Lintasan Sejarah 26 Mei 2020
Perang Hunain Dimulai 1433 tahun yang lalu, tanggal 3 Syawal 8 HQ, menurut sebagian sejarawan muslim, dimulailah Perang Hunain.
Perang ini terjadi lima belas hari setelah penaklukan Mekah dan berlangsung di kawasan antara Mekah dan Thaif. Dua kabilah Arab yang belum masuk Islam, yaitu Hawazan dan Tsaqif, bersatu untuk melawan kaum Muslimin dan mereka memasang jebakan untuk mengalahkan pasukan Muslim.
Pasukan Muslimin yang baru saja memperoleh kemenangan dalam penaklukan Mekah, sempat lengah dalam perang ini dan terpaksa mundur. Namun, atas pertolongan Allah Swt dan kepemimpinan Rasulullah, pasukan Muslim kembali bangkit dan berjuang sampai akhirnya meraih kemenangan.
Peristiwa ini diabadikan di al-Quran dalam surat at-Taubah ayat 25, yang artinya, "Sesungguhnya Allah telah menolong kamu di medan peperangan yang banyak, dan peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah , maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfa'at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai."
Wahidin Sudirohusodo Wafat
103 tahun yang lalu, tanggal 26 Mei 1917, Dr. Wahidin Sudirohusodo wafat pada umur 65 tahun.
Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya selalu dikaitkan dengan Budi Utomo karena walaupun ia bukan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, dialah penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu.
Wahidin Sudirohusodo sering berkeliling kota-kota besar di Jawa mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat sambil memberikan gagasannya tentang "dana pelajar" untuk membantu pemuda-pemuda cerdas yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Akan tetapi gagasan ini kurang mendapat tanggapan. Gagasan itu juga dikemukakannya pada para pelajar STOVIA di Jakarta tentang perlunya mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa. Gagasan ini ternyata di sambut baik oleh para pelajar STOVIA tersebut. Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo.
Allamah Mohammad Abdul Wahhab Qazvini Wafat
71 tahun yang lalu, tanggal 6 Khordad 1328 HS, Allamah Mohammad Abdul Wahhab Qazvini meninggal dunia di Tehran di usia 86 tahun dan dikuburkan di komplek makam suci Hazrat Abdul Azeem, Rey, Tehran.
Muhammad bin Abdul Wahhab Qazvini lahir di Tehran sekitar tahun 1255 HS. Beliau menyelesaikan pendidikan klasiknya di Tehran dan setelah itu beliau belajar fiqih kepada Ayatullah Sheikh Fazlollah Nouri, teologi dan filsafat kepada Sheikh Ali Nouri. Mohammad Qazvini juga belajar kepada Mirza Hassan Ashtiani, Sheikh Hadi Najm Abadi, Sayid Ahmad Adib Pishavari dab berhasil menunjukkan kecerdasannya yang luar biasa. Ia belajar bahasa Perancis kepada Zaka al-Maleki
Foroughi. Akhirnya Allamah Qazvini berhasil mencapai derajat ilmu yang tinggi dan melakukan penelitian yang mendalam tentang prinsip-prinsip seni dan filsafat.
Allamah Qazvini pada 1283 HS pergi ke Inggris dan Perancis atas undangan saudaranya Mirza Ahmad Khan dan berkesempatan berkenalan dengan para orientalis Barat seperti Henri Masse dari Perancis, Edward Granville Browne dari Inggris dan Vladimir Fedorovich Minorsky dari Rusia yang berujung pada kerjasama budaya di antara mereka.
Allamah Qazvini kembali ke Iran pada 1318 HS setelah sekitar 35 tahun mukim di Eropa dan langsung sibuk mengajar dan mengkaji. Beliau termasuk ulama yang jarang dicari tandingannya dalam penguasaan terhadap ilmu-ilmu klasik dan modern. Karya tulisnya juga juga mencakup banyak bidang keilmuan.[]