Amnesti Internasional: AS Mitra Rezim Zionis dalam Aksi Genosida Warga Palestina
Amnesti Internasional memperingatkan Amerika tentang pasokan senjata kepada rezim Zionis dalam perang Gaza.
Paul O'Brien, Direktur Amnesti Internasonal mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa (23/7) mengumumkan, Amerika Serikat mengetahui bahwa Israel secara ilegal menggunakan senjata buatannya untuk kejahatan perang (di Gaza), dan ini berarti bahwa Washington bahkan terlibat lebih dalam kejahatan ini karena penyediaan senjata kepada Israel.
Meskipun sepuluh bulan telah berlalu sejak perang di Gaza dan adanya banyak bukti mengenai genosida rakyat Gaza yang tertindas oleh rezim Zionis, Amerika Serikat, sebagai sekutu strategis rezim ini, terus menekankan untuk mempersenjatai Tel Aviv dan mengirimkan amunisi dan bom dalam jumlah besar.
Ini mengirimkan pesan yang sangat kuat ke rezim Zionis untuk membunuh rakyat tertindas di Gaza.
Sebenarnya, dukungan Gedung Putih yang tidak perlu diragukan lagi terhadap Tel Aviv selalu menjadi lampu hijau bagi rezim Zionis untuk terus melanjutkan aksi kriminalnya, khususnya genosida terhadap masyarakat Gaza dan penggunaan senjata kelaparan di Jalur Gaza.
Pada saat yang sama, banyak negara dan organisasi hak asasi manusia seperti Amnesty International ingin berhenti mengirimkan amunisi dan senjata Amerika ke Israel, yang digunakan untuk membunuh warga Palestina di Gaza.
Masalah ini telah menjadi pertimbangan dalam pernyataan Amnesty International. Pernyataan tersebut menyatakan: Pemerintah AS telah menerima bukti yang cukup dan memadai dari para ahli di seluruh dunia tentang penggunaan senjata Amerika dalam kejahatan perang dan pembunuhan ilegal terhadap orang-orang oleh Israel.
Dengan memperingatkan Gedung Putih tentang kebijakannya mengenai perang Gaza, O'Brien menyatakan, Pengiriman senjata Amerika yang terus-menerus ke Israel akan membuat Amerika Serikat terlibat dalam pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Tel Aviv karena penyediaan senjata kepada rezim ini.
Pada saat yang sama, meningkatnya pembantaian terhadap orang-orang tertindas di Gaza dengan senjata Amerika telah menyebabkan meningkatnya permintaan untuk menghentikan penjualan senjata tersebut kepada rezim Zionis.
Sehubungan dengan hal ini, pada awal Mei 2024, 88 perwakilan Partai Demokrat di Kongres AS menuntut larangan penjualan senjata ofensif ke Israel dengan mengirim surat kepada Presiden AS Joe Biden.
Dalam surat perwakilan Kongres Amerika yang ditujukan kepada Biden disebutkan, Pembatasan yang dilakukan Israel terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Perwakilan tersebut menekankan dalam suratnya bahwa mereka yakin pembatasan rezim Zionis dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melanggar hukum Amerika Serikat.
Menariknya, Senator Chris Van Hollen dan beberapa anggota Senat AS juga turut mendampingi 88 perwakilan Kongres AS itu.
Van Hollen mengatakan bahwa kami berusaha mencegah pemerintah AS mengirimkan lebih banyak senjata ofensif ke Israel sampai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengubah kebijakannya untuk mengatasi kekhawatiran Amerika.
Sebelumnya, 40 anggota Kongres AS, termasuk Nancy Pelosi, mantan ketua DPR AS telah meminta Biden melalui surat untuk menghentikan penjualan senjata kepada rezim Zionis dan menjadikan bantuan Washington kepada rezim tersebut bersyarat.
Selain itu, kelompok kerja independen, yang terdiri dari mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS dan pakar hukum internasional mengumumkan pada pertengahan Mei 2024 bahwa rakyat Gaza menjadi martir karena amunisi Amerika.
Menurut kelompok tersebut, hampir 35.000 warga Palestina telah tewas, termasuk 14.000 anak-anak, dan mencatat bahwa “sebagian besar dari mereka terbunuh oleh amunisi Amerika”.
Terlepas dari berbagai permintaan tersebut, pemerintahan Biden masih bersikeras untuk melanjutkan kebijakannya saat ini berdasarkan dukungan menyeluruh terhadap rezim Zionis.
Meskipun rezim ini menolak menerima tuntutan masyarakat internasional, termasuk permintaan Amerika Serikat untuk melakukan gencatan senjata dalam perang Gaza, pemerintahan Biden dan pejabat senior Amerika hanya mengeluarkan peringatan yang tidak efektif kepada Tel Aviv dan tidak menggunakan tekanan politik dan keuangan agar memaksa Israel menghentikan perang di Gaza.
Pada saat yang sama, keberatan terhadap kebijakan dan pendekatan pemerintahan Biden terhadap perang Gaza di Amerika Serikat mencakup mulai dari tingkat masyarakat hingga pemerintahan.
Termasuk dukungan masyarakat Gaza dan protes terhadap kebijakan pemerintahan Biden yang mendukung rezim Zionis secara menyeluruh, telah terjadi peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari berbagai kelas mahasiswa di universitas-universitas Amerika.
Sejak dimulainya protes terhadap perang Israel di Gaza, yang telah menyebabkan puluhan ribu orang gugur syahid dan terluka di masyarakat wilayah ini, sebuah gerakan nasional yang disebut "Gerakan Solidaritas dengan Gaza" telah dimulai dari Universitas Columbia di New York, AS, dan telah menyebar ke universitas-universitas Amerika lainnya.
Gerakan ini sekarang berlanjut tidak hanya di universitas-universitas Amerika tetapi juga di universitas-universitas di negara-negara Eropa.(sl)