Nov 23, 2019 20:47 Asia/Jakarta
  • Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei
    Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei

Perkembangan Iran selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya pekan lalu sejumlah kota Iran menyaksikan kerusuhan menyusul pengesahan pelaksanaan rencana pengelolaan konsumsi bahan bakar.

Isu lainnya adalah kunjungan Komandan Angkatan Darat Pakistan ke Iran.

Kerusuhan di Iran Menyusul Rencana Manajemen Bahan Bakar

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pekan lalu di dars-e kharej fiqh (kuliah fiqih tingkat mujtahid) seraya mengisyaratkan rencana manajemen konsumsi bahan bakar mengatakan, " Di masalah ini Saya tidak memiliki keahlian, dan pandangan para pakar juga beragam. Namun sebelumnya telah saya katakan jika pemimpin tiga lembaga tinggi mengambil keputusan, maka Saya akan mendukungnya."

Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa pemimpin tiga lembaga tinggi dengan dukungan para pakar, mengambil satu keputusan dan wajar jika harus diberlakukan. "Tentu saja sejumlah warga khawatir dan kecewa akan keputusan ini, atau keputusan ini merugikan mereka. Namun aksi perusakan dan pembakaran bukan pekerjaan rakyat, tapi para penjahat."

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei

Pengalaman dalam beberapa tahun terakhir, seperti kerusuhan pasca pemilu 2009 dan kerusuhan ekonomi lainnya, telah menunjukkan bahwa AS dan musuh-musuh Iran menggunakan tuntutan masyarakat sebagai cara untuk mencapai tujuannya mengganggu ketenangan masyarakat dan krisis politik, dimana tujuan utamanya adalah untuk menyerang negara Iran.

Melanjutkan tren ini, Gedung Putih dalam sebuah pernyataan intervensionis, menggemakan tuduhan bohong terhadap Iran dengan mendukung segelintir perusuh yang menghancurkan properti publik di beberapa kota Iran dengan dalih kenaikan harga bensin.

Menyusul intervensi Gedung Putih dalam urusan internal Iran, setelah reformasi harga bahan bakar dan dukungan AS untuk para pelaku kerusuhan, duta besar Swiss untuk Tehran sebagai pelindung kepentingan AS dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Iran. Setelah pemanggilan Duta Besar Swiss untuk Tehran Marcus Leitner, Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan surat protes Republik Islam atas campur tangan AS dalam urusan internal Iran.

Manajemen energi adalah salah satu masalah infrastruktur paling penting dalam perekonomian Iran. Implementasi rencana tersebut, tentu saja, menimbulkan kekhawatiran bahwa biaya lain akan naik. Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian masyarakat menghadapi masalah dengan kenaikan inflasi dibandingkan dengan pendapatan tetap. Oleh karena itu, menyelesaikan masalah mata pencaharian dalam hubungan ini adalah salah satu tindakan serius sistem pada saat yang sama dengan implementasi rencana ini.

Ekonomi dan mata pencaharian, tentu saja, bukan satu-satunya masalah di Iran. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara kaya minyak di wilayah tersebut juga menambah masalah struktur ekonomi negara ini disebabkan anjloknya harga minyak serta menyebabkan menyebabkan ketidakpuasan dan keresahan yang luas. Perancis juga telah menjadi ajang demonstrasi dan penolakan masyarakat atas kebijakan pajak dan kebijakan selama beberapa bulan.

Tentu saja, menyelesaikan masalah ekonomi dan kegagalan ekonomi adalah masalah serius dan sebuah tuntutan yang benar, dimana pemerintah harus berusaha untuk mengatasinya. Tetapi cara mereka menangani peristiwa dan refleksi yang disengaja dari masalah ekonomi Iran oleh sejumlah media asing menunjukkan bahwa tujuan mereka bukan untuk mengkritik masalah ekonomi, tetapi bertujuan untuk melumpuhkan sistem secara politis.

Jelas bahwa ketahanan terhadap tekanan ekonomi dan sanksi berat AS, yang sebenarnya merupakan manifestasi terorisme ekonomi terhadap rakyat Iran, bergantung pada banyak komponen, termasuk upaya untuk meningkatkan produktivitas dan memanfaatkan kapasitas domestik.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Selasa malam di depan 2.500 produsen, pengusaha dan pemilik perusahaan Iran kepada bangsa Iran, sahabat dan musuh Revolusi Islam menekankan, Bangsa Iran di perang militer, politik dan keamanan (seperti hal-hal yang terjadi selama beberapa hari terakhir dan bukan pekerjaan rakyat) telah berhasil memukul mundur musuh dan dengan bantuan Allah, di perang ekonomi kita juga secara pasti akan memaksa musuh mundur dan dengan dilanjutkannya gerakan saat ini di bidang peningkatan produksi dalam negeri dan kemajuan ekonomi, maka ufuk terang masa depan akan terealisasi."

