Satelit Noor-3; Manifestasi Kemandulan Sanksi terhadap Tekad Ilmuwan Iran
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam pesannya menyebut produksi satelit Noor-3 yang diluncurkan ke orbit bumi dengan pembawa satelit Qassed adalah manifestasi keyakinan "Kita Bisa" dan tidak efektifnya sanksi terhadap tekad ilmuwan muda Iran.
Satelit dalam negeri ketiga Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) bernama "Noor 3" diluncurkan Rabu 27/9/2023 oleh pembawa satelit Qassed dan berhasil ditempatkan di orbit bumi sepanjang 450 km. Noor 3 yang merupakan satelit penginderaan dan identifikasi ditempatkan pada orbit 450 km dengan kecepatan 6,7 km/s dan 500 detik setelah peluncuran. Baik satelit ini maupun pembawa satelit Qassed dirancang dan diproduksi oleh Organisasi Penelitian IRGC. Korps Garda Revolusi Islam sebelumnya telah meluncurkan satelit Noor-1 dan Noor-2 ke luar angkasa menggunakan pembawa satelit Qassed.
Misi satelit Noor-3 adalah dalam bidang kebutuhan informasi dan pencitraan. Mayor Jenderal Salami, Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan citra satelit Noor-3 digunakan untuk kebutuhan intelijen IRGC. Dia menambahkan, "Kami menggunakan serangkaian penerimaan dan serangkaian produk yang dikumpulkan satelit ini dari permukaan bumi untuk melengkapi kebutuhan informasi IRGC."
Masalah lainnya adalah; Satelit Noor-3 diluncurkan dalam situasi di mana, seperti pencapaian angkatan bersenjata Republik Islam Iran lainnya dalam kondisi sanksi, keberhasilan ini juga tercapai. Padahal, peluncuran satelit ini ke luar angkasa merupakan wujud kegagalan sanksi Barat terhadap Republik Islam Iran. Selain itu, keberhasilan IRGC dalam meluncurkan satelit ini dicapai dengan bantuan ilmuwan muda Iran, dan sekali lagi menggambarkan keberhasilan Republik Islam Iran dalam melokalisasi industri pertahanan dan luar angkasa. Masalah ini ditegaskan baik dalam pesan Presiden Raisi maupun dalam statemen komandan pasukan Dirgantara IRGC.
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pesannya pada Rabu malam seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan produksi dan injeksi satelit Iran Noor-3 ke orbit bumi sepanjang 450 km dengan pembawa satelit Iran Qassed, menyebut keberhasilan nasional ini hasil perhatian pemerintah terhadap industri luar angkasa.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini sebagai tanda lain dari tidak efektifnya sanksi dan ancaman musuh terhadap tekad dan keteguhan para ahli dan ilmuwan negara ini dan presiden meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Organisasi Antariksa Iran membuka jalan bagi pertumbuhan pesat industri luar angkasa di negara tersebut dibandingkan di masa lalu.
Komandan pasukan Dirgantara IRGC, Amir Ali Hajizadeh menjelaskan, "Karena kami berada di bawah embargo, kami harus memiliki sendiri semua komponen satelit dan komponen lainnya, dan dalam kondisi embargo, mereka tidak hanya tidak memberi kami sepotong pun, tetapi mereka mengatur agar komponen itu tidak sampai ke tangan kami bahkan melalui beberapa kali perantara, namun embargo memberikan kita kesempatan untuk lebih mendalam pada swasembada dan lokalisasi, dan semuanya telah menjadi milik Iran saat ini."
Kini, menurut Hajizadeh, Republik Islam Iran menjadi negara kesepuluh di dunia dan negara Islam pertama yang memiliki satelit dan pembawa satelit. Keberhasilan penting ini diperhatikan oleh media dunia. Surat kabar Zionis Jerusalem Post dalam laporannya seraya menyatakan bahwa satelit Noor-3 memperkuat kemampuan luar angkasa Iran, menulis, peluncuran satelit Noor-3 adalah bagian dari keberhasilan teknologi baru yang digunakan Iran untuk menunjukkan kemampuannya. Keberhasilan ini termasuk program drone dan rudal Iran. Peluncuran satelit Noor 3 berarti Iran ingin menunjukkan kemampuannya dalam periode perubahan diplomatik di kawasan. Artinya ingin meluncurkan satelit agar bisa menjadi salah satu pemain di kancah antariksa dunia. (MF)