Tony Blair Mendukung Rencana Trump terkait Gaza
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i177638-tony_blair_mendukung_rencana_trump_terkait_gaza
Pars Today - Mantan Perdana Menteri Inggris dan kandidat untuk memimpin Gaza, dalam membela rencana pemerintahan Trump untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, menyebutnya "berani dan cerdas" dan mengklaim bahwa rencana itu "memberi kita peluang terbaik untuk mengakhiri dua tahun perang, kesengsaraan, dan penderitaan".
(last modified 2025-10-01T08:11:27+00:00 )
Okt 01, 2025 15:09 Asia/Jakarta
  • Tony Blair
    Tony Blair

Pars Today - Mantan Perdana Menteri Inggris dan kandidat untuk memimpin Gaza, dalam membela rencana pemerintahan Trump untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, menyebutnya "berani dan cerdas" dan mengklaim bahwa rencana itu "memberi kita peluang terbaik untuk mengakhiri dua tahun perang, kesengsaraan, dan penderitaan".

Menurut laporan Pars Today mengutip ISNA, Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris dan kandidat pemimpin Gaza, mengklaim dalam sebuah pernyataan hari Rabu (01/10/2025) yang dirilis oleh Tony Blair Foundation for Global Change bahwa "jika disetujui, rencana ini dapat mengakhiri perang, memberikan bantuan langsung ke Gaza, dan memberikan masa depan yang lebih baik dan cerah bagi rakyatnya, sekaligus menjamin keamanan Israel yang absolut dan abadi serta pembebasan semua sandera!"

Blair menambahkan dalam pernyataan intervensionis dan tidak benar bahwa "kesediaan Trump untuk memimpin Dewan Perdamaian guna mengawasi Jalur Gaza yang baru merupakan tanda dukungan dan keyakinan yang besar" terhadap masa depan Gaza.

Nama Blair disebut-sebut terkait Gaza sebagai bagian dari rencana Presiden AS Donald Trump, yang disebutkan oleh Presiden Trump sebagai anggota komite beranggotakan tiga orang untuk pengelolaan Jalur Gaza.

Surat kabar berbahasa Ibrani, Haaretz, melaporkan rencana Tony Blair untuk mengelola Jalur Gaza setelah genosida Israel berakhir.

Rencana itu mencakup pembentukan tiga pasukan keamanan dengan perkiraan anggaran sebesar $387,5 juta.

Menurut koran Haaretz, rencana Blair melibatkan struktur hierarki berlapis, dengan diplomat dan pengusaha internasional senior di pucuk pimpinan, sementara Palestina mengelola urusan di lapangan.

Menurut rencana setebal 21 halaman yang berjudul "Otoritas Transisi Internasional Gaza (GITA), entitas ini akan dikelola oleh dewan internasional.

Haaretz menambahkan, "Kepala badan internasional ini akan menjadi eksekutif politik tertinggi di Gaza, tetapi ia akan bekerja sama secara erat dengan Otoritas Palestina."

"Blair sendiri akan menjabat sebagai kepala GITA," kata surat kabar itu, mengutip sumber anonim di rezim Zionis Israel. (sl)