Pars Today
Kebijakan luar negeri pemerintah ke-13 Republik Islam Iran yang aktif dan dinamis telah menimbulkan kemarahan media musuh dan para pakarnya.
Perkembangan di Amerika Serikat (AS) selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya keinginan Gedung Putih untuk menjadi anggota Organisasi Pendidikan, Keilmuwan dan Kebudayaan PBB, UNESCO.
Salah seorang legislator Amerika Serikat, menyebut kunjungan Presiden Iran, ke Amerika Latin, sebagai indikasi kekalahan total kebijakan Washington di bagian barat negaranya.
Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Iran tiba di Havana pada Kamis pagi dan disambut oleh otoritas Kuba setibanya di bandara internasional negara itu.
Presiden Republik Islam Iran mengatakan: "Kapasitas timbal balik yang beragam antara Iran dan Venezuela mengharuskan perjanjian antara kedua negara dilaksanakan secepat mungkin dan hubungan di antara mereka ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi."
Presiden Republik Islam Iran menggambarkan hubungan antara Iran dan negara-negara independen di kawasan Amerika Latin sangat strategis.
Presiden Iran akhir minggu ini akan melakukan kunjungan ke tiga negara Amerika Latin, yaitu Venezuela, Nikaragua, dan Kuba untuk memenuhi undangan pemimpin negara-negara itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Diplomasi Ekonomi menyatakan bahwa negara tetangga, Asia, Afrika, dan Amerika Latin menjadi prioritas pemerintah ke-13 untuk memperluas kerja sama ekonomi dan perdagangan.
Dokumen rahasia Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon yang baru-baru ini bocor mengungkap fenomena menjauhnya negara-negara berkembang seperti Pakistan, Mesir, India dan Brazil dari AS.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada hari Kamis (20/04/2023), Rusia dan Amerika Serikat saat ini praktis tidak memiliki hubungan kecuali untuk kontak penting.