Feb 12, 2024 18:46 Asia/Jakarta
  • Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi di acara peringatan ke-45 kemenangan Revolusi Islam
    Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi di acara peringatan ke-45 kemenangan Revolusi Islam

Perkembangan di Iran pekan lalu didominasi peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran ke-45.

Hari Ini, Bangsa Iran Peringati Kemenangan Revolusi Islam

Hari ini Minggu 22 Bahman 1402 Hs bertepatan dengan 11 Februari 2024 merupakan peringatan ke-45 Kemenangan Revolusi Islam Iran.

45 tahun silam pada 12 Bahman 1357 Hs (1 Februari 1979), Imam Khomeini, bapak pendiri Republik Islam Iran, kembali ke tanah air dengan disambut meriah oleh rakyat setelah diasingkan selama 15 tahun.

Image Caption

Setelah sepuluh hari kembalinya Imam ke Iran, pada 22 Bahman 1357 Hs atau 11 Februari 1979, Revolusi Islam Iran meraih kemenangan.

Oleh karena itu, dari tanggal 12 Bahman (1 Februari), yakni hari kembalinya Imam Khomeini ke tanah air hingga 22 Bahman (11 Februari), yakni hari kemenangan Revolusi Islam, dinamakan Dahe Fajr (Sepuluh Fajar Kemenangan), serta dihari-hari ini digelar berbagai perayaan dan acara khusus memperingati kemenangan Revolusi Islam.

Rakyat di seluruh wilayah Iran setiap tahun pada 22 Bahman menggelar pawai akbar dan memperbaruhi baiat mereka kepada pemimpin besar revolusi Islam dan cita-cita revolusi.

Badan penyiaran nasional Iran (IRIB) mengucapkan selamat di hari peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran kepada seluruh pecinta kebebasan di dunia.

Raisi: Republik Islam Iran, Usul Nama Israel Dicoret dari PBB

Presiden Iran mengatakan, Republik Islam Iran, adalah pembawa panji perang terhadap terorisme, dan pembela hak asasi manusia.

Sayid Ebrahim Raisi, Minggu (11/2/2024) dalam peringatan HUT Revolusi Islam Iran, ke-45 di Tehran, menyinggung kejahatan Rezim Zionis, di Gaza, dan dukungan luar biasa Amerika Serikat, terhadap rezim itu.

Image Caption

Ia menuturkan, di tengah dukungan tanpa henti Barat, terhadap Israel, Iran tetap mendukung Palestina, dan cita-cita Revolusi Islam, dan setelah berlalu 45 tahun, terbukti bahwa Republik Islam Iran, berada di jalan yang benar.

Menurut Raisi, Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini, berkata bahwa Palestina, adalah masalah utama Dunia Islam, dan Al Quds, harus dibebaskan.

Presiden Iran, menilai cara melenyapkan Rezim Zionis, dan menghentikan kejahatan rezim ini adalah dengan memutus seluruh hubungan ekonomi, dan transaksi perdagangan dengan Israel.

"Usulan Iran, adalah mengeluarkan Israel, dari PBB, karena bagaimana mungkin rezim yang sampai sekarang telah melanggar 400 keputusan, resolusi, dan ketetapan PBB, bisa mematuhi aturan-aturan PBB," ujarnya.

Sayid Ebrahim Raisi, menambahkan bahwa kebebasan di Republik Islam Iran, terjamin berkat kemenangan Revolusi Islam yang dicapai di negara ini.

Ia menjelaskan, "Mereka (Barat) mengklaim demokrasi tapi tidak menghormati suara rakyat Palestina, rakyat Yaman, bahkan rakyatnya sendiri, sebaliknya Republik Islam Iran, berdiri di atas fondasi republik dan sandarannya adalah suara rakyat."

Presiden Iran menegaskan, wacana Revolusi Islam adalah wacana unggul yang mampu menciptakan perubahan, berpengaruh, dan membawa pesan kebebasan serta kemerdekaan bagi bangsa-bangsa dunia, dan pesan perlawanan serta perjuangan di hadapan musuh.

"Berkat Revolusi Islam, dan kerja keras para pemuda Iran, negara ini berhasil mencapai banyak kemajuan, dan namanya dikenal dunia di berbagai bidang terutama kedokteran, bioteknologi, dan nanoteknologi," pungkasnya.

Pawai Peringatan Kemenangan Revolusi Islam ke-45 Jadi Perhatian Media Internasional

Perayaan peringatan 22 Bahman atau kemenangan Revolusi Islam Iran ke-45 menyita perhatian dunia, termasuk media-media internasional yang berdampak global.

Tanggal 22 Bahman 1402 yang bertepatan dengan tanggal 11 Februari 2024 merupakan peringatan 45 tahun kemenangan Revolusi Islam Iran.

