Jun 24, 2020 17:40 Asia/Jakarta
  • kemajuan Iptek di Iran
    kemajuan Iptek di Iran

Para peneliti di Universitas Tarbiat Modarres, Iran berhasil menemukan generasi baru logam nano struktur canggih untuk digunakan pada industri otomotif dan peralatan rumah tangga.

Jenis logam nano struktur canggih ini memiliki sejumlah karakteristik unggul seperti bobotnya yang ringan tapi pada saat yang sama sangat kuat, meski pembuatannya menggunakan teknologi nano mutakhir, namun metode produksi yang dipakai sepenuhnya sama dengan metode yang umum digunakan.
 
Dikarenakan konsumsi bahan bakar yang tinggi, masalah lingkungan hidup, dan produksi suku cadang, produk dan mesin produksi ringan serta aman, salah satu kebutuhan mendesak industri adalah menciptakan logam yang lebih kuat dari sebelumnya. Dalam hal ini, karena harganya murah, tahan terhadap korosi, memiliki kegunaan mekanis yang ideal, dan dalam beberapa kasus fleksibel serta bisa dilas secara sederhana, maka logam kerap menjadi perhatian pelaku industri dan peneliti.
 
Menurut keterangan para peneliti, logam yang mereka produksi ini menggunakan partikel nano struktur sekunder dengan tingkat penyebaran yang sangat homogen, sehingga menyebabkan peningkatan kekuatan dan pemanjangan secara bersamaan, dan karakteristik ideal ini dapat dikatakan sebagai generasi keempat logam kuat dan memiliki kemampuan pemanjangan yang tinggi di dunia.
 
Kapasitas kekuatan sampel logam ini antara 700 hingga 2100 MPa (megapascal), dan kapasitas pemanjangannya dari 20 hingga 92 persen. Para peneliti menjelaskan selain sedang berusaha mendapatkan hak paten atas produk ini, mereka juga menjalin kerja sama dengan salah satu universitas di Australia. Hasil penelitian di atas dimuat dalam jurnal ilmiah Materials Science and Engineering.
 
----
 
Seorang peneliti keturunan Iran di Universitas British of Columbia, Kanada yang bekerjasama dengan para peneliti lain berhasil menemukan sensor yang mampu mengidentifikasi segera proses pembentukan es di atas sayap pesawat, dan substansi es tersebut. Pembekuan sayap pesawat merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan, dan jatuhnya pesawat. Sekalipun para pilot dengan mata kepala sendiri melihat kondisi ini, namun terkadang kesalahan manusia menyebabkan mereka keliru dalam mengindentifikasi. Penemuan sensor baru ini dapat membantu mengatasi masalah tersebut. 
 
Sensor ini berguna untuk mengidentifikasi segera pembentukan es di atas sayap pesawat, sehingga membantu para pilot menyadari keberadaan es yang tidak bisa dideteksi dalam kondisi biasa, dan dengan mata telanjang. Sensor ini kuat dan murah, dan dalam beberapa kali uji coba terbukti mampu mengidentifikasi proses pembentukan es dan menginformasikannya hanya dalam beberapa detik.
 
Selain itu, biasanya para pilot jatuh saat menyaksikan pembekuan sayap pesawat yang suhunya berada di bawah 10 derajat, sebelum itu, es yang terbentuk, karena tipis dan tanpa warna, tidak bisa dilihat mata telanjang. Sensor baru ini dapat mengidentifikasi proses pencairan es, dan pulihnya kondisi sayap pesawat, selain itu bisa dipasang di berbagai jenis pesawat. 
 
----
 
Universitas Tarbiat Modares, Iran

 

Para peneliti di Universitas Tarbiat Modares Iran, bekerjasama dengan pusat riset Royan dalam sebuah penelitian bersama berhasil mencapai kesimpulan bahwa Seng Oksida, ZnO memiliki dampat positif bagi penyembuhan gangguan tulang, dan memberikan efek yang siginifikan pada Angiogenesis (proses pembentukan pembuluh darah baru), dan pembentukan tulang.
 
