Republik Islam Iran Menekankan Persatuan Umat Islam Melawan Zionis
Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian menekankan perlunya persatuan umat Islam melawan rezim kriminal Zionis.
Presiden Pezeshkian menilai berlanjutnya kejahatan keji yang dilakukan rezim genosida Israel sebagai akibat dari adanya perbedaan dan faksi di antara negara-negara Islam dan menyerukan penguatan persatuan di antara mereka melawan rezim Zionis.
Presiden Republik Islam Iran, dalam pertemuan dengan warga Iran yang tinggal di Qatar, menambahkan bahwa jika umat Islam bersatu, mereka akan membawa kehormatan dan kebanggaan bagi diri mereka sendiri, dan tidak ada yang berani memandang mereka dengan hina atau ancaman.
Permintaan ini penting karena masyarakat dan negara-negara Islam memiliki banyak kesamaan untuk memperkuat hubungan di antara mereka dan untuk membentuk Umat Islam yang benar-benar bersatu, yang jika diperhatikan maka akan membentuk organisasi yang jauh lebih kuat daripada Uni Eropa.
Dari sudut pandang Islam, Al-Qur'an adalah kitab suci terbesar yang dimiliki oleh seluruh umat Islam, yang menekankan persatuan umat Islam melawan orang-orang kafir dan musuh-musuhnya.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir kepada umat manusia di dunia, nabi bagi seluruh umat Islam, yang ucapan dan perilakunya dalam menghadapi musuh merupakan contoh yang sangat baik untuk era sekarang demi persatuan dan persaudaraan umat Islam melawan musuh-musuhnya.
Selain persoalan agama, umat Islam juga menghadapi tantangan yang sama dalam persoalan keamanan, seperti kejahatan rezim Zionis yang rasis dan pendudukan tanah Palestina, yang juga menunjukkan perlunya memperkuat solidaritas dan persatuan antara negara-negara Islam.
Untuk itu, Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, juga menganggap pengembangan dan penguatan hubungan dengan negara-negara tetangga sebagai prioritas Republik Islam Iran dan menekankan upaya pembentukan “kawasan yang kuat”.
Dalam pesan di internet, ia menyebutkan bahwa pertemuan informal pertama para menteri luar negeri Iran dan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk Persia yang juga diadakan di sela-sela KTT Forum Kerja Sama Asia di Qatar, dan menekankan tujuan Republik Islam Iran untuk menciptakan "kawasan yang kuat" dan dialog" adalah suatu keharusan dalam hal ini.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia, Menteri Luar Negeri Iran menekankan perhatian terus-menerus Republik Islam Iran terhadap negara-negara tetangganya dan pengembangan kerja sama regional serta bergerak menuju penciptaan kawasan yang kuat dengan partisipasi semua negara di kawasan.
Patut dicatat bahwa dalam pertemuan para menteri luar negeri Iran dan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia, yang diadakan di bawah kepemimpinan Syeikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, ditekankan mengenai konvergensi dan kerja sama negara-negara kawasan di berbagai bidang.
Yang penting dari sudut pandang Republik Islam Iran, khususnya dalam situasi saat ini, adalah implementasi perjanjian penguatan konvergensi dan persatuan di antara negara-negara Islam, agar musuh-musuh umat Islam mengetahui bahwa pembicaraan memperkuat konvergensi dan persatuan. tidak hanya di atas kertas, dan para pemimpin komunitas Islam dengan memahami situasi saat ini bahwa rezim rasis Zionis terus membunuh umat Islam dengan kejahatannya di Gaza dan Lebanon, mereka harus bergandengan tangan dan mengumpulkan seluruh kapasitasnya untuk menghadapi musuh umat Islam secara tegas dan mengalahkan rezim pendudukan ini.(sl)