Iran Aktualita, 27 Mei 2023
Perkembangan Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu pending, di antaranya; Seputar kunjungan Presiden Iran ke Indonesia.
Selain itu, masih ada isu lain seperti;
- Rahbar: Epik Pembebasan Khorramshahr, Pekerjaan Besar dan Luar Biasa
- Rahbar: Fungsi Legislasi Parlemen Lebih Penting dari Fungsi Pengawasan
- Esmail Ghaani: Rezim Zionis Sedang Sekarat dan Tergerus
- AS Khawatirkan Rudal Khorramshahr-4, Ini Kata Kemlu Iran
- Warganya yang Ditahan Belgia Bebas, Iran Berterimakasih pada Oman
- Iran Luncurkan Rudal Baru Canggih, Kheibar
- Khatib Jumat Tehran: Armada 86 Tampilkan Iran di Hadapan Dunia
Presiden Iran Tiba di Jakarta
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi yang berkunjung ke Indonesia atas undangan Presiden RI, Joko Widodo dilaporkan tiba di Jakarta.
Menurut laporan IRNA, Sayid Ebrahim Raisi menggelar kunjungan dua hari ke Indonesia untuk memperluas dan memperdalam interaksi ekonomi dan politik dengan negara-negara Asia.
Presiden Raisi Senin (22/5/2023) malam sebelum bertolak ke Jakarta kepada wartawan di Bandar Udara Mehrabad menilai level hubungan ekonomi dan politik kedua negara cukup signifikan dan mengatakan, "Level hubungan kedua negara ini belum cukup, dan kita harus berusaha untuk meningkatkannya."
"Selama kunjungan ini akan ditandatangani sejumlah nota kesepahaman (MoU) di bidang ekonomi, perdagangan, budaya, bea cukai dan kesehatan," papar Presiden Raisi.
Jokowi Sambut Resmi Presiden Iran di Istana Bogor
Presiden Indonesia, Joko Widodo menyambut resmi sejawatnya dari Iran, Sayid Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor.
Seperti dilaporkan MNA, Presiden Jokowi Selasa (23/5/2023) menyambut secara resmi Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi di Istana Bogor. Presiden Raisi dalam kunjungannya ke Indonesia ditemani delegasi tinggi ekonomi dan politik.
Dalam acara penyambutan resmi, setelah foto bersama, presiden Iran dan Indonesia di halaman istana presiden Indonesia menanam dua benih tanaman sebagai simbol persahabatan dan perdamaian.
Setelah acara penyambutan presiden Iran, kedua pemimpin negara tersebut langsung mengadakan pembicaraan di teras Istana Bogor dan perundingan bilateral delegasi tingat tinggi juga digelar.
Setelah pertemuan ini juga akan ditandatangani dokumen resmi kerja sama bilateral antara Iran dan Indonesia oleh pejabat kedua negara.
Raisi: Perkembangan Hubungan Tehran dan Jakarta Demi Kepentingan Bersama
Presiden Republik Islam Iran mengapresiasi posisi Indonesia dalam mendukung rakyat Palestina dan Afghanistan yang tertindas, dan menilai perkembangan hubungan bilateral sejalan dengan kepentingan kedua negara, masyarakat kawasan dan dunia Islam.
Seyed Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran meninggalkan Tehran menuju Jakarta, ibu kota Indonesia, pada Senin malam, atas undangan resmi mitranya dari Indonesia, Jodo Widodo.
Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran melanjutkan perjalanan dinasnya ke Indonesia selama dua hari, Selasa malam dalam pertemuan dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Dalam pertemuan ini, Raisi menyinggung kapasitas yang ada di tingkat parlemen kedua negara, dan menekankan perlunya meningkatkan hubungan Teheran-Jakarta terlepas dari ancaman dan sanksi lalim,
Presiden Republik Islam Iran mengapresiasi posisi Indonesia dalam mendukung rakyat Palestina dan Afghanistan yang tertindas dan menilai perkembangan hubungan bilateral sejalan dengan kepentingan kedua negara, masyarakat kawasan dan umat Islam.
