Lintasan Sejarah 17 Februari 2019
Hari ini, Minggu 17 Februari 2019 bertepatan dengan 11 Jumadil Tsani 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 28 Bahman 1397 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.
Ibnu Al-Atsir, Sejarawan Muslim Lahir
885 tahun yang lalu, tanggal 11 Jumadil Tsani 555 HQ, Abu al-Hasan Ali bin Abi al-Karam as-Syaibani yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnu al-Atsir lahir ke dunia.
Ibnu al-Atsir menyelesaikan pendidikan dasar agamanya kepada ayahnya dan setelah itu berguru pelbagai ilmu kepada ulama besar di masanya. Hapalannya sangat kuat dan menghapal banyak hadis serta pembahasannya. Selain itu beliau dikenal sebagai sejarawan muslim
Beliau meninggalkan karya hebat dalam penulisan sejarah bernama al-Kamil fi at-Tarikh yang menjadi salah satu referensi sejarah Islam dan buku al-Jami’ al-Kabir fi Ilm al-Bayan.

Perang Cina-Vietnam
40 tahun yang lalu, tanggal 17 Februari 1979, Cina menyerbu wilayah Vietnam. Konflik ini berlangsung selama sebulan dan terjadi empat tahun setelah Vietnam mengakhiri perang dengan Amerika Serikat.
Invasi Cina ini untuk membalas aksi militer Vietnam yang telah membunuh dan melukai 300 tentara dan warga sipil mereka di perbatasan.
Hubungan Beijing dan Hanoi telah memanas sejak setahun sebelumnya, saat Vietnam menyerbu Kamboja yang merupakan sekutu dekat Cina .
Sejak saat itu, Cina telah mengerahkan tidak kurang dari 150 ribu pasukan ke perbatasan Vietnam guna memaksa Hanoi menarik tentaranya dari Kamboja
Hanya dalam hitungan hari, seluruh wilayah Vietnam utara jatuh ke tangan Cina. Hanoi, yang menyadari keunggulan militer Cina, memilih melakukan taktik gerilya daripada berhadapan langsung dengan pasukan Tirai Bambu tersebut.
Setelah hampir satu bulan menggelar operasi militer, pada 16 Maret 1979, Cina menarik tentaranya dari Vietnam. Invasi Cina ke Vietnam tersebut gagal memaksa Hanoi menarik tentaranya dari Kamboja. Vietnam tetap menempatkan tentaranya di Kamboja hingga 1989.

Perundingan Segi Tiga Iran-Irak dan Sekjen PBB di New York
30 tahun yang lalu, tanggal 26 Bahman 1367 Hs, dilakukan perundingan segi tiga antara Iran dan Irak yang dihadiri Sekjen PBB waktu itu di New York.
Perundingan ini dilakukan setelah perundingan beberapa bulan sebelumnya tidak memberikan hasil, bahkan ada kemungkinan perundingan menjadi gagal, Republik Islam Iran menunjukkan niat baiknya kepada masyarakat internasional dan PBB, khususnya Sekjen PBB waktu itu. Hal itu membuat Sekjen PBB meminta kepada Dewan Keamanan PBB agar memberikannya kewenangan yang lebih besar untuk melakukan perundingan dan permintaan itu disetujui.
Sekalipun pihak Irak tidak ingin melanjutkan perundingan dan usulan transparan Sekjen PBB, tapi ternyata perundingan berlangsung cepat dan mencapai kesepakatan yang baik.
Sebenarnya, jalan buntu dalam proses perundingan antara Iran dan Irak di bawah pengawasan Sekjen PBB dan setelah berlangsungnya gencatan senjata dari kedua negara menunjukkan Irak lamban dalam menjalankan isi Resolusi 598.