Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan dengan memublikasikan laporan bahwa 54 negara pendukung Ukraina telah mengirimkan dana bantuan lebih dari 203 miliar dolar kepada pemerintahan Volodymyr Zelensky.
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan tentara negaranya mengatakan, "Retorika di Barat sedang berubah dan mereka mencari cara untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina." Putin kemudian menekankan bahwa Rusia ingin mengakhiri konflik di Ukraina dengan caranya sendiri.
Presiden Rusia mengatakan, "Sudah tiba waktunya bagi Amerika dan Barat untuk menyingkirkan pikiran keruntuhan Rusia."
Pada hari Minggu (17/12/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya yang belum pernah terjadi sebelumnya mengakui kesalahan bersikap optimis dan percaya terhadap Barat dan bahwa Rusia tidak memiliki perselisihan dengan Barat.
Meskipun ada tentangan dari Hongaria, para pemimpin Uni Eropa setuju untuk memulai negosiasi mengenai keanggotaan Ukraina dalam serikat ini.
Juru bicara presiden Rusia seraya menjelaskan bahwa Amerika menyadari bahwa Ukraina telah menipunya dan tidak memenangkan pertempuran melawan Rusia, dan menekankan bahwa Washington telah putus asa terhadap Ukraina.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban meminta agar dua keputusan penting bagi Ukraina mengenai dukungan anggaran dan dimulainya negosiasi keanggotaan negara itu di Uni Eropa dihapus dari agenda pertemuan Eropa di pertengahan Desember.
Jenderal Charles Brown Jr, Kepala Staf Gabungan Militer AS menyatakan bahwa perang selalu berakhir dengan kesepakatan diplomatik, dan menekankan bahwa tidak ada solusi militer terhadap konflik di Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat karena melupakan Ukraina dan mengurangi bantuan ke negara ini dalam perang dengan Rusia.
Konflik antara Rusia dan Ukraina berujung pada peningkatan signifikan pendapatan Norwedia dari ekspor energi.