Feb 12, 2019 19:30 Asia/Jakarta
  • Abu Taleb Kalim Kashani
    Abu Taleb Kalim Kashani

Abu Taleb Kalim Kashani termasuk deretan penyair besar Iran di era Shah Abbas Safawi, dan Shah Jahan di India. Ia dikenal dengan sebutan Malek Shuara Shah Jahan karena kemampuannya yang memukau dalam syair. Meskipun rincian sejarah kehidupan Kalim masih diselimuti ketidakjelasan, tapi para peneliti meyakini Kalim lahir tahun 980 Hq.

Sebagian peneliti meyakini Kalim dilahirkan di Hamedan, tapi sebagian lainnya memandang penyair Iran ini dilahirkan di Kashan. Salah satu yang menjadi pangkal perbedaan pandangan dari para ahli sejarah tentang tempat kelahiran Kalim karena masa kecil hingga remajanya dihabiskan di Hamedan. Ia juga pernah tinggal di Shiraz, sebelum meninggalkan Iran menuju India dan tinggal selama beberapa tahun di sana.

Lotf Ali Beigh Azar, penulis buku Atashkadeh memandang Abu Taleb Kalim dilahirkan Kashan. Salah satu pijakan yang dipakai oleh adalah bait syair yang ditulis Kalim sendiri bahwa tempat kelahirannya adalah Kashan.

Masa kecil dan remaja Kalim dilalui di Shiraz dan Hamedan. Sebagian sejarawan menyebutkan Kalim hidup sebagai darvish atau sufi. Bahkan, banyak yang menyebut Kalim tidak menikah dan hidup menjadi pesuluk.

Kalim mengenyam pendidikan di Shiraz dan Hamedan di bawah bimbingan para ahli di bidangnya. Kemudian, selama beberapa tahun berada di India yang saat itu berada di bawah kekuasaan Sultan Jahangir Nuruddin, ayah Shah Jahan. Ketika itu, dia baru berusia 24 tahun.

Dalam usia yang sangat muda, Kalim belum bisa menunjukkan kemampuannya di hadapan para ahli dan penyair yang berada di sekeliling raja. Meskipun demikian, Kalim masih berada di Deccan, India hingga berusia 38 tahun.

Pada tahun 1024 Hq, Kalim kembali ke Iran. Setelah beberapa waktu berada di Iran, ia kembali ke India untuk kedua kalinya di tahun 1.030 Hq. Sekitar delapan tahun Kalim berada di India untuk kedua kalinya. Pada saat itu, Jahangir menjadi raja di tahun 1037 Hq.

Ketika itu, dengan mendendangkan sebuah Rubiyah, Kalim bisa masuk istana kerajaan atas bantuan temannya, Mir Jumlah Shahrestani, dan ia mendapat gelar sebaga Ruhul Amin, dan menyandang sebutan Malik Shuara Shah Jahan. Meskipun berkecukupan, tapi sebagian uang dan emas yang diberikan raja kepadanya dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.Sebagai seorang sufi, ia tetap hidup sederhana.

Kalim Kashani memiliki bait puisi dalam berbagai bentuk dari matsnavi, qasidah, ghazal dan kombinasinya yang beraneka ragam dan terkumpul dalam kumpulan syair sekitar 10.000 bait. Karya lain dari Kalim Kashani adalah matsnavi Shanameh dengan nama "Zafarshah Jahani".

Di India, Kalim Kashani dikenal dengan sebutan Taliba Kalim. Karyanya, Shahnameh dalam 15.000 bait syair tidak selesai dirampungkan sampai akhir. Meski demikian, ia dianggap pionir dalam salah satu gaya puisi. Para peneliti memandang Kalim sebagai penemu gaya syair India. Di tangan Kalim, pondasi pertama model syair India dalam bahasa Farsi diletakkan.

Imajinasi yang kuat, rincian yang detil dan makna baru yang segar, pemberian karakter pada sesuatu dan pengambaran yang jelas dan puitis melalui bahasa yang sederhana dan mudah dicerna, merupakan deretan karakteristik syair Kalim Kashani. Setelah Kalim, para penyair lain mengikuti jejaknya dengan mengadopsi gaya India dalam puisi Farsi.

