Ketika Rezim Zionis Semakin Lemah dan Putus Asa Akibat Kelanjutan Operasi Perlawanan
Dalam babak baru serangan, kekuatan perlawanan di kawasan, termasuk di Irak, Yaman dan Lebanon, menargetkan sasaran strategis jauh di Wilayah Pendudukan.
Perlawanan Islam di Irak, pada hari Minggu (15/9), menargetkan sasaran penting jauh di wilayah Palestina yang diduduki di Haifa.
Pasukan perlawanan Islam di Irak sebelumnya telah memperingatkan bahwa jika serangan rezim Zionis di Gaza terus berlanjut, mereka akan mengintensifkan operasi mereka terhadap posisi rezim tersebut.
Radio Militer Zionis juga mengumumkan bahwa selama 48 jam terakhir, 150 rudal dan drone telah ditembakkan dari Lebanon selatan menuju Al-Khalil dan Golan di wilayah utara Palestina yang diduduki.
Babak baru serangan oleh pasukan perlawanan dari Irak dan Lebanon terjadi dalam situasi di mana sebelumnya sebuah rudal balistik dari Yaman juga menghantam dekat Bandara Ben Gurion.
Serangan kelompok perlawanan di kawasan telah menimbulkan ketakutan dan kepanikan di kalangan otoritas Zionis dan mereka mengakui ketidakmampuan mereka untuk menghadapinya.
Pusat Penelitian Keamanan Dalam Negeri Rezim Zionis, dengan menerbitkan laporannya, mengakui bahwa gerakan Ansarullah Yaman, selain memiliki kemampuan untuk menyasar rezim Zionis, juga telah memperluas kekuatan rudalnya sedemikian rupa sehingga dapat menghujani rudal ke pusat Wilayah Pendudukan.
Pusat Penelitian Keamanan Dalam Negeri Zionis juga menyatakan, Drone Yaman telah membuktikan keefektifannya dalam menargetkan Tel Aviv dan membunuh warga Israel.
Publikasi gambar serangan rudal militer Yaman di Tel Aviv memaksa tentara Zionis mengakui kegagalan sistem pertahanan rezim ini dalam mencegat rudal tersebut.
Ini adalah pertama kalinya sebuah roket menghantam pusat Wilayah Pendudukan di Tel Aviv; bahwa bukan hanya pertahanan rezim Zionis tetapi juga pertahanan Amerika di kawasan tidak dapat mencegatnya.
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis bungkam mengenai babak baru serangan pasukan perlawanan terhadap Wilayah Pendudukan dalam rapat kabinet rezim ini di Tel Aviv dan menyinggung serangan udara rezim Zionis di Yaman pada tahun Juli.
Putaran baru operasi ekstensif yang dilakukan oleh kekuatan perlawanan telah berdampak langsung pada perkembangan di kawasan sedemikian rupa sehingga para pemimpin rezim Zionis terpaksa menunjukkan kelemahan dan ketidakmampuan mereka dalam menghadapi serangan-serangan ini.
Proses operasi kelompok perlawanan beberapa hari terakhir ini berbeda dengan sebelumnya.
Serangan rudal balistik Militer Yaman terjadi dalam situasi di mana sistem pertahanan udara rezim Zionis tidak memiliki kemampuan untuk mencegatnya, dan operasi ini menunjukkan bahwa kedalaman Wilayah Pendudukan berada di garis bidik kekuatan rudal perlawanan.
Perang di Gaza telah membuat rezim Zionis semakin rentan, dan kelanjutan proses ini akan menyebabkan Zionis tidak lagi memiliki kemampuan untuk berkonfrontasi dan merespons, serta menghadapi kekuatan perlawanan Palestina dan kelompok perlawanan lainnya di kawasan.
Pusat militer, keamanan, dan spionase sensitif rezim Zionis rusak parah akibat serangan rudal dan drone di Wilayah Pendudukan, dan babak baru operasi pasukan perlawanan mengungkapkan bahwa Tel Aviv tidak mampu mengimbangi serangan tersebut.
Keputusasaan rezim Zionis untuk menanggapi operasi perlawanan meskipun ada dukungan finansial dan militer tanpa henti dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat terhadap rezim ini menunjukkan perubahan dalam proses perimbangan regional, di mana kekuatan perlawanan adalah pemain utamanya. dalam perkembangan baru ini, dan Zionis serta para pendukungnya telah gagal menerimanya.(sl)