Melawan Rezim Zionis Menurut Islam
Artikel kali ini akan menyoroti pandangan Islam mengenai membela diri dan melawan penindasan, agresi dan penjajahan ?
Pemboman dan serangan brutal terhadap warga Palestina oleh rezim Zionis di Jalur Gaza telah membangkitkan kemarahan semua orang terhadap rezim ilegal ini. Kini pertanyaan mendasar kembali mengemuka, negara Palestina seberapa lama harus berada di bawah pendudukan rezim rasis Israel, dan warganya gugur, terluka, mengungsi dan dipenjara ? Mengapa komunitas internasional mengabaikan pendudukan dan pembantaian masasl rakyat Palestina oleh Zionis, tapi di kasus lain yang sama, mereka menindak tegas ?
Berdasarkan hukum internasional, pendudukan sebuah negara dikecam dan tertolak, serta rakyat negara yang dijajah secara hukum berhak untuk melawan penjajah hingga meraih kemerdekaan. Operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan pada 7 Oktober 2023 oleh muqawama Islam Hamas sejatinya untuk menjalankan hak legal dan rasional ini. Kini kita akan mengkaji apa pandangan Islam terkait hak membela diri dan melawan penindasan, agresi serta penjajahan ?
Merujuk pada ajaran dan nilai-nilai Islam menunjukkan bahwa agama ilahi ini mengusung pesan perdamaian, persahabatan dan keadilan. Tapi senantiasa individo, kelompok dan pemerintah yang melakukan penindasan dan memanjangkan tangannya untuk membantai, merampok harta dan wilayah orang lain, serta secara praktis menghancurkan peluang ketenangan dan perdamaian. Dalam kondisi mengenaskan seperti ini, Islam secara tegas menindak para agresor dan penindas, sehingga dengan menolak fitnah dan kejahatannya, masyarakat dapat kembali hidup bersama dalam damai.
Dalam Islam, tidak hanya penindasan terhadap orang lain yang dikutuk, namun menerima penindasan dan ketundukan kepada dominator dan agresor juga dikutuk. Di akhir surat Al-Baqarah ayat 279, Allah berfirman bahwa janganlah kamu menindas atau tunduk pada penindasan. Oleh karena itu, perjuangan dan perlawanan rakyat Palestina merupakan implementasi dari prinsip Islam dan Al-Quran tersebut. Dalam Surat al-Hajj ayat 39 dan 40, hal ini dengan jelas dinyatakan sebagai berikut: “Orang-orang yang diserang dan dibunuh secara zalim, diberi izin untuk membela diri dan berperang untuk jihad.” Dan tentu saja Tuhan mampu menolong mereka. / Orang-orang yang diusir secara tidak adil dari rumah dan kampung halamannya [dan tidak berdosa,] kecuali mereka berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan yang Maha Esa..."
Dalam ayat 39, tidak hanya umat Islam yang dianjurkan untuk membela diri, namun Allah berjanji akan membantu mereka. Menariknya, Al-Qur'an pada ayat berikutnya memperkenalkan kaum tertindas sebagai orang-orang yang terusir dari tanah airnya, hal ini sangat mirip dengan situasi masyarakat Palestina saat ini. Contoh terbaik dari sikap menolak berkompromi dengan penindas adalah kebangkitan Husein bin Ali as, cucu tercinta Rasulullah saw, melawan penindasan dan pemerintahan korup Yazid bin Muawiyah, khalifah Bani Umayyah. Beliau yang tidak menganggap Yazid layak menjadi khilafah dan memerintah umat Islam, tidak bersumpah setia (baiat) kepadanya dan dia serta para sahabatnya syahid dalam membela hak-hak dan cita-cita Islam.
Imam Husain as berkata dengan suara lantang, “Tidak mungkin kami tunduk pada kehinaan.” Dengan cara ini, pria terhormat itu menjadi teladan bagi orang-orang bebas dan pencari hak serta kebenaran di dunia sepanjang sejarah.
Apa yang dilakukan Hamas dan kelompok perlawanan Islam lainnya saat ini sebenarnya mengikuti slogan dan metode terhormat yang sama yang digunakan Imam Husein, yang kali ini digunakan untuk melawan penjajah Zionis yang kejam. Rezim palsu Israel telah menduduki Palestina selama 75 tahun dengan bantuan pemerintah Barat, terutama Amerika dan Inggris, dan tidak berhenti melakukan kejahatan apa pun terhadap mereka.
Kelompok-kelompok Palestina, yang mencari dukungan internasional dan Arab selama periode ini, menyadari bahwa tidak ada harapan terhadap mereka dan mereka hanya boleh meningkatkan kekuatan militer mereka dengan percaya kepada Tuhan dan mengandalkan dukungan rakyat dan berperang melawan militer Zionis. Karena Allah Swt dalam Surat As-Saff ayat 4 meminta muslimin sebisa mungkin bersiap dan mempersenjatai diri untuk melawan musuh. Imam Ali as menjelaskan masalah ini dengan mengatakan, "Ketahuilah bahwa orang lemah dan tidak mampu, tidak akan pernah bisa menghilangkan kezaliman dan penindasan, dan hak hanya dapat diperoleh melalui usaha..." Dengan demikian, kelompok perlawanan ini, khususnya Hamas, yang sepenuhnya berada dalam blokade dan pengawasan Israel, mampu meraih kemampuan militer yang luar biasa. Dan dalam beberapa pertempuran dengan rezim ilegal ini, berhasil membalas dengan tepat serangan sadis Israel.
Karena pentingnya jihad di jalan Tuhan untuk menekan penyerang dan memulihkan stabilitas dan perdamaian masyarakat, maka jihad telah diberikan banyak perintah dalam al-Qur'an dan hadis. Misalnya dalam surat As-Saff ayat 4 disebutkan, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” Dan Imam Shadiq as menyebut hasil kerja mujahidat sebagai berikut: “...selalu siap sedia di garis depan peperangan melawan musuh dan berperang di jalan Allah agar kalian mewariskan kehormatan dan kemuliaan kepada anak-anak kalian setelah kalian.”
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei berdasarkan perspektif Islami ini, terkait Palestina mengatakan, "Solusi tunggal bagi isu Palestina adalah muqawama dan perjuangan."
Kini pejuang Palestina berperang untuk membebaskan tanah air milik leluhurnya, dan yang diduduki Israel dengan paksa serta berbagai kejahatan. Dengan demikian, mereka berhak untuk berjuang hingga tanah air mereka dibebaskan secara penuh. Poin penting adalah seluruh umat Muslim berdasarkan ayat 75 Surat an-Nisa memiliki kewajiban sebisa mungkin membantu rakyat Palestina melawan kejahatan rezim Zionis. Dalam ayat ini, Allah Swt memperingatkan umat Islam Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".
Karena alasan inilah kini para pejuang perlawanan Islam di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman, dalam satu front yang bersatu dan terkoordinasi, membantu saudara-saudara mereka di Gaza untuk mengalahkan agresor dan tentara Israel yang membunuh anak-anak, dan Republik Islam Iran sepenuhnya mendukung mereka. Imam Khomeini (RA), pendiri Republik Islam Iran, yang menyebut Israel sebagai tumor dan kanker di kawasan, mengungkapkan prinsip kebijakan Iran terhadap Palestina sebagai berikut, "Kami berpihak pada kaum tertindas. Siapapun yang tertindas dimanapun dia berada, kami dukung dia dan rakyat Palestina adalah kaum tertindas. Israel telah menindas mereka, itu sebabnya kami mendukung mereka (rakyat Palestina).”