Pengobatan gangguan tulang besar merupakan salah satu tantangan terkini dunia rekayasa jaringan. Banyak metode sudah diuji untuk mengatasi masalah ini, di antaranya dengan menciptakan pembuluh darah bersama sel-sel Angiogenesis, dan pembentukan tulang Osteogenenis di atas sebuah media rekayasa, sebagai solusi tepat untuk mengatasi masalah ini.
 
Hasil penelitian ini menunjukkan, pengaruh Seng Oksida Modulus Young, meningkatkan media yang diproduksi hingga 6,7. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa keberadaan Seng Oksida dalam jaringan yang diproduksi menyebabkan enzim-enzim yang berpengaruh dalam proses pembentukan pembuluh darah dan tulang, beraktivitas lebih banyak, pada kondisi sel-sel endotel dari tali pusat manusia, dan sel-sel stroma sumsum tulang antara 1-5 pada media yang ditanam.
 
Keberadaan Seng Oksida pada proses pembentukan pembuluh darah diinduksi ke media ini, sehingga menyebabkan peningkatan ekspresi gen, yang terkait dengan pembentukan pembuluh darah. Hasil penelitian ini menunjukkan kehadiran Seng Oksida dalam jaringan yang sudah direkayasa membawa pengaruh positif yang cukup signifikan pada penyembuhan gangguan tulang, dalam proses pembentukan pembuluh darah dan tulang pada jaringan. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Journal of Biomedical Materials Research.
 
----
 
Tim matematika mahasiswa Universitas Teknologi Sharif Iran, berhasil meraih dua medali emas dan dua medali perak, dan merebut peringkat 13 dalam 2019 International Mathematics Competition ke-26. Perlombaan ini diikuti oleh lebih dari 70 tim universitas dari berbagai negara dunia dan diselenggarakan 28 Juli-3 Agustus 2019 di Blagoevgrad, Bulgaria. Tim mahasiswa Iran yang lain berasal dari Universitas Teknologi Amirkabir, dan K. N. Toosi University of Technology.
 
Menurut Dekan Fakultas Matematika, Universitas Teknologi Sharif, IMC merupakan kompetisi matematika paling kredibel di dunia untuk tingkat mahasiswa, dan setiap tahun tim-tim dari sejumlah universtas ternama dunia ikut serta dalam kompetisi ini. IMC 2019 diikuti oleh tim dari Universitas Bonn, Jerman, HSE, Rusia, Universitas Saint Petersburg, Rusia, ETH Zurich, Universitas Cambridge dan Unversitas Charles, Republik Ceko. Hasil final menunjukkan tim dari Universitas Bonn Jerman, Universitas HSE Rusia, dan Universitas Cambridge Inggris, unggul dari tim lainnya. 
 
----
 
Para ilmuwan untuk pertama kalinya menemukan harta karun galaksi masif kuno, yang tidak dikenal sampai hari ini. Galaksi ini bahkan tidak bisa dijangkau oleh teleskop luar angkasa Hubble. Penemuan ini adalah penemuan berganda pertama. Dalam penelitian ini, para ilmuwan menemukan 39 galaksi yang saling terhubung melalui sejumlah lubang hitam besar dan benda gelap.
 
Menurut salah satu ilmuwan, galaksi-galaksi ini sangat redup dan memiliki sedikit cahaya, dan gelombang cahaya mereka sangat panjang. Galaksi-galaksi ini tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, bahkan oleh teleskop Hubble, salah satu alasannya adalah keberadaan debu yang sangat banyak di sekitar galaksi-galaksi tersebut.
 
Oleh karena itu, para ilmuwan menggunakan gabungan teleskop Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) yang memang ideal untuk melacak benda langit semacam ini. Ini adalah penemuan pertama sebuah gugusan galaksi sangat besar yang lahir pada 2 miliar tahun awal usia bumi yang berusia 13,7 miliar tahun. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Nature.[]