Mengacu pada pembicaraan dan dokumen yang ditandatangani dengan pihak berwenang Indonesia, Raisi mengumumkan perkembangan hubungan kedua negara di bidang energi, kedokteran, serta iptek, dan menegaskan tidak ada hambatan dalam pengembangan hubungan tersebut. antara kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPR RI, Puan Maharani mengumumkan dukungan parlemen negara ini atas kesepakatan yang dibuat selama kunjungan Presiden Iran ke Jakarta, dengan mengatakan, "Saya yakin hubungan kedua negara akan berkembang tidak hanya di bidang politik, tetapi juga di bidang ekonomi dan medis, khususnya produksi farmasi,".
Pertemuan Presiden RII dengan Ketua DPR RI
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi telah bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani di Gedung DPR pada hari Selasa, 23 Mei 2023.
Dalam pertemuan tersebut, Puan menekankan pentingnya peningkatan kerja sama bilateral Indonesia-Iran di berbagai bidang.
Puan mengucapkan selamat datang kepada delegasi Presiden Iran di Indonesia. Menurutnya, kunjungan Presiden Iran untuk membahas peningkatan kerja sama kedua negara ini menjadi sebuah kehormatan.
Delegasi Presiden Iran dan DPR RI sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Puan berharap pertemuan bilateral ini dapat meningkatkan hubungan Indonesia dan Iran agar semakin baik, erat, dan menambah peningkatan volume perdagangan.
Ketua DPR RI mendorong isu penguatan hubungan bilateral dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Hal ini mengingat, pada tahun 2022 lalu total perdagangan kedua negara US$ 257,2 juta, yaitu hanya meningkat 25 persen dibanding tahun 2021 yang bernilai US$ 208,9 juta.
Saat ini, ekspor utama Indonesia ke Iran adalah kelapa sawit, kertas dan produk kertas, papan kayu, suku cadang turbin, gas, sabung mandi, dan karet. Sedangkan impor utama Indonesia dari Iran mencakup LPG, bitumen, aspal, petroleum jelly, paraffin wax, dan kurma.
Presiden Iran bersama delegasi tingkat tinggi ekonomi dan politik tiba di Indonesia pada hari Selasa, (23/5/2023) dan telah bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo.
Pertemuan Raisi dan Jokowi menghasilkan 10 dokumen kerja sama yang meliputi preferensi perdagangan, pemberantasan peredaran gelap narkotika psikotropika dan prekursornya, iptek dan inovasi, jaminan produk halal, dan pengembangan sektor energi.
Selain itu, juga kerja sama regulasi di bidang produk farmasi, biologi, obat tradisional, kosmetik dan pangan olahan, pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan, promosi perdagangan dan program pertukaran kebudayaan.
Raisi: Iran dan Indonesia akan Gunakan Mata Uang Nasional
Presiden Republik Islam Iran dalam jumpa pers bersama dengan Presiden Republik Indonesia, mengatakan bahwa kedua negara memutuskan untuk melakukan transaksi perdagangan menggunakan mata uang nasional.
Hari ini, Selasa (23/5/2023) Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi, dan Presiden Indonesia, Joko Widodo menggelar jumpa pers bersama, dan Raisi berharap dalam lawatannya ini dapat diambil sejumlah lompatan dalam rangka memperluas hubungan Iran dan Indonesia.
"Dua negara, selama 70 tahun sejak dimulainya hubungan diplomatik, selalu menjalin interaksi yang baik di berbagai bidang termasuk politik, ekonomi, perdagangan, serta masalah regional dan internasional," ujar Raisi.
Terkait penetapan target neraca perdagangan yang berusaha dicapai Iran dan Indonesia, Raisi menjelaskan bahwa target yang telah ditetapkan Iran terakit peningkatan neraca perdagangan dan ekonomi kedua negara dari level yang ada sekarang adalah setara dengan 20 miliar dolar.
"Jika kita tidak ingin menyebut dengan dolar, maka setara dengan jumlah itu dalam mata uang rupiah dan riyal yang merupakan mata uang nasional kedua negara, dan kami akan menggunakan mata uang nasional dengan Indonesia dan negara lain," imbuhnya.
