Marandi: AS Harus Bayar Mahal Bila Tinggalkan Kesepakatan
(last modified Wed, 17 Aug 2022 02:58:53 GMT )
Aug 17, 2022 09:58 Asia/Jakarta
  • Mohammad Marandi, Penasihat Tim Negosiasi Nuklir Iran
    Mohammad Marandi, Penasihat Tim Negosiasi Nuklir Iran

Penasihat tim perunding nuklir Iran menyatakan bahwa salah satu tujuan negosiasi adalah untuk meningkatkan biaya penarikan dari perjanjian untuk Amerika Serikat.

Putaran negosiasi baru yang berpusat pada pencabutan sanksi AS terhadap Iran, yang dimulai pada 4 Agustus di Wina, berakhir pada 8 Agustus.

Dalam putaran perundingan ini, beberapa usulan diajukan oleh Enrique Mora, koordinator Uni Eropa dalam perundingan Wina.

Sebagian besar negara yang berpartisipasi dalam pembicaraan Wina, dengan fokus pada pencabutan sanksi yang menindas dan ilegal terhadap Iran, menginginkan penyelesaian negosiasi yang lebih cepat, tetapi mencapai kesepakatan akhir sedang menunggu keputusan politik Amerika Serikat mengenai beberapa isu penting dan kunci yang tersisa.

Ali Bagheri Kani, Juru Rundingan Iran

Dalam sebuah wawancara dengan televisi Aljazeera, Mohammad Marandi, penasihat tim negosiasi nuklir Iran, mengatakan bahwa menaikkan biaya penarikan Amerika dari perjanjian apa pun di masa depan adalah kebutuhan yang tujuannya adalah untuk memperkuat perjanjian, dan ini akan menguntungkan semua pihak.

"Salah satu aspek dari menaikkan biaya ini adalah adanya jaminan nuklir atau ekonomi, politik dan hukum," tegas Marandi.

Penasihat tim perunding nuklir Iran mengklarifikasi bahwa maksud Iran dari jaminan ekonomi, melindungi perusahaan asing dan mendukung mereka menghadapi sanksi Amerika.

Negosiasi yang berfokus pada pencabutan sanksi yang menindas dan ilegal terhadap Republik Islam Iran telah mengalami kemajuan karena inisiatif tim perunding Iran, tetapi penundaan pemerintah Joe Biden untuk mengkompensasi tindakan ilegal pemerintah Amerika sebelumnya dan kelanjutan dari kampanye tekanan maksimum telah menimbulkan keraguan akan keseriusan negara ini untuk kembali ke JCPOA dan untuk memperpanjang proses pembicaraan.

Republik Islam Iran, sebagai negara yang bertanggung jawab, telah berkali-kali menyatakan bahwa mengingat Amerika Serikat adalah pihak yang melanggar JCPOA, maka Washington harus kembali ke kesepakatan dengan mencabut sanksi dan perlu memverifikasi pelaksanaan kewajiban Amerika.(sl)