Sultan Oman akan Kunjungi Tehran, Ini Bocoran Agendanya
Seorang anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran mengumumkan kemungkinan kunjungan Sultan Oman ke Tehran untuk membahas isu pemulihan JCPOA.
Setelah berbulan-bulan pembicaraan intensif di Wina, negosiasi untuk menghapus sanksi yang menindas Iran dalam bentuk perjanjian nuklir JCPOA telah mencapai tahap ketika Amerika Serikat, sebagai pihak yang melanggar JCPOA, menerima tuntutan wajar Iran dan persyaratan untuk pembentukan perjanjian yang stabil dan dapat diandalkan.
Menurut kantor berita Iran Press, Ali Alizadeh, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran hari Selasa (21/2/2023) mengatakan,"Menlu Hossein Amirabdollahian telah menyinggung masalah negosiasi nuklir dengan mengatakan bahwa otoritas Oman bersedia untuk memainkan peran mediator antara Iran dan Amerika Serikat guna menyelesaikan negosiasi nuklir. Dalam hal ini, Sultan Oman akan melakukan perjalanan ke Iran dalam waktu dekat,".
Sebelumnya, Sultan Oman mengirimkan pesan tertulis resmi kepada Presiden Republik Islam Iran yang menekankan perluasan hubungan bilateral antara Muscat dan Tehran.
Duta Besar Oman di Tehran, Ibrahim bin Ahmed Al-Mu'aini, hari Senin pekan lalu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian dan menyampaikan pesan tertulis resmi dari Sultan Oman Haitham bin Tariq Al Saeed kepada Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi mengenai perluasan hubungan bilateral antara Muscat dan Tehran.
Duta Besar Oman untuk Iran juga membahas perluasan kerja sama kedua negara di berbagai bidang dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran.
Hubungan antara Iran dan Oman dalam beberapa dekade terakhir semakin erat yang didasarkan pada prinsip saling menghormati dan kepentingan bersama.
Pejabat Oman percaya bahwa hubungan dekat dengan Iran didasarkan pada realitas, dan menganggap Iran sebagai tetangga yang baik.
Kedua negara tidak memiliki sengketa wilayah dan perbatasan satu sama lain, dan dukungan Iran untuk Oman secara positif dan permanen terpatri dalam memori sejarah Oman.(PH)