"Kedua negara memutuskan untuk melakukan transaksi perdagangan menggunakan mata uang nasional," tegas Presiden Republik Islam Iran.
Ia menambahkan, "Di tengah sanksi dan tekanan menindas, berkat tekad kuat pada ahli muda dalam negeri, Republik Islam Iran, berhasil melakukan lompatan-lompatan penting di bidang sains dan teknologi, dan dalam pertumbuhan ekonomi."
Presiden Iran menjelaskan, "Sanksi-sanksi dan ancaman-ancaman sama sekali tidak akan mampu menghentikan Iran."
Menurut Raisi, menjalin kerja sama dan hubungan dengan negara-negara Muslim, negara tetangga dan negara-negara yang sejalan, merupakan prioritas kebijakan luar negeri Republik Islam Iran.
Ia melanjutkan, "Perluasan hubungan dengan Indonesia sebagai salah satu negara penting dan berpengaruh di Asia dan dunia, yang menjadi anggota di berbagai organisasi penting regional, dan internasional, sangat penting bagi Iran."
Raisi juga percaya Iran dan Indonesia memiliki kesamaan pandangan dalam masalah-masalah regional dan internasional termasuk masalah Palestina, dan situasi di Afghanistan.
"Kedua negara berkomitmen untuk mendukung hak rakyat Palestina, sampai dibebaskannya Al Quds. Pandangan kedua negara juga sama terkait pentingnya pembentukan pemerintahan inklusif di Afghanistan, yang merangkul seluruh etnis dan agama, dan dalam hal mewujudkan hak seluruh warga negara ini," paparnya.
Presiden Iran menegaskan bahwa negaranya dan Indonesia, berusaha memerangi serius unilateralisme dalam masalah-masalah regional dan internasional.
Raisi meyakini Iran dan Indonesia punya banyak peluang, serta kapasitas yang beragam untuk meningkatkan level hubungan. Ia berharap kunjungan ini dapat memberikan dampak konstruktif untuk memperluas interaksi dua negara Muslim yang besar dan kuat ini di kawasan dan dunia, dan hal ini akan disempurnakan dengan kunjungan balik Presiden Indonesia ke Tehran.
Rahbar: Epik Pembebasan Khorramshahr, Pekerjaan Besar dan Luar Biasa
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyatakan bahwa epik pembabasan Khorramshahr merupakan pekerjaan besar yang langka.
Menurut Khamenei.ir, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pertemuan dengan para anggota parlemen Iran pada peringatan pembebasan Khorramshahr hari Rabu (24/5/2023) mengatakan," Pembebasan Khorramshahr sebuah peristiwa luar biasa,".
"Operasi Baitul Muqadas adalah operasi yang mengarah pada penaklukan Khorramshahr. Operasi pengorbanan dan inisiatif yang harus diajarkan di universitas perang," ujar Rahbar.
"Jika para anggota parlemen memiliki kesempatan untuk melakukan kampanye pemilu di kota mereka sendiri dan berbicara dengan aman di antara orang-orang, maka mereka harus melakukannya karena pengorbanan, inisiatif, dan spirit kesyahidan dan pengorbanan dalam delapan tahun pertahanan suci," tegas Ayatullah Khamenei.
Perwakilan dari Majelis Syura Islami bertemu dengan pemimpin Besar Revolusi Islam pada hari Rabu pagi di Husseiniyah karya Imam Khomeini.
Rincian berita akan diterbitkan setelah menerima update dari situs web kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.
Rahbar: Fungsi Legislasi Parlemen Lebih Penting dari Fungsi Pengawasan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, memberikan penghormatan pada keluhuran, dan kedudukan Majelis Syura Islam Iran (parlemen), dan menilai fungsi legislasi jauh lebih tinggi, dan lebih penting dari fungsi pengawasan.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (24/5/2023) melakukan pertemuan dengan para wakil rakyat di Majelis Syura Islam Iran, periode ke-11, dan menilai Parlemen periode ini secara umum adalah Parlemen yang revolusioner, muda, energik, dan menghasilkan keputusan-keputusan baik untuk menyelesaikan permasalahan negara.
