Hari Quds Sedunia Ungkap Genosida Rezim Zionis terhadap Palestina
Hari Quds Sedunia 2024 tiba ketika rezim Zionis terjebak di rawa Gaza dengan berbagai kejahatan kejinya, terutama berlanjutnya genosida terhadap orang-orang Palestina.
Inisiatif Imam Khomeini yang menetapkan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia merupakan prakarsa yang bertahan lama dan bersejarah. Setelah 45 tahun inisiatif ini berjalan, Hari Quds Sedunia diperingato setiap tahun dengan lebih antusias dibandingkan tahun sebelumnya yang menyebar di seluruh dunia.
Kini, seruan untuk mendukung Palestina disuarakan oleh seluruh pencari kebebasan di dunia, tidak hanya umat Islam saja. Masalah ini juga menimbulkan ketakutan dan kemarahan rezim Zionis menjelang peringatan Hari Quds Sedunia besok.
Hari Quds Sedunia tahun 2024 digelar dalam situasi ketika tekanan terhadap rezim Zionis telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun Israel mengklaim sebagai aktor pemenang dalam perang Gaza, namun faktanya rezim Zionis justru menjadi pihak yang benar-benar kalah dalam perang ini. Hamas tidak hilang, bahkan dukungan terhadap operasi Badai Al-Aqsa semakin meningkat di kalangan masyarakat Gaza.
Unjuk rasa di wilayah pendudukan belum berakhir dan protes keluarga para tahanan Zionis juga meningkat. Banjir tuntutan untuk mencopot Benjamin Netanyahu dari jabatan perdana menteri rezim Zionis bukan hanya tidak berkurang, bahkan di dalam partai Likud sendiri tidak ada konsensus untuk melanjutkan jabatan perdana menterinya. Fakta-fakta ini menunjukkan konflik politik yang semakin meningkat di tubuh struktur politik Israel sendiri.
Di tingkat regional, tidak ada jejak normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan rezim Zionis, dan proses ini terhenti. Perjalanan diplomatik para pejabat Arab ke Tel Aviv dan pejabat Zionis ke beberapa negara Arab telah dihentikan.
Di level internasional, tekanan opini publik global dan kebencian publik dunia terhadap rezim Zionis telah meningkat, karena wajah sebenarnya rezim Zionis terungkap kepada masyarakat di dunia, Bahkan, Amerika Serikat sebagai pendukung penuh rezim Zionis harus abstain dalam sikapnya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan genosida di Gaza, sehingga tanda-tanda perselisihan antara Tel Aviv dan Washington semakin terlihat jelas..
Mengingat situasi ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pidatonya pada hari pertama tahun Baru Persia Nowruz 1403 Hs mengatakan, “Situasi rezim Zionis menjadi jelas bagi semua orang. Ternyata rezim Zionis tidak hanya berada dalam krisis untuk melindungi dirinya sendiri, bahkan mengalami krisis untuk keluar dari masalah yang dihadapinya. Masuknya rezim Zionis di Gaza menciptakan sebuah rawa baginya/ Saat ini, jika mereka keluar dari Gaza, maka akan kalah. Tapi jika mereka tidak keluar, maka tetap akan kalah. Inilah yang menimpa rezim Zionis."
"Kontradiksi yang ada dalam keputusan mereka dan kebingungan yang mereka alami telah menimbulkan perbedaan pendapat yang mendalam antara para pejabat rezim Zionis, sehingga mereka tidak dapat mengambil keputusan. Kini,rezim Zionis tidak dapat mengambil keputusan.” tegas Rahbar.
Tidak diragukan lagi, Jumat besok akan menjadi salah satu hari tersulit bagi Zionis karena kebencian terhadap rezim agresor ini akan semakin terlihat di seluruh dunia.(PH)