Shalat Jumat di Tehran, 4 Oktober 2019
https://parstoday.ir/id/news/iran-i74385-shalat_jumat_di_tehran_4_oktober_2019
Shalat Jumat di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Jumat pekan ini diimami oleh Ayatullah Mohammad Emami Kashani.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Okt 04, 2019 19:22 Asia/Jakarta
  • Shalat Jumat di Tehran, 4 Oktober 2019.
    Shalat Jumat di Tehran, 4 Oktober 2019.

Shalat Jumat di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Jumat pekan ini diimami oleh Ayatullah Mohammad Emami Kashani.

Imam dan sekaligus Khatib Shalat Jumat di Tehran ini menyinggung kerusuhan terbaru di Irak dan peran musuh untuk mengobarkan dan memperluas kerusuhan tersebut.

"Musuh berusaha menciptakan gangguan terhadap Pawai Arbain yang diikuti jutaan orang, namun pawai ini akan berlangsung dengan lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Ayatullah Emami Kashani dalam khutbahnya di Universitas Tehran, Jumat (4/10/2019).

Unjuk rasa di beberapa kota di Irak termasuk di Baghdad meletus pada hari Senin untuk memprotes pengangguran dan persoalan ekonomi. Namun demonstrasi itu berakhir ricuh dan menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka.

Bukti-bukti ditemukan bahwa unjuk rasa itu bukan terjadi begitu saja atau spontan, namun ada pihak-pihak asing yang berperan atas meletusnya kerusuhan di Irak.

79 persen pesan-pesan yang disampaikan melalui media sosial tentang unjuk rasa dan kerusuhan di Irak diunggah oleh para pengguna medsos Arab Saudi.

"Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel menciptakan konspirasi untuk menutupi fakta dan kebenaran," kata Ayatullah Emami Kashani ketika menjelaskan bahwa bendera Imam Husein as, cucu Rasulullah Saw, adalah bendera perlawanan terhadap kezaliman dan penindasan.

Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani menyinggung kemenangan rakyat tertindas Yaman dalam melawan pasukan agresor yang menyerang mereka selama 4,5 tahun terakhir.

"Kemenangan rakyat Yaman telah menghapus kehormatan rezim Al Saud dan para pendukungnya," ujarnya.

Di bagian akhir khutbahnya, Khatib Shalat Jumat Tehran ini menyinggung tekanan maksimum yang diberlakukan AS terhadap Iran.

"Dengan ketekunan dan perlawanan rakyat Iran, tekanan maksimum musuh akan berubah menjadi kehinaan maksimum mereka," pungkasnya. (RA)