Image Caption

Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, rakyat Iran dari berbagai lapisan masyarakat di 1.400 kota dan 38.000 desa di negara ini hadir secara epik dan antusias dalam pawai 22 Bahman.

Setidaknya, 7.300 reporter dalam dan luar negeri meliput pawai 22 Bahman tahun ini.

Pawai rakyat Iran pada peringatan 45 tahun kemenangan Revolusi Islam dan pidato Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran, diliput kantor berita internasional, AFP, Reuters, Associated Press, Al Jazeera, kantor berita Rusia, Cina dan media dunia lainnya.

Pada menit-menit pertama dimulainya upacara peringatan Revolusi Islam Iran di Tehran, kantor berita Prancis AFP melaporkan pergerakan orang-orang di berbagai jalan menuju Bundaran Azadi dengan menyiarkan liputan langsung dari Tehran.

Rahbar: Revolusi Islam adalah Buah dari Sambutan atas Seruan Nabi Saw

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, menyebut Revolusi Islam Iran, adalah buah dari sambutan dan penerimaan atas seruan Bi'tsah (pengangkatan Nabi Muhammad Saw).

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (8/2/2024) dalam peringatan hari Mab'ats (pengangkatan Nabi Muhammad Saw) melakukan pertemuan dengan para pejabat negara, duta besar negara asing, perwakilan negara-negara Muslim, dan sejumlah lapisan masyarakat Iran.

Rahbar, Ayatullah Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, dalam pertemuan ini menyampaikan selamat atas hari Mab'ats kepada rakyat Iran, dan seluruh umat Islam, dunia, dan menyebut Mab'ats, sebagai peristiwa sejarah paling besar, dan paling diberkahi.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Dengan pengangkatan Nabi Muhammad Saw, maka formula sempurna, paripurna, pamungkas, dan abadi dari kebahagiaan dunia serta akhirat manusia, ditunjukkan."

Dalam pertemuan itu, Rahbar, mengatakan, "Setelah itu rakyat Iran, berkat bantuan Allah Swt, melanjutkan langkahnya di jalan yang benar, dan selama sambutan atas seruan Nabi, berlanjut, maka pertumbuhan dan kemajuan akan tercapai, bukan hanya pertumbuhan maknawi dan ukhrawi, tapi juga duniawi."

Ayatullah Khamenei menyinggung penyebarluasan kezaliman, dan pelanggaran hak di dunia hari ini, dan menilai kebebasan dari kondisi ini, dan pemulihan kehidupan masyarakat dunia hanya dapat diraih melalui penerimaan seruan Nabi, dan pemanfaatan petunjuk Nabi dalam penyucian diri, dan pendidikan.

"Tanggung jawab kita adalah membangun diri, dan menunjukkan bahwa pengelolaan Iran, berdasarkan teladan Islam, yang dalam hal ini kita sudah meraih sejumlah keberhasilan, dan berpengaruh di dunia, namun terkadang kita melakukan kelalaian sehingga tidak mencapai hasil," paparnya.

Menurut Rahbar, menyambut dan menerima seruan Bi'tsah Nabi Muhammad Saw, menyebabkan pertumbuhan, dan kebahagiaan dunia serta akhirat bagi umat manusia.

Ia menerangkan, "Musibah di Gaza adalah musibah umat manusia, dan musibah ini menunjukkan bahwa sistem global yang berlaku saat ini sepenuhnya batil, tidak bisa dilanjutkan, dan akan binasa."

Ayatullah Khamenei menganggap pemboman rumah sakit-rumah sakit, dan pembantaian lebih dari 27.000 warga Gaza, telah menciptakan cela bagi kebudayaan dan peradaban Barat.

"Penyokong semua kejahatan ini adalah uang, senjata, dan bantuan-bantuan politik Amerika Serikat, dan sebagaimana diakui sendiri oleh Rezim Zionis, tanpa senjata AS, rezim ini tidak akan mampu bertahan bahkan untuk sehari, maka dari itu AS, juga penjahat, dan bertanggung jawab atas peristiwa pahit ini," imbuhnya.

Rahbar menegaskan bahwa jalan untuk mengakhiri krisis Gaza, adalah menyingkirkan kekuatan-kekuatan besar dunia, dan para pendukung Barat, dari peristiwa ini.

Ia melanjutkan, "Para pejuang Palestina, sendiri mampu mengendalikan medan pertempuran sebagaimana sampai hari ini kita saksikan, mereka tidak menerima pukulan telak karena berhasil mengelola arena pertempuran."

Ayatullah Khamenei juga menekankan kewajiban pemerintah negara-negara dunia untuk memberikan bantuan politik, penyiaran, persenjataan dan tidak mengirim barang-barang kebutuhan ke Rezim Zionis.

"Kewajiban masyarakat negara-negara dunia adalah memberikan tekanan kepada pemerintah-pemerintah mereka untuk melaksanakan tugas besar ini," pungkasnya.

 

Tags