Dalam paparannya, Ayatullah Khamenei, menjelaskan sejumlah syarat yang menjadi landasan untuk menjalankan fungsi legislasi, di antaranya adalah terhindar dari kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok.
"Di tahun terakhirnya, Parlemen Iran periode ke-11 berhasil melakukan pekerjaan-pekerjaan besar seperti mengkaji dan mengesahkan Program Pembangunan Ketujuh, mengesahkan undang-undang yang diperlukan untuk mewujudkan slogan tahun ini yaitu Pengendalian Inflasi dan Pertumbuhan Produksi, dan mengkaji draf-draf setengah jadi dengan kerja keras," imbuhnya.
Ayatullah Khamenei menganggap perhatian penuh terhadap kebijakan-kebijakan umum dalam setiap proses legislasi, sebagai hal yang sepenuhnya urgen.
Ia menuturkan, "Susunlah undang-undang dengan kejujuran, kesucian, dan demi ridha Tuhan, jika tidak, maka pasti hal itu tidak akan pernah membawa berkah."
Menurut Rahbar, salah satu keunggulan Parlemen periode ke-11 Iran, adalah pengenalan yang baik terhadap permasalahan negara, dan penyusunan undang-undang untuk menyelesaikannya.
"Sebagian besar undang-undang untuk memerangi korupsi, menyingkirkan diskriminasi, mengatasi monopoli, dan memperbaiki kondisi lapangan kerja, sudah disahkan dengan tegas dan transparan," ujarnya.
Pada saat yang sama, Ayatullah Khamenei menilai sebagian keputusan yang diambil oleh Majelis Syura Islam Iran, adalah keputusan-keputusan yang strategis.
Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa pandangan dan strategi yang benar adalah pandangan yang saling mendekatkan, saling mengisi, dan melihat negara sebagai satu tubuh.
Oleh karena itu, tambah Ayatullah Khamenei, strategi Majelis Syura Islam Iran, dan pemerintah Republik Islam Iran, haruslah kerja sama dan sinergitas.
Pada awal pidatonya, Rahbar mengucapkan selamat kepada seluruh rakyat Iran, atas pembebasan kota Khorramshahr, pada 3 Khordad, dan menyebutnya sebagai heroisme yang dibantu mukjizat, dan menyarankan masyarakat untuk membaca buku-buku terkait Operasi Bait Al Muqadas.
"Masalah yang lebih penting dari pembebasan akbar ini adalah kepeloporan, peta-peta perang yang bisa diajarkan di kampus-kampus perang, pengorbanan dan keberanian yang melampaui kemampuan manusia biasa, para syuhada dan gerakan, serta hakikat-hakikat lain yang ada dalam operasi luar biasa tersebut. Semuanya tidak boleh pudar serta terlupakan," pungkasnya.
Esmail Ghaani: Rezim Zionis Sedang Sekarat dan Tergerus
Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan pada konferensi untuk memperingati Hari Perlawanan dan Keteguhan, Model Dezful selama Perang yang Dipaksakan tidak terbatas pada kota ini dan telah berubah menjadi model.
Acara untuk memperingati 4 Khordad, Hari Perlawanan Rakyat Dezful, diadakan di hadapan Brigadir Jenderal Esmail Ghaani, Komandan Pasukan Quds IRGC, pada hari Kamis (25/05/2023) di Museum Nasional Revolusi Islam dan Pertahanan Suci di Tehran.
Menurut laporan IRIB, Brigadir Jenderal Esmail Ghaani, Komandan Pasukan Quds menambahkan pada upacara peringatan Hari Perlawanan Rakyat Dezful, Tidak ada era keberhasilan dan kekuatan front perlawanan yang meningkat seperti hari ini, dan rezim Zionis tidak pernah mengalami penghinaan seperti hari ini.
Komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam mengatakan, Saat ini, rezim Zionis benar-benar sedang sekarat dan tergerus, dan saat ini juga, hingga 30 operasi sedang dilakukan oleh Palestina di Tepi Barat, dan ini berakar pada perlawanan bangsa Iran.
