Harga Minyak Naik Seiring Kemajuan Perundingan Perdagangan AS-Cina
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i179074-harga_minyak_naik_seiring_kemajuan_perundingan_perdagangan_as_cina
Pars Today - Harga minyak naik pada hari Senin (27/10/2025) di tengah laporan kemajuan dalam perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina, yang meningkatkan harapan akan pemulihan permintaan energi global.
(last modified 2025-10-27T07:37:59+00:00 )
Okt 27, 2025 14:34 Asia/Jakarta
  • Sumur minyak
    Sumur minyak

Pars Today - Harga minyak naik pada hari Senin (27/10/2025) di tengah laporan kemajuan dalam perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina, yang meningkatkan harapan akan pemulihan permintaan energi global.

Minyak mentah Brent naik 46 sen, atau 0,7 persen, menjadi $66,40 per barel pada awal perdagangan, IRNA melaporkan pada hari Senin, mengutip Reuters. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 46 sen, atau 0,75 persen, menjadi $61,96 per barel. Kedua harga acuan tersebut masing-masing telah naik 8,9 persen dan 7,7 persen dalam sepekan terakhir, didorong oleh sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Rusia.

Haitong Securities mengatakan dalam sebuah catatan bahwa sentimen pasar telah membaik setelah sanksi baru terhadap Rusia dan meredanya ketegangan perdagangan AS-Cina, yang telah meredakan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan minyak.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Minggu (26/10) bahwa para pejabat ekonomi dari kedua negara telah mencapai kesepakatan di Kuala Lumpur mengenai "kerangka kerja substansial" untuk kesepakatan perdagangan yang akan membuka jalan bagi perundingan langsung antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping dalam beberapa hari mendatang.

Bessent mengatakan kerangka kerja tersebut akan menghindari tarif AS sebesar 100% atas barang-barang Cina dan juga akan mencakup penangguhan pembatasan ekspor unsur tanah jarang Cina.

Trump juga menyatakan harapannya pada hari Minggu bahwa kesepakatan dengan Beijing akan tercapai dalam waktu dekat dan mengumumkan pertemuan di Cina dan AS.

Tony Sycamore, analis di IG mengatakan bahwa tercapainya kerangka kerja kesepakatan perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia telah meredakan kekhawatiran pasar tentang dampak sanksi baru terhadap Rusia.

Namun, Yang An, analis di Haitong Securities memperingatkan, "Jika sanksi terhadap energi Rusia kurang efektif dari yang diperkirakan, tekanan kelebihan pasokan dapat kembali ke pasar."(sl)