Nasionalisme Religius Jangkar Atasi Masalah Perpecahan
https://parstoday.ir/id/news/indonesia-i90476-nasionalisme_religius_jangkar_atasi_masalah_perpecahan
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menyebut nasionalisme religius adalah jangkar untuk mengatasi berbagai potensi disintegrasi akibat SARA dan kesenjangan ekonomi ini.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Feb 01, 2021 11:06 Asia/Jakarta
  • Ilustrasi aksi protes di Jakarta.
    Ilustrasi aksi protes di Jakarta.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menyebut nasionalisme religius adalah jangkar untuk mengatasi berbagai potensi disintegrasi akibat SARA dan kesenjangan ekonomi ini.

"Seluruh komponen bangsa diharapkan gotong-royong mengatasi pandemi, bahu-membahu menyokong kaum miskin dan papa yang paling terdampak secara ekonomi, dan berhenti mengoyak persatuan dengan narasi kebencian, hoaks, fitnah, dan insinuasi," ujar Aqil dalam pidatonya saat peringatan hari lahir (Harlah) ke-95 NU, Ahad, 31 Januari 2021.

Dalam kondisi serba krisis seperti ini, Aqil berharap masyarakat bijak menggunakan media sosial sebagai instrumen merajut silaturahmi, menganyam persatuan, dan alat menyebarkan kebaikan dengan ilmu dan informasi yang bermanfaat.

"Saring sebelum sharingposting yang penting jangan yang penting posting. Ranah digital harus menjadi panggung dakwah bil hikmah wal mauidhatil hasanah. Tidak ada artinya konten-konten digital yang diproduksi kecuali dalam rangka mengajak kebaikan dan rekonsiliasi," ujarnya seperti dikutip dari Tempo.co.

NU, kata Aqil, juga mengajak seluruh komponen bangsa mendukung langkah-langkah pemerintah mengatasi pandemi Covid-19, termasuk dengan menggalakkan vaksinasi untuk mewujudkan kemaslahatan umum.

Harlah NU ke-95 yang bertepatan dengan kondisi pandemi Covid-19, ditambah lagi dengan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air, kata Aqil, semestinya menjadi momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Disamping itu, kondisi ini diharapkan menjadi titik tolak pemerintah memperbaiki kebijakan publik yang merusak keseimbangan alam.

"Keseimbangan ekosistem harus dijaga dari sistem yang menghalalkan kerakusan ekonomi. Ekonomi harus dibangun berdasarkan prinsip wasathiyah, di antara orientasi pertumbuhan dan pemerataan, di antara sektor padat modal dan padat karya, di antara eksploitasi sumber daya alam dan ekonomi berbasis pengetahuan," tutur Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj.

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.

Ma'ruf Amin: Tugas NU Semakin Berat Karena Banyak Paham Lain

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin berharap Nahdlatul Ulama (NU) konsisten menyebarkan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).

"Saat ini, tugas tersebut semakin berat seiring berkembangnya paham-paham keagamaan yang lain. Karena itu, mengawal Ahlussunnah Wal Jamaah pada masa sekarang menjadi sangat penting," ujar Ma'ruf Amin lewat akun Instagram @kyai_marufamin, Ahad, 31 Januari 2021.

Ma'ruf berharap NU juga memegang teguh amanah kebangsaan. Sebab, kata dia, NU merupakan Jamiyah Dinniyah Islamiyah. "Para ulama dari dulu hingga sekarang selalu konsisten mengembangkan misi bagaimana membangun Islam damai dalam bingkai NKRI," tutur Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. NU lahir 95 tahun silam, tepatnya tanggal 31 Januari 1926. Pendirian NU digagas para kiai ternama dari Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, yang menggelar pertemuan di kediaman KH Wahab Chasbullah di Surabaya. Salah satu pemrakarsanya adalah KH Hasyim Asy’ari. (RM)