Para narator sejarah dalam berbagai karya mereka menempatkan Kalim Kashani di deretan orang yang paling berpengaruh dalam puisi era Safawi, terutama dengan gaya puisi India. Para peneliti seperti Reza Ghali Khan Hidayat dan Azar Beighdeli menyebut nama Kalim Kashani dalam nama-nama penyair terkemuka dengan karakteristik khasnya.

Penulis buku "Shah Jahan Nameh" menulis, "Ujaran kalim sangat menawan dan menyentuh hati. Kalim berhasil memadukan bakat seninya, dan keindahan makna yang dipersembahkan kepada para pendengar syairnya".

Kalim Kashani dikenal olah para peneliti yang mengkaji karya-karyanya sebagai pencipta makna. Tampaknya pujian ini bukan basa-basi, atau pujian yang berlebihan. Tapi memang berpijak dari kenyataan sebenarnya. Sebab, di tangan Kalim semua memiliki makna yang indah. Bahkan kata-kata yang dipandang oleh para penyair lain tidak puitis, tapi di tangan Kalim memiliki makna dan puitis. Sehingga dengan kemampuannya itu, banyak penyair yang terkesima oleh kemampuannya tersebut.

Kejelian Kalim dalam memilih diksi dan kemampuannya memberikan makna yang baru dan segar mengundang decak kagum banyak orang, bahkan dari para penyair sendiri. Dengan daya tarik syairnya itu, banyak orang yang membaca karyanya lebih dari sekali, bahkan berulangkali untuk merasakan makna yang dikandung dalam syair Kalim.

Salah satu karakteristik pemikiran sastra Kalim Kashani adalah idealismenya. Syairnya memiliki kedalaman pemikiran yang filosofis. Di seluruh karyanya, terutama dalam ghazal, banyak sekali pertanyaaan filosofis yang disampaikannya. Idealisme yang ditampilkan Kalim dalam karyanya lebih menonjol dari para penyair lain yang sezaman dengan kehidupannya.

Meskipun dikenal idealis, tapi karya-karya puisi Kalim Kashani dikenal sebagai karya pesimis. Misalnya, salah seorang kritikus sastra, Shams Langgari menjelaskan, "Karya syair banyak dipenuhi dengan keputusasaan. Berbeda dengan para penyair lainnya, kegelisahan dan keputusaan dalam syair Kalim sangat terasa hingga darah dan daging." Sejumlah terma seperti kematian, gundah, jeritan, tangisan, duka muncul dalam syair Kalim dengan pemaknaan yang khas dan indah.

Kemampuan imajinasinya yang tinggi membuat karya Kalim begitu menarik bagi para pembaca dan orang-orang yang mendendangkan syairnya, bahkan sebagian menyebut imajinasi Kalim tiada batasannya. Misalnya dalam bait syair "Morg Ajal" atau burung kematian, Kalim berbicara tentang wabah atau yang menyebar ke mana-mana, dan di bait terpisah berbicara tentang wabah tersebut.

Di satu tempat, ia menyebut ablah dengan perumpaaan butiran yang menimpa tubuh hewan yang mati. Tapi di bait lain, Kalim menyebut ablah dengan sebutan Morani atau butiran biji di khoraman.

Karya Abu Taleb Kalim Kashani banyak menghiasi bangunan bersejarah di India. Karya syair Kalim dipahat di salah satu prasasti di Akbar Abad, salah satunya adalah prasasti yang dipahat di masjid Shah Jahan dan kasidah yang dipahat di bagian bangunan bersejarah kantor pemerintah kerajaan di Ghaleh Sorkh di Akbar Abad, kota Akbar Abad, India.

Pada akhirnya, Abu Taleb Kalim Kashani meninggal dunia di tahun 1061 Hq dan dimakamkan di Kashmir, yang jauh dari tanah kelahirannya. Beliau dikebumikan di Srinagar, dan makamnya terkenal dengan sebut Vezarat Kashmir.

Meskipun kematiannya telah berlalu sekian lama, tapi orang-orang masih mengenang kehidupannya. Karya dan perjalanan hidupnya yang sederhana, keahliannya dalam sastra serta kemuliaan lain yang disandang penyair terkemuka Iran ini terkenal hingga India. Dan di negeri asing yang jauh dari tanah kelahirannya ia beristirahat dengan tenang untuk selamanya.(PH)           

 

Tags