Sebenarnya, Apa yang Dituduhkan Troika Eropa terhadap Program Damai Nuklir Iran
(last modified Wed, 11 Dec 2024 06:30:40 GMT )
Des 11, 2024 13:30 Asia/Jakarta
  • Troika Eropa
    Troika Eropa

Pars Today - Troika Eropa (Jerman, Prancis dan Inggris) pada hari Senin (9/12) mengulangi klaim politik mengenai program nuklir damai Iran dalam sebuah pernyataan sebagai tanggapan terhadap laporan baru-baru ini dari Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang peningkatan produksi uranium yang diperkaya dengan kemurnian 60% di Iran.

Troika Eropa, tanpa menyebutkan bagaimana mereka tidak melaksanakan kewajiban JCPOA, menyatakan, Tindakan Iran akan membuat JCPOA semakin hampa dan cadangan uranium yang diperkaya negara ini semakin meningkat, di mana memiliki pembenaran sipil yang sah. Tindakan ini juga diambil sebelum IAEA dapat menerapkan Safeguard tambahan yang diperlukan.

Merujuk pada pertemuan Jenewa, tiga negara Eropa menyatakan bahwa pekan lalu, Troika Eropa bertemu dengan Iran untuk membahas program nuklir dan sanksi Iran. (Troika dalam pertemuan ini) menekankan komitmennya terhadap dialog dan perilaku konstruktif.

Di akhir pernyataan Troika Eropa disebutkan, Kami sangat mendesak Iran untuk mengembalikan langkah-langkah ini dan segera menghentikan tensi eskalasi nuklirnya.

Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan pada hari Jumat (6/12) dalam sebuah laporan kepada anggota Dewan Gubernur bahwa Iran telah memulai proses penggunaan gas pada sentrifugal canggih yang dikenal sebagai IR6 di fasilitas nuklir Fordow.

Sebelumnya, Iran telah mengumumkan peluncuran sentrifugal baru dan canggih di pusat nuklir Iran sebagai tanggapan terhadap resolusi non-konstruktif Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional.

Dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri dan Organisasi Energi Atom Iran ditegaskan bahwa tindakan Iran dilakukan sejalan dengan perlindungan kepentingan negara dan pengembangan industri nuklir damai semaksimal mungkin, sesuai dengan meningkatnya kebutuhan nasional dan dalam lingkup hak dan kewajiban Iran sesuai dengan Perjanjian Perlindungan Komprehensif.

Sementara itu, Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran dalam percakapan telepon dengan Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional pada hari Senin (9/12), mengkritik keras tindakan non-konstruktif beberapa anggota Dewan Gubernur IAEA, yang menyebabkan kegagalan upaya Dirjen IAEA selama kunjungannya baru-baru ini ke Tehran untuk mencapai kemajuan dalam upaya untuk mencapai kemajuan dalam penyelesaian masalah Safeguard.

Menurut Sayid Abbas Araghchi, Sebagaimana tidak ada keraguan dalam menanggapi langkah-langkah seperti ini, Republik Islam Iran tetap siap dan bersedia bekerja sama secara konstruktif dengan IAEA dalam kerangka teknis yang ditentukan.

Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional juga menekankan dalam percakapan telepon ini tekad lembaga yang dipimpinnya untuk melakukan interaksi serius dengan Iran dan menyatakan, Dalam kerangka tugas dan wewenangnya, pihaknya telah mengadakan konsultasi dengan pihak lain untuk menciptakan lingkungan yang cocok bagi menyelesaikan masalah yang ada.

Pembicaraan yang diperlukan antara Iran dan Badan tersebut terus berlanjut.

Dalam kerangka kerja sama teknis IAEA dengan Iran, Grossi berangkat ke Tehran pada 12 November dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri, Ketua Organisasi Energi Atom, dan Presiden Iran.

Berbicara pada sidang terakhir Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional, Grossi menggambarkan pertemuan dengan para pejabat senior Iran sebagai pertemuan yang konstruktif dan menyatakan harapan bahwa kelanjutan pembicaraan akan membantu menyelesaikan masalah Safeguard.

Klaim baru Troika Eropa terhadap program nuklir damai Iran telah diajukan sementara negara-negara Eropa dengan sengaja mengabaikan peran mereka dalam kegagalan JCPOA karena tidak mengambil tindakan dan tidak memenuhi kewajiban yang mereka ambil setelah penarikan diri ilegal Amerika Serikat dari JCPOA pada Mei 2018.

Mereka lebih fokus pada tindakan balasan Iran dengan melebih-lebihkannya,  dan mencoba membenarkan perilaku mereka saat ini, yaitu meningkatkan tekanan politik terhadap Iran.

Negara-negara Eropa yang kini mengaku ingin berunding dengan Iran lewat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah lupa bahwa kebuntuan JCPOA saat ini, serta tindakan Iran dalam mengembangkan teknologi dan meningkatkan cadangan uranium yang diperkaya, merupakan respons langsung Tehran terhadap janji-janji yang tidak ditepati dari Troika Eropa, serta penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian nuklir JCPOA.

Hal yang penting adalah bahwa Troika Eropa bukan hanya gagal menetralisir dampak sanksi sepihak terhadap Iran, meskipun banyak janji yang dibuat setelah penarikan Amerika Serikat dari JCPOA, tapi pada masa kepresidenan Joe Biden, mereka justru menjadi mitra Amerika Serikat dalam mengintensifkan tekanan terhadap Iran, dan hal ini menunjukkan berlanjutnya ingkar janji negara-negara Eropa.

Sementara itu, negara-negara Eropa, yang kini menghadapi prospek kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dan dimulainya kembali kampanye tekanan maksimum, sudah bersatu dengan Amerika Serikat untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran.

Dalam hal ini, Troika Eropa bersama dengan Amerika Serikat mengusulkan dan mengeluarkan resolusi yang menentang Iran dalam sidang Dewan Gubernur IAEA baru-baru ini.

Namun, melihat ke masa lalu menunjukkan bahwa Republik Islam Iran tidak pernah menyerah pada tekanan politik Barat dan pada saat yang sama menekankan perlunya dialog untuk menyelesaikan masalah.(sl)