Salah satu surat kabar Israel, mengecam upaya sebagian media dan jenderal Zionis, untuk menampilkan seolah-olah dampak dan bahaya serangan balasan Iran, tidak berharga.
Surat kabar Rezim Zionis, mengabarkan pasukan Israel, setelah empat bulan, akhirnya keluar dari kota Khan Yunis, di selatan Gaza, tanpa hasil.
Jika Anda mengunjungi Tokyo pada pertengahan Maret, Anda mungkin beruntung dan menyaksikan bunga sakura bermekaran.
Menteri Luar Negeri Sudan, membantah tuduhan surat kabar Amerika Serikat, dan mengatakan bahwa Iran, tidak pernah meminta negaranya untuk membangun pangkalan di Laut Merah.
Surat kabar Amerika Serikat, menulis, pejabat Hamas, kepada Mesir, mengumumkan kesiapan untuk melindungi kota perbatasan Rafah, di selatan Gaza.
Surat kabar Rezim Zionis, menyebut pasukan Israel, saat ini telah berubah menjadi target empuk pasukan perlawanan Palestina, dan memperingatkan bertambahnya tentara Israel, yang tewas.
Koran Amerika Serikat, menilai serangan Ansarullah Yaman, atas Rezim Zionis, dan kapal-kapalnya di Laut Merah, untuk mendukung Palestina, menyebabkan popularitas kelompok ini meningkat di seluruh kawasan Asia Barat (Timur Tengah).
Surat kabar Rezim Zionis, menulis, berbeda dengan klaim pejabat tinggi Israel, di media, mereka menginginkan gencatan senjata jangka panjang di Gaza, karena pasukan Israel, tidak bersedia tinggal berlama-lama di Gaza.
Surat kabar Rezim Zionis, mengatakan Perdana Menteri Israel, terpaksa menerima gencatan senjata empat hari karena mendapat tekanan publik, dan keluarga tawanan Zionis.
Setelah lebih dari sebulan, rezim Zionis akhirnya mengakui bahwa helikopternya secara keliru menargetkan para peserta festival musik di sekitar Jalur Gaza pada 7 Oktober.