Tanggal 4 Khordad (25 Mei) ditetapkan sebagai Hari Keteguhan Dezful, salah satu kota di provinsi Khuzestan, barat daya Iran, di Republik Islam Iran.
Alasan pemberian nama ini adalah perlawanan masyarakat Dezful terhadap serangan roket rezim Baath Irak selama perang Iran-Irak.
Selama masa Perang Pertahanan Suci, kota ini berulang kali diserang oleh musuh dan peluncur roket rezim Baath Irak, sedemikian rupa sehingga disebut kota rudal.
Pada awal perang Irak-Iran, kota Dezful juga dihantam lebih dari 200 roket dan 20.000 peluru.
Orang-orang Dezful bertahan meski mendapat serangan hujan roket, dan salat Jumat Dezful tetap dilakukan setiap pekan dengan partisipasi warga dan pejuang.
AS Khawatirkan Rudal Khorramshahr-4, Ini Kata Kemlu Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, negara-negara Barat terutama Amerika Serikat dan Prancis, hari ini mengaku khawatir dengan kemajuan dan kekuatan pertahanan Iran.
Nasser Kanaani, Jumat (26/5/2023) menanggapi komentar pemerintah Amerika Serikat dan Prancis, terkait peluncuran rudal Khorramshahr-4, menurutnya AS dan Prancis, menentang Iran yang kuat.
Ia menambahkan, "Negara-negara Barat, terutama AS dan Prancis, yang terlibat aktif dalam provokasi dan mempersenjatai Rezim Baath Irak, untuk melancarkan agresi militer dan menghujani kota-kota serta rakyat tertindas Iran, dengan rudal, dan termasuk eksportir terbesar senjata ke kawasan, hari ini mengaku khawatir dengan kemajuan dan kekuatan pertahanan Iran."
Jubir Kemlu Iran menegaskan, "Peluncuran rudal balistik generasi keempat Khorramshahr, yang dinamai Kheibar, produk Kementerian Pertahanan Iran, di hari pembebasan kota Khorramshahr, adalah simbol lain dari kekuatan pertahanan di samping kebijakan luar negeri yang bermartabat dalam menjaga keamanan dan kepentingan nasional Iran yang kuat dan independen."
Sebelumnya Jubir Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengatakan, "Pengembangan dan proliferasi rudal balistik Iran, adalah ancaman baru bagi keamanan kawasan dan dunia, juga menjadi sebuah tantangan penting di bidang non-proliferasi senjata nuklir."
Ia menambahkan, "Kami akan melanjutkan upaya menghentikan penyebaran senjata nuklir melalui sejumlah instrumen termasuk sanksi, untuk membendung pengembangan lebih luas program rudal balistik Iran, dan kemampuannya menyebarkan rudal serta teknologi terkait."
Warganya yang Ditahan Belgia Bebas, Iran Berterimakasih pada Oman
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, diplomat Iran, yang ditangkap pemerintah Belgia, setelah lima tahun ditahan, akan kembali ke tanah air.
Nasser Kanaani, Jumat (26/5/2023) menuturkan, "Assadollah Assadi, ditangkap di Jerman pada 30 Juni 2018, atas skenario Rezim Zionis, dan operasi sebagian dinas keamanan Eropa."
Jubir Kemlu Iran mengatakan, diplomat Iran yang ditahan di Belgia itu akan tiba di Iran, beberapa jam ke depan, berkat kesepakatan dua negara, dan dalam hal ini Menlu Iran berterimakasih kepada Oman atas mediasinya.
Ia menambahkan, "Skenario 'kebohongan besar' Rezim Zionis dan Amerika Serikat, dengan maksud menciptakan krisis dalam hubungan Iran dan Eropa, akhirnya terungkap, dan konspirasi ini dilakukan tepat setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir JCPOA.
