Rumania dan Vietnam.
Pertumbuhan pasar obat saat ini terbagi menjadi dua kategori umum dalam produksinya yaitu obat merek dagang, dan obat generik. Dari pembagian ini, obat generik herganya relatif lebih murah. Oleh karena itu, obat ini memiliki pasar yang besar terutama setelah krisis ekonomi melanda.
Perkembangan industri farmasi di Iran dimulai dengan nasionalisasi sejumlah perusahaan multinasional yang beroperasi di negara ini sebelum kemenangan revolusi Islam.
Dalam waktu sekitar empat dekade, Iran berhasil menjadi negara penting yang diperhitungkan di bidang industri farmasi. Selain memenuhi sebagian besar kebutuhan obat dalam negerinya, Iran juga mengekspor obat-obatan yang diproduksinya ke luar negeri.
Dibukanya jurusan farmasi di berbagai universitas Iran dari program sarjana hingga doktoral hingga kini telah menghasil para ahli farmasi. Selain itu berdirinya perusahaan berbasis pengetahuan menjadikan industri farmasi Iran melesat di garda depan dengan menghasilkan berbagai obat berteknologi tinggi yang dibutuhkan masyarakat Iran dan sebagian lainnya diekspor ke luar negeri. Dari tahun 1079 hingga 2015 terjadi lompatan prestasi dalam pelayanan kebutuhan obat domestik dari 30 persen menjadi 96 persen.
Saat ini obat-obat yang diproduksi perusahaan farmasi Iran berkualitas tinggi, dengan harga lebih kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis yang diproduksi korporasi besar internasional.
Salah satu capaian industri farmasi Iran adalah produksi obat dengan merek dagang CinnoVex, sejenis Interferon beta-1a untuk mengobati penyakit Multiple sclerosis (MS). Selain itu, obat Rituximab yang dpergunakan untuk mengobati kanker juga berhasil diproduksi di Iran.
Perusahaan farmasi Iran juga berhasil memproduksi vaksin B dan C, serta berbagai vaksin lainnya. Mereka juga memproduksi gamma Immunex yang dipergunakan untuk mengobati infeksi akut.
Selain itu, perusahaan farmasi Iran yang bekerja sama dengan Badan Energi Atom Iran berhasil memproduksi radiofarmaka Technetium-99m dengan kegunaan untuk scan pada teroid, hati, tulang dan lainnya.
Berbagai kemajuan yang dicapai industri farmasi Iran membawa negara ini menjadi salah satu dari 10 negara termaju di bidang ilmu pengetahun dan teknik medis dan farmasi dalam 10 tahun terakhir. Kini, obat-obat produk Iran telah diekspor ke berbagai negara dunia, terutama negara tetangganya seperti Afghanistan, Irak dan sejumlah negara Asia Tengah. (PH)