Lintasan Sejarah 20 Agustus 2020
-
Lintasan Sejarah 20 Agustus 2020
Hari ini, Kamis 20 Agustus 2020 bertepatan dengan 30 Dzulhijjah 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 30 Mordad 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Iran Mewajibkan Nama Marga Bagi Warganya
86 tahun yang lalu, tanggal 30 Mordad 1313 HS, Iran mewajibkan setiap warganya untuk memiliki nama marga.
Di Iran penggunaan nama marga telah populer di tahun-tahun Revolusi Konstitusi di kalangan cendekiawan. Tapi dengan berakhirnya Perang Dunia Pertama dan di tahun 1304 HS, unit dari lembaga bernama Baladieh ditingkatkan menjadi Edareh (kantor) dan menyebut dirinya dengan nama Ehsaieh.
Setelah itu dan di masa pemerintahan kerajaan Reza Shah, pada 30 Mordad 1313 HS dengan disepakatinya undang-undang sipil, penggunaan julukan di tahun-tahun sebelumnya dihapus dan kemudian diwajibkan kepada seluruh warga Iran. Pada masa itu, para petugas catatan sipil dikirim ke seluruh negeri untuk mendata nama marga bagi setiap suku guna menjadi referensi hukum.
Pemilihan nama marga biasanya mengikuti beberapa cara dan salah satunya adalah dengan memakai nama salah satu kepala sukunya. Nama daerah dan nama atau tokoh paling populer dari keluarga (ayah, kakek dan seterusnya) merupakan cara lain yang biasa dipakai untuk memilih nama marga. Terkadang nama marga diambil berdasarkan pekerjaan dan profesi seperti Javahirian yang berasal dari tukang emas. Ada juga yang menjadikan nama marga dari ciri khas fisik orang itu, seperti Qahraman untuk seorang yang badannya kuat.
Akhirnya, dengan diratifikasinya undang-undang sipil di Iran pada tahun 1313 HS, maka pendaftaran nama marga juga diwajibkan. Berdasarkan undang-undang, pemimpin sebuah keluarga memilih nama marga untuk anggota keluarganya dan nama marga itu dipakai oleh seluruh anggota keluarganya. Sejak masa itu hingga kini lebih dari empat generasi dari warga Iran dipanggil berdasarkan nama marganya.

AS Serang Afganistan dan Sudan
22 tahun yang lalu, tanggal 20 Agustus 1998, Amerika menghujani Afganistan dan Sudan dengan rudal jarak jauh.
Serangan ini didasarkan kepada klaim Washington bahwa pelaku pengeboman Kedubes AS di Kenya dan Tanzania dua minggu sebelumnya, terkait dengan Afganistan dan Sudan. Selain itu, Washington memberi alasan bahwa penyerangan terhadap sebuah pabrik obat-obatan di Sudan dilakukan karena pabrik itu produsen senjata kimia.
Tuduhan AS ini sama sekali tidak pernah terbukti. Sebagian pengamat politik menyatakan bahwa serangan ini dilakukan untuk memalingkan perhatian masyarakat dari skandal asusila Bill Clinton, presiden AS waktu itu. Oleh karena itulah, serangan ini menimbulkan kemarahan dunia internasional terhadap politik agresi AS.