Dalam pertemuan itu, Rahbar menyebut peran ekonomi dalam sistem Islam sangat penting seraya mengatakan, "Memperkaya masyarakat, meningkatkan kekayaan nasional, memperluas kesejahteraan publik dan distribusi adil sumber-sumber kekayaan negara adalah sebuah nilai, dimana dengan merealisasikan cara pandang ini tidak terjadi kesenjangan sosial di tengah masyarakat, sekalipun ada perbedaan di antara mereka.

Seraya menyinggung perang ekonomi yang selalu terjadi di antara negara-negara dan kekuatan-kekuatan besar dunia, Rahbar menambahkan, "Tentu saja dalam periode kepresidenan Amerika sekarang ini, perang dagang dengan Cina, Korea Selatan, Eropa dan dengan kawasan lain akan muncul dan menjadi luas dan dalam menghadapi Iran lewat penerapan sanksi dalam bentuknya yang paling brutal, kebencian dan kejahatan.

Menurut Rahbar, menggambarkan akan berakhirnya sanksi dalam satu atau dua tahun mendatang adalah ilusi yang tidak benar. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Dengan pengetahuan yang saya miliki tentang front arogansi, sanksi akan tetap ada. Beliau mengingatkan, "Mengikat proses penyelesaian masalah dengan keputusan orang lain justru menyebabkan munculnya masalah lebih buruk bagi negara."

Rahbar kemudian menyinggung kapasitas dalam yang melimpah dan tidak berakhir seraya menjelaskan, "Insya Allah dengan memanfaatkan kepasitas yang luar biasa, bukan hanya sebagian darinya yang dimanfaatkan, tetapi kita akan mampu mengubah ancaman menjadi peluang berkat para pelaku ekonomi."

Kunjungan Komandan Angkatan Darat Pakistan ke Iran

Komandan angkatan darat Pakistan, Qamar Javed Bajwa pekan lalu melakukan kunjungan ke Tehran. Dalam kunjungannya, Javed Bajwa melakukan pertemuan dengan para pejabat militer, menteri luar negeri dan presiden Iran.

Pertemuan Qamar Javed Bajwa dan Hassan Rouhani

Mayjen Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dalam pembicaraan dengan Qamar Javed Bajwa, Komandan Pasukan Angkatan Darat Pakistan, selain membicarakan transformasi terbaru dan kondisi kawasan menekankan penguatan kerja sama dalam stabilitas dan keamanan berkelanjutan, menciptakan keamanan di perbatasan, mencegah pergerakan kelompok-kelompok teroris dan masuk ke salah satu negara secara ilegal, menciptakan perbatasan ekonomi yang aktif dan konvergensi terkait masalah dunia Islam.

Saling mengunjungi para pejabat militer adalah babak baru dalam hubungan Iran-Pakistan yang dapat digambarkan sebagai titik balik dalam hubungan antara kedua negara tetangga selama bertahun-tahun dan dalam beberapa dekade terakhir. Sekarang, ketika kawasan sedang melalui kondisi yang sangat sulit dan tindakan berbahaya sedang terjadi di wilayah tersebut, diperlukan konsultasi dengan semua tetangga.

Dalam hal ini, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pertemuan dengan Komandan Pasukan Darat Pakistan Qamar Javed Bajwa mengatakan, "Republik Islam Iran dan Pakistan memiliki potensi dan peluang besar untuk memperkuat dan memperdalam hubungan timbal balik dan kerja sama bersama dan dapat melakukan aktivitas bersama untuk kepentingan jangka panjang kedua negara dan kawasan.

Qamar Javed Bajwa, Komandan Pasukan Angkatan Darat Militer Pakistan juga menjelaskan bahwa Iran dan Pakistan adalah dunia negara tetangga dan dua bangsa bersaudara dan bersahabat seraya mengatakan, "Tidak ada negara yang dapat mempengaruhi hubungan Pakistan dan Iran."

Tags