Jul 19, 2020 09:26 Asia/Jakarta
  • 19 Juli 2020
    19 Juli 2020

Hari ini, Ahad, 19 Juli 2020 bertepatan dengan 26 Dzulqadah 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 29 Tir 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Teymoor Lang Bantai Ribuan Warga Kota Baghdad

637 tahun yang lalu, tanggal 27 Dzulqadah 804 HQ, Teymoor Lang membantai ribuan warga kota Baghdad.

Teymoor Gorgani yang dikenal dengan Teymoor Lang selama berkuasa 36 tahun tiga kali melakukan serangan brutal; tiga, lima dan 7 tahun ke daerah-daerah sekitar Iran. Setiap kali menyerang ia membantai ratusan warga yang hidup di sana. Setiap kali berhasil menguasai sebuah kota, ia membuat menara dari kepala-kepala korbannya dan meninggalkan kesan akan kebengisannya.

Pada tanggal 27 Dzulqadah 804 HQ Teymoor Lang bersama pasukannya menyerang dan menguasai kota Baghdad yang pada tahun 565 HQ diserang oleh Hulagu Khan dan membantai rakyat kota ini. Karena beberapa dari tentaranya tewas dalam serangan ini, Teymoor Lang memerintahkan setiap tentara harus membawa dua kepala. Memenuhi perintah itu, tentaranya melakukan pembantaian besar-besaran di Baghdad yang mengakibatkan ribuan warga, tidak peduli orang tua atau anak kecil, laki-laki atau perempuan dibunuh untuk memenuhi perintah Teymoor Lang.

Setelah melakukan pembantaian dan kejahatan yang tiada taranya itu, Teymoor Lang memerintahkan pasukannya untuk menjarah apa saja yang ada dan meninggalkan Baghdad dalam keadaan rusak.

Image Caption

Gerakan Sandinista Menang

41 tahun yang lalu, tanggal 19 Juli 1979, perlawanan rakyat Nikaragua yang dipimpin oleh gerakan Sandinista, berhasil mencapai kemenangan dengan tergulingnya pemerintahan Anastasio Somoza Debayle.

Sebelumnya, Presiden Nikaragua adalah Jenderal Anastasio Somoza yang tewas tertembak tahun 1956. Ia digantikan oleh anaknya, Luis Somoza.

Pada tahun 1967, Luis Somoza digantikan oleh adiknya, Anastasio Somoza Debayle yang mendapat dukungan dari AS. Ketidakpuasan yang timbul di tengah-tengah rakyat memicu gerakan perlawanan dan kelompok gerilyawan Sandinista yang berhaluan kiri merupakan kelompok yang berjuang di garis depan dalam usaha penggulingan kekuasaan Somoza. Dalam gerakan perlawanan rakyat ini, 40.000 orang tewas dan lebih dari 200.000 lainnya kehilangan tempat tinggal.

Setelah kemenangan Sandinista, AS mengorganisasi gerakan anti-Sandinista atau gerakan Contra, yang dananya diambil dari penjualan senjata AS kepada Iran, sehingga memunculkan skandal besar dalam dunia politik AS yang disebut sebagai "Skandal Iran-Contra".

Dewan Keamanan

DK-PBB Ratifikasi Resolusi 598 Soal Gencatan Senjata Iran-Irak

33 tahun yang lalu, tanggal 29 Tir 1366 HS, akhirnya Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi bernomor 598 tentang segera dihentikan perang Iran-Irak.

Resolusi 598 ini berisikan 10 butir yang diratifikasi dengan mufakat oleh 15 anggota DK-PBB. Setelah berdiri selama 40 tahun, resolusi ini termasuk satu dari sedikit resolusi DK-PBB yang disepakati oleh 5 anggota tetap lembaga ini.

Rezim Baath Irak langsung mengumumkan bila Iran menerima resolusi itu, maka Irak menerima keseluruhan butir yang ada tanpa syarat. Berbeda dengan resolusi-resolusi sebelumnya, dalam resolusi 598 ini hak-hak bangsa Iran mendapat perhatian yang membuat pemerintah Iran tidak menolak resolusi tersebut. Satu-satunya yang ditekankan terkait resolusi itu adalah penetapan siapa yang bersalah dan pemicu perang.

Sikap Iran membuat berang musuh-musuhnya yang akhirnya menyeret mereka untuk terjun langsung dalam medan pertempuran. Amerika mengirim lebih dari 43 kapal perangnya ke Teluk Persia dan negara-negara sekutunya menghadiahi rezim Baath dengan pelbagai senjata. Aksi ini untuk menunjukkan puncak dari persekutuan mereka dengan rezim Baath Irak.

Sejak saat itu, permusuhan rezim Baath terhadap bangsa Iran dilakukan secara terbuka dengan dukungan mutlak Barat. Rezim Baath menebar terornya dengan senjata kimia dan hal ini dilakukan bukan hanya terhadap rakyat Iran, tapi juga kepada bangsanya sendiri. Akhirnya, Imam Khomeini ra yang melihat terjadinya pelbagai peristiwa dan memahami ada konspirasi di balik semua ini serta memperhatikan kepentingan Iran, beliau menerima resolusi 598, setahun setelah dikeluarkannya, tepat pada 27 Tir 1367 HS.