Jubir Kemlu Iran menjelaskan, "Dalam masalah ini beberapa pemerintah Eropa, dipengaruhi Rezim Zionis, dan kelompok teroris munafikin, dan dengan melanggar hukum internasional, setelah menangkap diplomat Iran secara sepihak, mengadilinya di sebuah pengadilan sandiwara dan sepenuhnya politis, dan sudah diatur sebelumnya, lalu menjatuhinya vonis 20 tahun.
Di sisi lain Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian di akun Twitternya menulis, "Tuan Assadollah Assadi, diplomat tak bersalah Iran, yang ditangkap di Jerman dan ditahan di Belgia, selama lima tahun secara ilegal dan melanggar hukum internasional, sekarang sedang perjalanan pulang, dan akan segera tiba di Iran. Saya berterimakasih atas upaya positif Oman dalam masalah ini."
Iran Luncurkan Rudal Baru Canggih, Kheibar
Angkatan bersenjata Iran meluncurkan produk terbaru dari keluarga rudal balistik Khorramshahr bernama Kheibar.
Doktrin pertahanan Iran pada dasarnya didasarkan pada prinsip pencegahan. Untuk menciptakan pencegahan yang efektif, penting untuk memiliki kemampuan militer dan senjata yang andal serta memiliki angkatan bersenjata yang kuat dan lengkap.
Bertepatan dengan peringatan pembebasan Khorramshahr, Industri Dirgantara Kementerian Pertahanan Iran hari Kamis (25/5/2023) meluncurkan rudal baru bernama Kheibar yang dihadiri Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani, Menteri Pertahanan Iran.
Rudal Kheibar yang merupakan versi terbaru dari keluarga rudal Khorramshahr merupakan rudal berbahan bakar cair dengan jangkauan 1.500 kilometer dan hulu ledak seberat 1.500 kilogram, yang fitur strategis dan taktis.
Di antara fitur yang menonjol dari rudal Khorramshahr adalah memiliki sistem panduan dan kendali di fase tengah penerbangan. Penggunaan sistem ini dan mesin pemandu di hulu ledak mengarah pada pengendalian kondisi dan koreksi lintasan hulu ledak di luar target.
Rudal Kheibar memiliki dampak khusus yang sangat tinggi karena mesinnya yang bertenaga besar dengan daya hantam tinggi dan akurat.
Khatib Jumat Tehran: Armada 86 Tampilkan Iran di Hadapan Dunia
Khatib Salat Jumat kota Tehran mengatakan, misi yang diemban Armada 86 Angkatan Laut Militer Iran, adalah menunjukkan ilmu pengetahuan dan kapasitas besar negara ini di hadapan masyarakat internasional.
Hujatulislam Sayid Mohammad Hassan Aboutorabi Fard, Jumat (26/5/2023) menyinggung kembalinya Armada 86 AL Militer Iran, setelah mengelilingi dunia.
Ia menuturkan, "Dalam perjalanan membanggakan ini, kapal Dena, yang memimpin Armada 86, simbol ilmu pengetahuan, profesionalisme, dan teknologi para ilmuwan serta cendekiawan Iran, dengan empat kali melewati garis khatulistiwa, dan menempuh jarak 65.000 kilometer, telah menunjukkan ilmu pengetahuan, profesionalisme, keberanian, dan kapasitas luar biasa AL Republik Islam Iran, kepada masyarakat dunia."
Aboutodabi Fard menambahkan, "Kekuatan maritim adalah serangkaian kemampuan yang bergantung pada laut, dan mampu mengendalikan perairan serta sumber-sumber vital di laut, dan mencegah musuh memasuki perairan."
"Kehadiran kuat di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik, serta melewati Selat Magelhaens yang penting itu, benar-benar luar biasa," imbuhnya.
Khatib Jumat Tehran juga berterimakasih kepada pemerintah Iran periode ke-13 karena kebijakan luar negerinya yang memperkuat visi ke timur, dan memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga.
Menurutnya, di hadapan Barat dan Amerika Serikat, terdapat jalan buntu politik, budaya dan sosial, dan AS sekarang sudah bukan lagi adidaya dunia, dan globalisasi ekonomi saat ini tidak dapat menjadi kerangka bagi penguasaan dunia.