Jan 05, 2024 14:42 Asia/Jakarta
  • Presiden Serbia Alexander Vucic dan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi
    Presiden Serbia Alexander Vucic dan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi

Presiden Republik Islam Iran mengatakan bahwa tidak ada dukungan dari kekuatan mana pun yang akan menciptakan batas aman bagi agen-agen yang terlibat dalam kejahatan teroris Kerman.

Hari Rabu (03/01/2024) malam, saat acara peringatan empat tahun syahadah Jenderal Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam, dua ledakan teroris terjadi di antara para peziarah yang hadir dalam acara tersebut, di jalan menuju Golzar-e Shohada di Kerman, selatan Iran.

Bom pertama meledak pada pukul 14.50 waktu setempat, dan bom kedua meledak pada pukul 15.17 di pos pemeriksaan.

Akibat dua ledakan teroris itu 95 orang gugur syahid dan 284 lainnya luka-luka.

Presiden Serbia Alexander Vucic dan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi

Kejahatan teroris ini menimbulkan reaksi dan kecaman global.

Pada Kamis (04/01/2024) malam, Presiden Serbia, Alexander Vucic, dalam percakapan telepon dengan Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi mengutuk aksi teroris di Kerman dan menyampaikan simpatinya kepada pemerintah dan rakyat Iran.

Presiden Serbia menyatakan harapannya agar yang memberi perintah dan para pelaku kejahatan ini akan ditangkap sesegera mungkin dan diserahkan ke tangan hukum dan keadilan.

Dalam percakapan telepon tersebut, Presiden Republik Islam Iran juga menekankan hukuman tegas terhadap para pemberi perintah, manajer dan pelaku kejahatan teroris.

Menurut Presiden Raisi, Tindakan pengecut tersebut tidak akan menghentikan bangsa besar Iran dari tujuan mulianya dalam menghadapi penindasan, kezaliman dan ketidakadilan.

"Tidak ada dukungan dari kekuatan mana pun yang akan menciptakan batas aman bagi agen-agen yang terlibat dalam kejahatan ini," pungkas Presiden Republik Islam Iran.(sl)

Tags