Aug 16, 2020 09:37 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 16 Agustus 2020
    Lintasan Sejarah 16 Agustus 2020

Hari ini, Ahad 16 Agustus 2020 bertepatan dengan 26 Dzulhijjah 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 26 Mordad 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Abulfadhail Amidi Lahir

882 tahun yang lalu, tanggal 26 Zulhijjah 559 HQ, Abulfadhail Ali bin Yusuf Amidi, seorang faqih dan sastrawan Islam lahir di kota Wasat, Irak.

Abulfadhail Ali bin Yusuf Amidi mendalami bidang ilmu fiqih, usul fiqih, sastra dan matematika, di Baghdad.

Faqih dan sastrawan muslim ini turut mendeklamasikan syair-syair yang sangat berbobot. Beliau meninggal dunia pada usia 49 tahun.

Image Caption

Tawanan Iran di Penjara Irak Mulai Kembali ke Tanah Air

30 tahun yang lalu, tanggal 26 Mordad 1369 HS, Republik Islam Iran menyaksikan kembalinya para tawanan Iran yang dibebaskan setelah bertahun-tahun mendekam di penjara-penjara menakutkan rezim Baath, Irak.

Sekaitan dengan kepulangan mereka, lembaga yang mengurusi mereka (Setad Residegi be Umur Azadegan), yang dibentuk pada 22 Mordad 1369, membebaskan juga tawanan Irak. Dengan bantuan lembaga-lembaga lain, lembaga yang mengurusi pembebasan tawanan Iran berhasil melakukan tukar menukar tawanan sebanyak 40 ribu tawanan, masing-masing dari Iran dan Irak.

Para tawanan Iran dengan keimanan yang teguh berhasil menghadapi segala tekanan dan siksaan badan selama di penjara. Mereka mampu membangun hubungan sosial, sekalipun ruang lingkupnya kecil di penampungan. Mereka menunjukkan kesabarannya dan ridha dengan takdir ilahi. Mereka disebut orang-orang bebas, karena berhasil membebaskan dirinya dari ikatan hawa nafsu.

Soekarno dan Hatta Diculik

75 tahun yang lalu, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke sebuah desa di sebelah utara Karawang yang bernama Rengasdengklok, Jawa Barat.

Image Caption

Peristiwa itu terjadi pada pukul 04.30 WIB. Pada waktu itu, Soekarno dan Hatta, tokoh-tokoh tua yang menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dibawa ke Rengasdengklok oleh golongan muda (Chairul Saleh dkk) yang menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang.

Pada tengah malam, mereka kemudian berangkat ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Yamamoto, dan malam harinya berkumpul di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Keesokan harinya, tepatnya pada 17 Agustus 1945, pernyataan proklamasi dikumandangkan.