Mengapa Trump Berusaha Memperkuat Gerakan Sayap Kanan Ekstrem di Dunia?
https://parstoday.ir/id/news/world-i182314-mengapa_trump_berusaha_memperkuat_gerakan_sayap_kanan_ekstrem_di_dunia
Pars Today – Presiden Amerika, Donald Trump berusaha menghidupkan arus kanan ekstrem di Eropa dan Amerika Latin dalam rangka mendefinisikan ulang hegemoni Amerika Serikat.
(last modified 2025-12-15T13:59:55+00:00 )
Des 15, 2025 20:56 Asia/Jakarta
  • Mengapa Trump Berusaha Memperkuat Gerakan Sayap Kanan Ekstrem di Dunia?

Pars Today – Presiden Amerika, Donald Trump berusaha menghidupkan arus kanan ekstrem di Eropa dan Amerika Latin dalam rangka mendefinisikan ulang hegemoni Amerika Serikat.

Menurut laporan Pars Today, kembalinya Trump ke Gedung Putih tidak hanya terbatas pada perubahan kebijakan domestik Amerika, tetapi dengan bertumpu pada slogan “America First” ia berusaha membangun jaringan global sekutu ideologis dan ekonomi, khususnya di Eropa dan Amerika Latin, untuk mendefinisikan ulang hegemoni Amerika Serikat serta memperkuat pengaruhnya dalam tatanan dunia masa depan.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih pada periode kedua kepresidenannya, pola baru dalam hubungan Washington dengan Eropa dan Amerika Latin telah terbentuk yang menunjukkan upayanya memanfaatkan partai-partai dan arus kanan di kawasan tersebut.

 

Trump menggunakan gagasan “America First” tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di panggung internasional untuk menciptakan sinergi di antara arus kanan yang dapat mendukung proyek rekonstruksi hegemoni Amerika. Pada kenyataannya, Trump berusaha memperkuat jaringan tokoh, gerakan, dan partai kanan ekstrem, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional.

 

Di Eropa, proyek ini tampak dalam bentuk dukungan tersirat maupun terang-terangan terhadap partai dan kelompok yang menyerukan nasionalisme, pengendalian ketat atas imigrasi, penentangan terhadap lembaga-lembaga supranasional, serta upaya menghidupkan kembali batas-batas politik dan budaya tradisional. Presiden Amerika Serikat di Eropa, melalui dukungan langsung maupun tidak langsung terhadap partai-partai nasionalis dan anti-Uni Eropa, berusaha melemahkan kohesi benua ini dan mendefinisikan ulang tatanan global. Partai-partai kanan ekstrem dengan slogan seperti penolakan terhadap imigrasi, kembali pada nilai-nilai tradisional, dan kritik terhadap lembaga supranasional, sepenuhnya sejalan dengan wacana Trump dan memberi peluang baginya untuk mempertahankan pengaruh Amerika menghadapi pesaing potensial.

 

 

Trump juga dengan kritik berulang terhadap NATO dan Uni Eropa, secara praktis membuka jalan bagi penguatan partai-partai kanan ekstrem. Partai-partai ini dengan slogan seperti “kembali pada kedaulatan nasional” dan “menentang Brussel” mampu memanfaatkan ruang yang diciptakan oleh Trump untuk memperluas basis sosial mereka. Khususnya di negara-negara seperti Hungaria dan Polandia, pemerintahan kanan memperoleh dukungan tidak langsung dari Washington untuk memperkokoh posisi mereka. Hal ini terutama tercermin dalam dukungan luas Trump terhadap Viktor Orbán, perdana menteri kanan Hungaria.

 

Di sisi lain, Trump dengan menonjolkan krisis imigrasi di Eropa, secara praktis telah memberikan legitimasi pada wacana partai-partai kanan ekstrem. Ia berulang kali menyebut imigrasi besar-besaran ke Eropa sebagai ancaman bagi “identitas Barat”, suatu sikap yang secara langsung sejalan dengan slogan partai-partai seperti Alternatif untuk Jerman (AfD) dan Rassemblement National di Prancis. Keselarasan ini membuat partai-partai tersebut merasa sebagai bagian dari sebuah gelombang global dan memperoleh dukungan politik Amerika untuk memperkuat posisi mereka di dalam negeri. Dalam konteks ini, Charles Kushner, Duta Besar Amerika Serikat di Prancis, beberapa waktu lalu mempublikasikan sebuah foto di akun media sosialnya yang memperlihatkan dirinya tersenyum bersama Marine Le Pen dan Jordan Bardella, dua tokoh terkemuka Rassemblement National.

 

Situs Huffington Post juga menulis bahwa pertemuan dengan para pejabat partai kanan ekstrem Prancis telah mengambil dimensi baru, karena Amerika Serikat pada masa Donald Trump terus-menerus mengubah bentuk aliansi internasionalnya. Di Amerika Latin, Trump mengikuti kebijakan serupa namun dengan tujuan yang berbeda. Kawasan yang selama bertahun-tahun berada di bawah pengaruh arus kiri dan anti-Amerika, kini menyaksikan bangkitnya politisi kanan yang mendukung kebijakan pasar bebas dan kerja sama lebih erat dengan Washington. Dukungan Trump terhadap para politisi ini tidak hanya membantu memperkokoh pengaruh Amerika Serikat menghadapi kekuatan seperti Tiongkok dan Rusia, tetapi juga memberinya kesempatan untuk mengangkat isu-isu seperti memerangi imigrasi ilegal dan pengendalian keamanan dalam kerangka yang selaras dengan kepentingan domestiknya. Pemilihan terbaru José Antonio Kast di Chili sebagai presiden berhaluan kanan merupakan contoh dari gelombang ini.

 

Secara keseluruhan, tujuan Trump dari pendekatan ini dapat dirangkum dalam tiga poros utama: pertama, melemahkan pesaing geopolitik seperti Uni Eropa dan mencegah kohesi mereka; kedua, menciptakan sinergi ideologis dengan arus kanan untuk memperkuat basis domestik dan internasional; dan ketiga, memperkokoh pengaruh ekonomi dan keamanan Amerika di Amerika Latin serta menghadapi kekuatan rival seperti Tiongkok dan Rusia.

 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dukungan Trump terhadap arus kanan ekstrem di Eropa dan Amerika Latin merupakan kombinasi dari tujuan ekonomi, keamanan, dan ideologis. Ia berusaha dengan membangun jaringan global sekutu yang sejalan untuk mendefinisikan ulang tatanan politik dan ekonomi internasional demi keuntungan Amerika. Kebijakan ini, meskipun dalam jangka pendek dapat meningkatkan daya tawar Washington, dalam jangka panjang membawa risiko runtuhnya Uni Eropa, ketidakstabilan regional, dan pelemahan lembaga-lembaga demokratis. (MF)