Sekilas Epik 15 Khordad dan Kemenangan Revolusi Islam Iran
-
Epik 15 Khordad
Pars Today - Perjuangan heroik rakyat Iran melawan rezim Pahlavi yang berakar pada penindasan, korupsi, dan ketergantungan rezim tersebut pada pihak asing. Rakyat Iran, yang mengandalkan keimanan, persatuan, dan tekad baja, berhasil menumbangkan pemerintahan Pahlavi.
Periode 1342 hingga 1357 Hs (1963-1979 M) merupakan babak gemilang dalam sejarah perjuangan rakyat Iran yang mencapai kemenangan pada 22 Bahman 1357 Hs (11 Februari 1979) berkat kepemimpinan bijaksana Imam Khomeini (ra) dan pengorbanan serta pengabdian rakyat. Artikel ini mengkaji perjuangan heroik rakyat Iran melawan rezim Pahlavi.
Alasan Kebangkitan Rakyat
Rezim Pahlavi yang sangat bergantung pada kekuatan Barat, khususnya Amerika Serikat, berupaya menipu rakyat dan mengonsolidasikan kekuasaannya dengan melaksanakan program-program seperti "Revolusi Putih" pada tahun 1342 Hs (1963). Reformasi tanah yang seharusnya menegakkan keadilan justru berujung pada penghancuran pertanian dan migrasi massal penduduk pedesaan ke kota, sementara istana Pahlavi tenggelam dalam korupsi dan kemewahan, dan pendapatan minyak yang sangat besar, yang mencapai 20 miliar dolar pada tahun 1974, dihabiskan untuk membeli senjata dari Amerika Serikat dan untuk proyek-proyek pertunjukan seperti perayaan ulang tahun monarki ke-2.500.
Pada saat yang sama, organisasi SAVAK yang ditakuti, yang didirikan dengan dukungan CIA, menangkap, menyiksa, dan mendeportasi para pejuang kemerdekaan. Menurut laporan Amnesty International (1976), lebih dari 50.000 orang ditangkap di Iran karena alasan politik antara tahun 1963 dan 1978, dan ratusan orang meninggal di penjara. Kekejaman ini memperkuat tekad rakyat Iran untuk melawan rezim Pahlavi yang bergantung pada Barat tersebut.
Kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs; Penyulut Revolusi Islam
Titik awal gerakan besar ini adalah kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs (5 Juni 1963). Imam Khomeini (ra), pemimpin besar Revolusi Islam, dengan berani mengungkap pengkhianatan rezim Pahlavi dalam pidato bersejarahnya pada 13 Khordad 1342 Hs (3 Juni 1963) di Sekolah Faiziyeh di Qom, dan mengkritik ketergantungannya pada rezim Israel, korupsi di istana (pemerintah), dan penindasan terhadap rakyat. Rezim Pahlavi, yang takut akan pengaruh kata-katanya, menangkap Imam pada 15 Khordad (5 Juni). Tindakan ini membangkitkan kemarahan rakyat dan demonstrasi besar-besaran terjadi di Tehran, Qom, Shiraz, dan Varamin. Aparat keamanan rezim Pahlavi secara brutal menyerang rakyat, dan menurut dokumen sejarah (buku "Kebangkitan 15 Khordad menurut Dokumen", yang diterbitkan Pusat Dokumen Revolusi Islam, 2009), lebih dari 1.000 orang gugur. Kebangkitan 15 Khordad, yang disebut Imam Khomeini (ra) sebagai "awal Kebangkitan Islam," memperkuat pondasi revolusi.
Tahun-tahun setelah 1342 Hs, Perluasan Gerakan Islam
Pada tahun-tahun setelah 1342 Hs (1963), Kebangkitan Islam berkembang di bawah kepemimpinan Imam Khomeini (ra). Kelompok-kelompok keagamaan dan revolusioner meningkatkan kesadaran publik dengan menyebarkan selebaran, merekam pidato-pidato Imam, dan mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia. Rezim Pahlavi mencoba untuk meredam gerakan ini dengan mengasingkan Imam ke Turki pada tahun 1343 Hs (1964) dan kemudian ke Najaf, Irak, tetapi pesan-pesannya dari Najaf menggugah hati jutaan orang Iran. Buku "Kebangkitan Imam Khomeini" karya Sayid Hamid Rouhani menunjukkan bahwa selama periode ini, para ulama revolusioner dan rakyat bersatu, dan slogan "Kemerdekaan, Kebebasan, Republik Islam" mengakar di hati.
Dekade 1350 Hs; Puncak Epik Rakyat Iran
Pada tahun 1971-an, ketidakpuasan rakyat Iran terhadap rezim Pahlavi mencapai puncaknya. Pendapatan minyak yang sangat besar dihabiskan untuk hiburan istana dan pembelian senjata dari Amerika Serikat, alih-alih untuk kesejahteraan rakyat. Menurut dokumen Bank Dunia (1976), 40 persen penduduk Iran berada di bawah garis kemiskinan, sementara biaya perayaan 2.500 tahun monarki diperkirakan lebih dari 100 juta dolar (Dokumen Kongres AS, 1976).
Ketimpangan ini memicu kemarahan publik. Pada tanggal 17 Dey 1356 Hs (7 Januari 1978), rezim Pahlavi membangkitkan kemarahan publik dengan menerbitkan artikel yang menghina Imam Khomeini (ra) di surat kabar Etelaat. Rakyat Qom turun ke jalan pada tanggal 19 Dey (9 Januari), dan rezim menanggapinya dengan membunuh lebih dari 20 orang (Buku "Rooz Shomar-e Enghelab-e Islami ", diterbitkan oleh Pusat Catatan Revolusi Islam, 1387 Hs). Peristiwa ini memicu serangkaian kejadian gugurnya empat puluh orang dan kota Tabriz, Yazd, dan Isfahan menyaksikan kebangkitan rakyat.
Tahun 1357 Hs; Kemenangan Revolusi Islam
Tahun 1357 Hs (1979) merupakan puncak kejayaan persatuan dan keimanan rakyat Iran. Kebakaran di Bioskop Rex di Abadan pada tanggal 19 Mordad, yang kemudian keterlibatan SAVAK dibuktikan (Buku "Bioskop Rex di Abadan", Pusat Dokumen Revolusi Islam, 1392 Hs), menewaskan lebih dari 400 orang dan memperdalam kebencian terhadap rezim tersebut. Pada tanggal 17 Shahriwar 1357 Hs (8 September 1978), insiden " Black Friday" terjadi di Bundaran Jaleh di Tehran, dan ratusan orang tak berdosa gugur di tangan pasukan rezim Pahlavi (dokumen SAVAK, diterbitkan oleh Kementerian Intelijen, 1378 Hs).
Pemogokan nasional di industri minyak, pendidikan, dan administrasi melumpuhkan rezim tersebut. Produksi minyak turun dari 6 juta barel per hari menjadi kurang dari 1 juta barel (laporan OPEC, 1978). Jutaan orang berdemonstrasi, meneriakkan slogan-slogan "Kemerdekaan, Kebebasan, Republik Islam," mengguncang fondasi rezim Pahlavi. Pelarian Mohammad Reza Shah pada 26 Dey 1357 Hs (16 Januari 1979) dan kembalinya Imam Khomeini (ra) pada 12 Bahman 1357 Hs (1 Februari 1979) menandai puncak epik ini. Akhirnya, pada 22 Bahman 1357 Hs (11 Februari 1979), Revolusi Islam yang dipimpin oleh Imam dan pengorbanan rakyat mencapai kemenangan dan rezim monarki di Iran digulingkan. (MF)