Ketika Tel Aviv Berada Dalam Jangkauan Tembak Ansarullah Yaman
Menanggapi semakin intensifnya serangan rezim Zionis di Gaza dan mengabaikan permintaannya untuk menghentikan serangan balasan di Eilat dengan imbalan pengiriman makanan ke Gaza, Ansarullah memperluas cakupan serangannya dari Eilat hingga Tel Aviv, ibu kota rezim ini.
Militer Yaman mengeluarkan pernyataan mengenai operasi militer yang menargetkan sasaran penting di wilayah Yafa yang diduduki, yang oleh Israel disebut Tel Aviv.
Dalam keterangannya disebutkan bahwa serangan ini dilakukan dengan drone baru bernama Yafa yang memiliki kemampuan melewati sistem pencegat dan tidak dapat dideteksi oleh radar.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah militer Israel mengumumkan bahwa ada target udara yang menyerang di dekat kedutaan Amerika di Tel Aviv sehingga menyebabkan ledakan.
Menurut wartawan Palestina, ledakan terjadi di salah satu jalan terbesar di Tel Aviv dan di kawasan keamanan yang penuh dengan menara, kedutaan, dan pertahanan udara, terutama kedutaan Amerika, yang hanya berjarak puluhan meter dari lokasi ledakan.
Suara ledakannya begitu dahsyat hingga terdengar dari jarak 40 kilometer dari lokasi ledakan dan suaranya sampai ke Tepi Barat.
Video-video yang dipublikasikan di jejaring sosial menunjukkan munculnya asap putih di dekat kedutaan Amerika, dan mengingat Yaman selalu menganggap Amerika bertanggung jawab atas kejahatan rezim Zionis, operasi ini menunjukkan bahwa drone tersebut mampu mencapai target yang telah ditentukan.
Departemen penyelamatan dan ambulans rezim Zionis mengungkapkan, akibat ledakan ini, satu orang Zionis tewas dan 10 lainnya luka-luka.
Menurut sumber Zionis, drone ini memasuki Wilayah Pendudukan melalui laut dan berhasil lolos dari sistem radar.
Sebagai reaksi pertama terhadap serangan ini, tentara Israel mengklaim kegagalannya dan menyatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan bahwa kegagalan mencegat drone ini disebabkan oleh "kesalahan manusia".
Tujuan dari pernyataan ini adalah untuk menutupi ketidakefisienan sistem radar rezim ini dan dikhawatirkan akan menghadapi krisis dalam penjualan sistem tersebut.
Ketidakefektifan sistem ini juga terbukti dalam serangan rudal dan drone Ansarullah dan kekuatan perlawanan lainnya di pelabuhan dan pusat strategis rezim ini.
Selain itu, perluasan cakupan serangan Ansarullah di Tel Aviv merupakan respons terhadap desakan rezim atas serangan dan kejahatannya di Gaza, terutama dalam meningkatkan tekanan ekonomi terhadap warga sipil di wilayah tersebut, yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebelumnya, Mohammed Ali Al-Houthi pernah menyebutkan dalam pernyataan yang ditujukan kepada rezim Zionis, Selama Anda mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza, Tentara Mujahidin Yaman akan mengizinkan (barang) masuk ke pelabuhan Eilat.
Pelabuhan rezim Zionis di Eilat, yang mengalami penurunan volume pertukaran perdagangan sebesar 85% setelah serangan angkatan bersenjata Yaman telah meminta bantuan keuangan dari rezim ini, yang mengungkapkan konsekuensi ekonomi dari serangan-serangan ini.
Situasi seperti ini semakin memperparah krisis ekonomi yang disebabkan oleh membengkaknya biaya perdagangan maritim akibat perubahan rute kapal kargo di Laut Merah dan Bab Al-Mandab.
Eilat terletak di pantai selatan Laut Merah yang menghubungkan Israel dengan Asia dan Samudera Hindia tanpa perlu melewati Terusan Suez.
Dalam beberapa bulan terakhir, Militer Yaman menargetkan beberapa kapal atau kapal Israel yang menuju Wilayah Pendudukan di Laut Merah dan Selat Bab Al-Mandab untuk mendukung perlawanan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Pasukan Militer Yaman berkomitmen selama rezim Israel tidak menghentikan serangannya di Gaza, mereka akan terus menyerang kapal-kapal rezim ini atau kapal-kapal yang menuju Wilayah Pendudukan di Laut Merah.
Artinya, tujuan menghentikan serangan balasan ini adalah atas dasar rezim Zionis, dan dengan menghentikan serangan di Gaza, rezim ini dapat membuka jalan untuk menghentikan serangan Poros Perlawanan.(sl)