Okt 20, 2020 20:59 Asia/Jakarta

Anggota parlemen Uni Eropa menghabiskan lebih dari satu jam untuk membahas beragam isu terkait Iran selama persidangan pada hari Rabu, 7 Oktober 2020. Nasib perjanjian nuklir JCPOA yang disepakati pada 2015 itu mendominasi perdebatan.

Masa depan kesepakatan nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) tentunya akan bergantung pada hasil pemilu presiden Amerika Serikat pada 3 November 2020.

Uni Eropa telah gagal dalam kewajibannya di bawah JCPOA untuk memfasilitasi perdagangan dengan Iran yang bertentangan dengan sanksi AS.

AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump telah menarik dari dari JCPOA pada 2018 meskipun kesepaktan ini telah didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Setelah itu, Trump memulihkan semua sanksi terhadap Iran dan menerapkan kampanye tekanan maksimum terhadap negara ini.

Menurut para pakar, Uni Eropa benar-benar ingin menyelamatkan JCPOA karena ini adalah pencapaian yang menonjol untuk blok tersebut.

Banyak anggota parlemen Uni Eropa ingin melihat Trump kalah dalam pemilu presiden yang akan datang. Ada banyak sinisme dalam agendanya tentang Iran. (RA)