Impian Zionis Mewujudkan Sungai Nil hingga Efrat di Tengah Kelalaian Negara Arab
(last modified 2024-10-13T04:03:14+00:00 )
Okt 13, 2024 11:03 Asia/Jakarta
  • Bendera Zionis
    Bendera Zionis

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Menteri Keuangan Zionis Bezalel Smotrich mengumumkan klaim lama Zionis atas sebuah rezim dari Sungai Nil hingga Efrat sebagai rencana rezim Israel.

Smotrich mengatakan, Saya mengatakan dengan jelas bahwa kami menginginkan sebuah negara Yahudi yang mencakup Yordania, Arab Saudi, Mesir, Irak, Suriah dan Lebanon!

Setahun telah berlalu sejak genosida rezim Zionis terhadap Gaza dan sekitar satu bulan telah berlalu sejak kejahatan rezim Zionis terhadap Lebanon.

Selama ini, belum ada kekuatan dunia dan organisasi internasional yang berhasil menghentikan kejahatan rezim Zionis dan bahkan belum mengambil tindakan serius apa pun.

Kini, dengan komentar beberapa pejabat Zionis, jelas bahwa rezim Zionis sedang berusaha memperluas wilayah pendudukannya dan bahkan mengingini tanah negara-negara seperti Arab Saudi dan Mesir.

Pada hakikatnya, keberlanjutan perang di Gaza dan Lebanon telah menjadi aspek geopolitik bagi rezim Zionis, dan rezim ini berusaha memanfaatkan peluang yang telah diberikan dalam bentuk perang sebagai peluang bagi geografi wilayah pendudukan dan mewujudkan impian lama tentang Sungai Nil hingga Efrat.

Menteri Keuangan Zionis Bezalel Smotrich

Dalam hal ini, orang-orang seperti Smotrich dan Ben-Gvir, dua menteri di kabinet Benjamin Netanyahu, percaya bahwa sekarang adalah kesempatan baik untuk memperluas geografi wilayah yang diduduki.

Yang penting dalam situasi saat ini bukanlah apakah pernyataan-pernyataan tersebut akan direalisasikan dalam praktik atau tidak, tapi yang penting adalah pernyataan-pernyataan tersebut mengandung beberapa poin besar.

Poin pertama, kabinet Israel saat ini adalah kabinet yang sangat rasis dan ekstrem yang tidak mematuhi hukum dan norma internasional, dan hanya menekankan perilaku agresif dan rasis serta memiliki pandangan serakah terhadap geografi negara-negara Islam.

Poin kedua, pernyataan Menteri Keuangan Rezim Zionis harus menjadi alarm dan peringatan bagi otoritas negara-negara Arab untuk menghindari optimisme yang berlebihan terhadap pejabat Zionis dan memahami bahwa normalisasi hubungan dengan rezim Zionis tidak akan pernah membawa keamanan, perdamaian dan tidak akan membawa stabilitas, justru akan menimbulkan ancaman yang serius.

Hal penting lainnya adalah negara-negara Arab kini harus sadar bahwa mendukung penghapusan Hamas atau Hizbullah Lebanon seperti yang diinginkan rezim Zionis bukan hanya tidak akan membawa perdamaian, stabilitas dan keamanan bagi negara-negara tersebut, tapi juga akan menyebabkan rezim Zionis mencaplok wilayah negara-negara Arab yang saat ini diam terhadap genosida dan mereka harus mengambil tindakan.

Kepasifan beberapa negara Arab saat ini terhadap genosida rezim Zionis di Gaza dan Lebanon dapat menimbulkan kerugian besar bagi negara-negara tersebut di masa depan.

Bukti niat Zionis mengenai perluasan wilayah pendudukan sekali lagi menunjukkan nilai perlawanan kekuatan Hizbullah Lebanon dan Palestina terhadap kejahatan rezim Zionis.

Hal ini juga membuktikan bahwa posisi Republik Islam Iran mengenai sifat rezim Zionis yang suka berperang dan pendudukan serta kecenderungannya terhadap geografi negara-negara Islam sesuai dengan kenyataan.(sl)

Tags