Rusia Umumkan Kegagalan NATO Mengganggu Proses Negosiasi Perdamaian
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i181474-rusia_umumkan_kegagalan_nato_mengganggu_proses_negosiasi_perdamaian
Pars Today - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Organisasi Pakta Atlantik Utara (NATO) tidak berhasil mengganggu jalannya negosiasi terkait Ukraina, sehingga kini menggunakan bahasa ancaman terhadap Rusia.
(last modified 2025-12-03T06:51:35+00:00 )
Des 03, 2025 13:48 Asia/Jakarta
  • Maria Zakharova, Jubir Kemenlu Rusia
    Maria Zakharova, Jubir Kemenlu Rusia

Pars Today - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Organisasi Pakta Atlantik Utara (NATO) tidak berhasil mengganggu jalannya negosiasi terkait Ukraina, sehingga kini menggunakan bahasa ancaman terhadap Rusia.

Menurut laporan IRNA pada hari Rabu (03/12/2025), Maria Zakharova, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia dalam wawancara dengan Radio Sputnik menanggapi pernyataan Ketua Komite Militer NATO dengan menyebut bahwa ancaman tersebut muncul akibat kegagalan aliansi militer itu dalam mengganggu proses negosiasi perdamaian Ukraina.

Zakharova menekankan bahwa pernyataan tersebut muncul tepat ketika kontak dan negosiasi terkait penyelesaian konflik Ukraina semakin aktif. Sebelumnya Barat telah berusaha mengganggu proses tersebut dengan menyebarkan materi anti-Rusia, tapi gagal. Karena upaya itu tidak membuahkan hasil, kini mereka beralih pada ancaman dan intimidasi.

Giuseppe Cavo Dragone, Ketua Komite Militer NATO sebelumnya dalam wawancara dengan harian Inggris Financial Times menyatakan bahwa aliansi militer tersebut sedang mempertimbangkan pendekatan yang lebih tegas dalam menanggapi operasi siber, aksi sabotase, dan pelanggaran wilayah udara negara-negara Eropa oleh Rusia. Pendekatan itu, menurutnya, dapat berubah dari sekadar “reaksi” menjadi tindakan “pencegahan”.

Ia menambahkan bahwa tindakan “pencegahan” dalam kondisi tertentu dapat dianggap sebagai “tindakan defensif”, tapi menekankan bahwa pendekatan semacam itu “sangat jauh dari cara berpikir dan perilaku biasa kami” dan harus mempertimbangkan aspek hukum serta yudisial.

Pernyataan Ketua Komite Militer NATO tersebut muncul setelah negara-negara Eropa dalam beberapa tahun terakhir menghadapi serangkaian serangan gabungan, termasuk serangan siber, sabotase mencurigakan, serta berbagai kerusakan terhadap infrastruktur di Laut Baltik. Dalam semua kasus ini, tudingan negara-negara Eropa diarahkan kepada Rusia.

Moskow berulang kali menegaskan bahwa tidak berniat menyerang anggota NATO maupun negara Eropa mana pun. Sebaliknya, menurut Rusia, NATO-lah yang dengan mendukung perang Ukraina dan mengirimkan senjata ke negara itu, dan secara langsung berperang dengan Rusia.

Dalam kaitan ini, Valentina Matviyenko, Ketua Dewan Federasi Rusia, menegaskan bahwa Rusia saat ini tidak sedang berperang dengan Ukraina, melainkan berhadapan dengan NATO, karena NATO menggunakan tangan pasukan Ukraina untuk berperang melawan Rusia.(sl)