Ketika Poros Perlawanan Mengaktifkan Berbagai Front Secara Simultan
Front perlawanan, seperti yang mereka lakukan selama perang Gaza, kembali membentuk front persatuan melawan rezim Israel setelah rezim ini melancarkan serangan besar-besaran di Lebanon.
Menyusul serangan rudal perlawanan Yaman di Tel Aviv, lebih dari dua juta Zionis bergegas ke tempat penampungan dan bandara Ben Gurion juga ditutup.
Tentara pendudukan Zionis mengakui bahwa setidaknya satu rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman menghantam Tel Aviv dan melukai sedikitnya 17 Zionis.
Menurut laporan media-media Zionis, Beberapa orang terluka akibat kepanikan dan kerumunan pemukim saat melarikan diri ke tempat penampungan di Tel Aviv.
Sumber senior Yaman mengungkapkan kepada TV Al-Mayadeen bahwa lebih dari satu titik menjadi sasaran operasi ini dan mengirimkan pesan kepada pendudukan Israel bahwa "musuh harus menganggap Yafa (Tel Aviv) yang diduduki tidak aman".
Abdul Malik Al-Houthi, Pemimpin Ansarullah Yaman juga menyatakan bahwa minggu ini, kami melancarkan operasi untuk mendukung Palestina dengan 39 rudal balistik, rudal bersayap dan drone, dan selama serangan terhadap Gaza terus berlanjut, semua front perlawanan dan dukungan untuk Palestina akan terus melanjutkan operasi mereka.
Sementara itu, perlawanan Islam di Irak mengumumkan serangan rudal terhadap sasaran penting di Palestina yang diduduki.
Jumat pagi, Perlawanan Islam Irak mengumumkan serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran di Golan yang diduduki.
Setelah serangan Perlawanan Islam Irak, rezim pendudukan Zionis meminta pemukim Golan untuk mematuhi instruksi pada hari Selasa dan mengumumkan keadaan siaga maksimum.
Kelompok perlawanan mencapai kesepakatan pada hari Selasa, yang paling penting adalah untuk secara langsung terlibat dalam pertempuran bersama Hizbullah Lebanon melawan kemungkinan operasi darat musuh Zionis.
Berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara kelompok perlawanan Irak, ruang lingkup konflik akan mencakup pihak-pihak dan negara-negara yang mendukung rezim Zionis dalam agresinya terhadap Lebanon.
Dalam seminggu dan bulan terakhir, perlawanan Irak juga menargetkan berbagai sasaran sensitif dan penting di Eilat, yang terletak di selatan Palestina yang diduduki.
Kelompok ini sebelumnya telah memperingatkan wilayah-wilayah pendudukan dalam operasi-operasi sebelumnya bahwa jika rezim Zionis melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, maka mereka akan mengintensifkan operasinya terhadap posisi rezim tersebut.
Perlawanan Yaman dan Irak telah membantu Hizbullah sementara serangan defensif Hizbullah terus berlanjut dan jangkauan serangan meluas sebanding dengan serangan rezim Zionis.
Setelah perluasan serangan rezim Zionis ke selatan dan timur Lebanon, Hizbullah juga memperluas cakupan serangannya ke Haifa, dan dengan cara ini, satu juta Zionis lainnya berada dalam situasi yang sama dengan para pemukim di front utara, di mana seratus ribu di antaranya terpaksa bermigrasi ke daerah pusat.
Dalam hal ini, sumber-sumber berbahasa Ibrani melaporkan penembakan puluhan roket dari Lebanon selatan menuju pemukiman dan pangkalan Israel di utara Palestina yang diduduki, di mana markas cadangan Angkatan Darat Utara, pangkalan cadangan Angkatan Darat Al-Jalil, dan cadangan logistik yang berada di Ami'ad menjadi sasarannya.
Serangan Hizbullah telah menimbulkan ketakutan dan kepanikan di kalangan Zionis, sehingga seluruh kegiatan pendidikan di kota Haifa yang diduduki ditutup dan warga diminta mengungsi ke tempat pengungsian.
Menimbang bahwa Netanyahu telah mengumumkan tujuan memperluas serangan terhadap Lebanon untuk menciptakan ruang bagi mengembalikan para pemukim ke Wilayah Pendudukan, kini dengan dibukanya front perlawanan secara bersamaan, pintu tempat penampungan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki telah dibuka. Zionis, dan berlanjutnya perang pada akhirnya akan menyebabkan seluruh Wilayah Pendudukan Palestina harus berada dalam situasi yang sama dengan front utara.(sl)