Lawatan Zarif ke Empat Negara Asia Tengah, Meraih Tujuan Multilateralisme Jangka Panjang
(last modified Mon, 05 Apr 2021 10:07:51 GMT )
Apr 05, 2021 17:07 Asia/Jakarta
  • Pertemuan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan Menlu Uzbekistan, Abdulaziz Kamilov
    Pertemuan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan Menlu Uzbekistan, Abdulaziz Kamilov

Pengembangan hubungan multifaset dengan negara-negara Asia menjadi salah satu prioritas dalam hubungan regional Iran.

Sehubungan dengan hal ini, Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, pada hari Senin (05/04/2021), dalam kunjungan pertama ke 4 negara Asia Tengah, melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Uzbekistan, Abdulaziz Kamilov di Tashkent, ibukota Uzbekistan.

Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran

Zarif juga dijadwalkan akan mengunjungi Kyrgyzstan, Kazakhstan, dan Turkmenistan.

Perjalanan ini fokus untuk tujuan ekonomi, interaksi regional dan pengembangan hubungan bilateral dan multilateral.

Baca juga: Rouhani Mengucapkan Selamat Kemerdekaan Uzbekistan

Saat ini, terdapat peluang yang menguntungkan untuk perluasan hubungan ekonomi antara Iran dan negara-negara yang terletak di geografi Asia Tengah, yang dapat digunakan untuk mengembangkan investasi dan memperkuat perdagangan. Mempertimbangkan kepentingan negara-negara Asia Tengah untuk lebih memanfaatkan kapasitas perdagangan dan ekonomi Iran, terutama pelabuhan laut dan strategis Chabahar, urgensi kerja sama ini perlu dievaluasi efektivitasnya dalam memperkuat hubungan strategis multilateral.

Secara geografi kawasan, akses transit dan perdagangan negara-negara Asia Tengah dan negara-negara Kaukasus ke perairan terbuka sangat penting, yang dapat diakses melalui jalur-jalur Iran. Berkaitan dengan hal tersebut, kita dapat menyebutkan pembentukan peluang multifaset seperti kerja sama Iran-Kazakhstan-Turkmenistan dan China dalam bentuk proyek konstruksi rel kereta api bersama, yang telah menciptakan peluang luar biasa di bidang hubungan rel kereta api.

Apa yang menambah pentingnya kolaborasi ini adalah tujuan ekonomi jangka panjang yang dikejar di jantung Asia.

Iran adalah salah satu negara yang menikmati keunggulan geostrategis, geoekonomi dan geopolitik. Sejalan dengan itu, banyak analis melihat kesepakatan Iran dengan negara-negara Asia sebagai keputusan logis dalam hubungan bilateral dan multilateral.

Asia Tengah secara historis bertindak sebagai penghubung antarmasyarakat, pergerakan barang antara Eropa, Asia Barat, Asia Selatan dan Asia Timur, dan sekarang Iran memiliki kesempatan untuk menggunakan jalan ini untuk kemakmuran ekonomi.

Pakar urusan internasional Hossein Asgarian yakin kunjungan Zarif ke empat negara, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, dan Turkmenistan, dapat dilihat dari beberapa perspektif. Dari satu perspektif, perjalanan ini bisa sejalan dengan kebijakan meletakkan dasar untuk bidang kerja sama di masa depan dengan Cina di kawasan Asia Tengah, terutama mengingat perjanjian 25 tahun Iran-Cina, rencana One Belt One Road (OBOR), dan fokus Cina pada promosi interaksi ekonomi dengan wilayah tersebut.

Baca juga: Parlemen Iran Sambut Baik Kemitraan Strategis dengan China

Dari sudut pandang ini, kerja sama ekonomi akan menjadi prioritas dalam pembicaraan di perjalanan ke negara-negara tersebut.

Pertemuan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan , Menlu Uzbekistan, Abdulaziz Kamilov (Arsip)

Dengan mencermati berbagai variabel ini, kunjungan Menlu Iran ke empat negara Asia Tengah memiliki kepentingan strategis karena dua alasan.

Alasan pertama, memperhatikan kebutuhan untuk menggunakan semua peluang secara cerdas untuk menjalin hubungan multilateral. Penggunaan kapasitas regional yang seimbang dan pilihan yang disengaja dalam hubungan politik dan ekonomi adalah strategi yang dapat mencegah bahaya unilateralisme.

Alasan kedua, keefektifan kesepakatan yang dicapai selama perjalanan ini untuk meningkatkan kekuatan manuver politik Iran diiringi dengan peningkatan pangsa ekonomi hubungan dengan negara-negara di arena regional. Hasil logis dari dua arus ini adalah meningkatkan kapasitas untuk melawan ancaman politik-ekonomi dan menjaga kepentingan strategis jangka panjang dalam hubungan luar negeri.