May 22, 2021 13:02 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 22 Mei 2021
    Lintasan Sejarah 22 Mei 2021

Iran Peringati Hari Mulla Sadra

Tanggal 1 Khordad, Republik Islam Iran memperingati Hari Mulla Sadra.
 
Sadr ad-Din Mohammad Shirazi yang dikenal dengan sebutan Sadr al-Mutaallihin dan Mulla Sadra lahir pada 9 Jumadil Awal 980 HQ di kota Shiraz. Fondasi keilmuan dan akhlaknya dibangun dengan menghadiri kuliah yang disampaikan gurunya Sheikh Bahai, ulama besar di masa kekuasaan Dinasti Safavi, Persia. Setelah itu beliau belajar filsafat, teologi dan irfan kepada Mirdamad dan ilmu-ilmu alam, matematika, perbintangan dan arsitektur pada Hakim Abul Qasem Mir Fandaraski.
 
Dengan penguasaannya akan filsafat Paripatetik, Iluminasi, Mulla Sadra kemudian sistem pemikiran filsafatnya dan menamakan aliran pemikirannya dengan Hikmah Muta’aliyah. Beliau menggabungkan empat aliran pemikiran penting seperti irfan, filsafat yang mencakup Paripatetik dan Iluminasi serta ajaran agama Islam dan membangun basis filsafat Hikmah Muta’aliyah. Mulla Sadra dalam bangunan filsafatnya berhasil menggabungkan irfan, filsafat dan agama atau penyucian jiwa, rasionalitas dan wahyu dalam sebuah sistem pemikiran yang harmonis. Mulla Sadra berusaha menafsirkan agama dengan pendekatan irfan dan filsafat. Beliau meninggalkan banyak karya tulis dan yang terpenting adalah buku monumentalnya al-Asfar al-Arba’ah.
 
Akhirnya alim dan filsuf ini meninggal dunia pada 1050 HQ di usia 70 tahun di kota Basrah dan dikebumikan di kota itu juga.
 
Mulla Sadra

 

Ibnu Muqlah Meninggal Dunia
 
1114 tahun yang lalu, tanggal 10 Syawal 328 HQ,  Abu Ali Muhammad bin Abdullah Baghdadi, yang terkenal dengan julukan Ibnu Muqlah, seorang penulis dan kaligrafer terkemuka muslim, meninggal dunia.
 
Ibnu Muqlah dilahirkan di kota Baghdad dan menuntut ilmu dari ulama-ulama terkemuka pada masa itu. Pada usia muda, Ibnu Muqlah telah diangkat sebagai menteri di pemerintahan Abbasiah.
 
Namun, penentangannya terhadap praktek despotisme dan penyelewengan yang dilakukan rezim Abbasiah, membuatnya dijebloskan ke penjara. Akhirnya, atas perintah rezim tersebut, lidah dan tangan Ibnu Muqlah dipotong dan kemudian dibunuh.
 
Ibnu Muqlah lebih terkenal dalam bidang kaligrafi. Di bidang ini, ia berhasil menciptakan beberapa jenis huruf baru. Karya penulisan yang ditinggalkan Ibnu Muqlah di antaranya berjudul "Risalah Fi Ilmi al-Khat wal Qalam".
 
CN-235 Jatuh di Serang
 
24 tahun yang lalu, tanggal 22 Mei 1997, pesawat buatan IPTN Bandung seri CN-235-PK-XNT versi militer jatuh di Lapangan Udara Gorda, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, dan menewaskan seluruh enam orang awaknya.
 
Pesawat itu sendiri hancur dan sebagian besar badan pesawat menjadi abu.
 
Pesawat nahas itu terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pukul 13.15 WIB untuk melakukan uji coba terbang rendah sambil menurunkan barang dari udara di atas Lapangan Udara Gorda. Namun baru 13 menit mengudara, pesawat terhempas dari ketinggian 200 meter.
 
Penyebabnya ialah tali parasut buatan Metrix Incorporation, Amerika Serikat, yang digunakan untuk menarik karung pasir seberat 4 ton keluar dari pesawat, putus saat beban telah terhela ke pintu belakang. Akibatnya pesawat terang yang melaju dengan kecepatan sekitar 200 kilometer per jam itu kehilangan keseimbangan dan terdongak hingga mengalami stall (kehilangan gaya angkat), lalu menjadi tak terkendali dan menghunjam tanah.[]