Pejabatnya Terlibat Demo Paris, Kuasa Usaha Prancis Dipanggil Iran
https://parstoday.ir/id/news/iran-i130384-pejabatnya_terlibat_demo_paris_kuasa_usaha_prancis_dipanggil_iran
Merespon statemen campur tangan Kementerian Luar Negeri Prancis, keterlibatan tiga menteri pemerintah negara itu dalam demonstrasi Paris, dan penghinaan majalah Charlie Hebdo, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Prancis di Tehran, dipanggil Kemenlu Iran.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Sep 29, 2022 19:17 Asia/Jakarta
  • Kemenlu Iran
    Kemenlu Iran

Merespon statemen campur tangan Kementerian Luar Negeri Prancis, keterlibatan tiga menteri pemerintah negara itu dalam demonstrasi Paris, dan penghinaan majalah Charlie Hebdo, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Prancis di Tehran, dipanggil Kemenlu Iran.

Hari Rabu (28/9/2022), Kuasa Usaha Kedubes Prancis di Tehran, menggantikan Dubes negara itu yang absen, dipanggil Dirjen Eropa Barat, Kemenlu Iran.

Kepada Kuasa Usaha Prancis disampaikan bahwa Republik Islam Iran mengecam keras campur tangan Kemenlu Prancis, dan beberapa pejabat negara itu dalam urusan internal Iran, dengan memanfaatkan apa yang disebutnya "perubahan".

Kemenlu Iran kepada Kuasa Usaha Prancis mengatakan, pejabat Prancis berusaha menggunakan standar ganda, karena dari satu sisi menampung kelompok-kelompok teroris yang dalam beberapa tahun terakhir terlibat langsung dalam kerusuhan-kerusuhan di Iran, dan di sisi lain mengecam aparat keamanan Iran yang menindak para perusuh.

Kemenlu Iran juga menanggapi statemen pejabat Prancis yang mengatakan bahwa Paris, Uni Eropa dan negara-negara sekutu lain menyiapkan seluruh opsi yang ada untuk merespon perkembangan terbaru di Iran.

"Republik Islam Iran tidak akan bisa menerima campur tangan asing dalam kondisi apa pun, dan dengan pengamatan akurat atas semua manuver dan sikap pihak asing, Tehran akan melakukan langkah tepat waktu dan sesuai," imbuhnya.

Di sisi lain, majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo yang kerap memuat karikatur-karikatur anti-Islam, dan menghina agama-agama Tuhan, baru-baru ini merilis karikatur menghina Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi. (HS)