Pidato Presiden Iran Peringati 22 Bahman (2)
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan Republik Islam tidak akan pernah meminta izin kepada siapapun untuk memproduksi berbagai jenis rudal dan peralatan pertahanannya serta akan melanjutan jalurnya dengan penuh kekuatan.
"Semua dunia mengetahui bahwa kekuatan Republik Islam Iran hari ini lebih kuat dari di masa Pertahanan Suci dan angkatan bersenjata negara ini telah mencapai swasembada dalam memproduksi beragam persenjataan dan amunisi," kata Rouhani dalam pidatonya di hadapan jutaan peserta Pawai Akbar 22 Bahman di Bundaran Azadi, Tehran, Senin (11/2/2019).
Dia menambahkan, plot musuh anti-Republik Islam dalam setahun terakhir telah mengalami kegagalan.
"Partisipasi luas rakyat di jalan-jalan di seluruh negeri, termasuk di Tehran berarti bahwa plot musuh dalam satu tahun terakhir telah digagalkan," tandasnya.
Republik Islam Iran, lanjut Rouhani, telah menghadapi tekanan dan sanksi ekonomi selama 40 tahun terakhir, namun kami akan terus melanjutkan revolusi kami sekuat dengan 40 tahun terakhir ini.
Presiden Iran menjelaskan, tahun ini, kami mengadakan perayaan 40 tahun Kemenangan Revolusi Islam ketika Amerika Serikat, rezim Zionis dan rezim-rezim reaksioner di kawasan menempatkan rakyat kami di bawah tekanan dan sanksi.
Di bagian lain pidatonya, Rouhani menyinggung pengkhianatan raja dan penguasa sebelumnya yang telah menyebabkan sebagian wilayah Iran terpisah dari negara ini.
Dia menuturkan, orang-orang tahu dengan baik bahwa 205 tahun yang lalu, sebagian besar dari bagian utara Iran dan Kaukasus terpisah dari negara ini selama kekuasaan raja-raja Qajar yang tidak setia.
Presiden Iran menuturkan, kami bertekad untuk meningkatkan kekuatan militer dan program rudal balistik meskipun ada tekanan yang meningkat dari negara-negara Barat untuk membatasi pertahanan Iran.
"Kami belum meminta dan tidak akan pernah meminta izin untuk mengembangkan berbagai jenis rudal dan kami akan melanjutkan jalur kami dan kekuatan militer kami," tegasnya.
Rouhani menekankan bahwa melindungi integritas wilayah Iran adalah pencapaian pertama Revolusi Islam.
"Bahkan satu milimeter tanah dan air di negara ini tidak akan diberikan kepada musuh, dan bangsa Iran memenangkan semua konspirasi," ujarnya.
Dia menandaskan, hari ini, semua otoritas di Republik Islam Iran dari Rahbar ke presiden, anggota parlemen, dewan ahli kepemimpinan dan semua dewan dipilih melalui suara rakyat.
"Kita semua perlu mengingat ini bahwa jika kita telah menggagalkan semua plot ini dalam 40 tahun terakhir, itu karena Islam dan sistem republik kita," ungkapnya.
Mengandalkan dan bersandar kepada Tuhan, lanjut Rouhani adalah kekuatan yang kita miliki tetapi musuh kita tidak demikian. Kita tahu bahwa apakah kita memenangkan pertempuran atau terbunuh di dalamnya, kita adalah pemenangnya.
"Revolusi kami didasarkan pada prinsip bahwa kebajikan harus menggantikan keburukan. Iman dan spiritualitas adalah dasar dari revolusi dan kekuatan kemarin dan hari ini," jelasnya.
Presiden Iran lebih lanjut menyinggung pentingnya partisipasi dalam pemilu dan kotak suara. Dia menuturan, jika bukan karena kotak suara ini dan jika kita tidak memiliki antrian panjang yang menunggu untuk memberikan suara mereka ini, maka musuh tentunya akan berhasil dalam konspirasi mereka terhadap Iran.
"Hari ini, kami memiliki demokrasi sejati di Iran. Partai, surat kabar dan media bebas di negara ini dan semua otoritas harus mendekati pemilu dengan pikiran terbuka. Semakin banyak pikiran kita terbuka, kita semakin siap untuk mempersiapkan landasan bagi kehadiran semua pikiran, partai dan faksi," tuturnya.
Presiden Iran juga menyinggung kemajuan negaranya di berbagai bidang, termasuk di bidang petrokimia dalam 40 tahun terakhir. Dia mengatakan, semua dunia mengakui kemajuan pesat Iran ini.
Hari ini, Senin, 22 Bahman 1397 Hs yang bertepatan dengan 11 Februari 2019 adalah hari peringatan Kemenangan Revolusi Islam ke-40.
Jutaan rakyat Iran di berbagai kota dan desa di seluruh pelosok negeri secara serentak memperingati Kemenangan Revolusi Islam Iran ke-40.
Pada tanggal 11 Februari 1979, perjuangan gigih rakyat Iran berhasil menumbangkan rezim diktator Shah Pahlavi yang didukung penuh oleh Amerika Serikat dan sekutunya. (RA)