Lintasan Sejarah 9 Juli 2020
Harun Al-Rashid Asingkan Imam Musa Kazhim as dari Madinah ke Irak
1262 tahun yang lalu, tanggal 17 Dzulqadah 179 HQ, Imam Musa al-Kazhim as, Imam ketujuh Syiah diasingkan dari Madinah ke Basrah atas perintah Harun al-Rasyid, Khalifah Abbasiah.
Disebutkan Imam Kazhim as tiba di Basrah pada tanggal 7 Dzulhijjah dan langsung dijebloskan ke dalam penjara. Untuk beberapa lama Imam Khazhim as di tahan di penjara Isa bin Jakfar, penguasa Basrah, namun Isa bin Ja'far menulis surat kepada Harun al-Rashid yang isinya meminta agar Imam dipindahkan ke penjara yang dikelola gubernur lain. Isa bin Jakfar beralasan bahwa setelah memerika Imam Kazhim as, ia tidak menemukan bukti yang memberatkannya agar dipenjara.
Membaca surat Isa bin Jakfar, Harun al-Rashid kemudian memerintahkan agar Imam Kazhim as dipindahkan ke Baghdad dan meminta kepada menterinya, Fadhl bin Rabi' agar membunuh Imam Musa Kazhim as, namun permintaan ini ditolak oleh Fadhl bin Rabi'.
Akhirnya Sindi bin Syahik membunuh Imam Musa Kazhim as atas perintah Yahya bin Khalid Barmaki, seorang menteri yang diperintah oleh Harun al-Rashid.
Kudeta AS di Iran Terbongkar
40 tahun yang lalu, tanggal 19 Tir 1359 HS, rencana kudeta di Iran yang didalangi AS terbongkar dan berhasil digagalkan oleh tentara Republik Islam Iran.
Kudeta ini direncanakan oleh pihak-pihak dalam negeri yang terkait dengan mantan rezim Shah yang bekerja sama dengan AS, rezim Zionis, dan rezim Baath Irak.
Kudeta yang bertujuan untuk menggulingkan Republik Islam Iran yang baru saja berdiri itu, terjadi dua bulan setelah kegagalan AS dalam serangan militernya ke Tabas, di wilayah timur Iran.
Para pelaku kudeta ini berencana, dengan berpangkalan di pangkalan angkatan udara Iran "Nuzhe" di dekat kota Hamedan, mereka akan melancarkan serangan milter ke berbagai gedung penting di Teheran, antara lain gedung Radio dan Televisi Iran dan rumah Imam Khomeini. Namun kudeta ini berhasil terbongkar sebelum sempat dilaksanakan.
Perang Arab-Zionis Kembali Meletus
72 tahun yang lalu, tanggal 9 Juli 1948, setelah satu bulan gencatan senjata, perang antara Arab dan Zionis kembali meletus.
Perang ini diawali dengan didirikannya negara Israel dan rezim Zionis pada bulan Mei tahun 1948 di atas tanah air milik bangsa Palestina. Atas perintah Dewan Keamanan PBB, diadakan gencatan senjata dan dalam waktu satu bulan, rezim Zionis berhasil mengumpulkan persenjataan yang banyak dari negara-negara Barat, terutama AS. Rezim Zionis kemudian memulai kembali perang dan setelah meraih kemenangan besar, rezim ini bersedia menghentikan perang.
Pada bulan Januari tahun 1949, perjanjian penghentian perang ditandatangani dan pada saat itu 78 peren tanah Palestina dikuasai oleh rezim Zionis dan 750.000 rakyat Palestina terusir dari tanah mereka dan menjadi pengungsi.