Transformasi Asia Barat, 2 Juli 2021
Dinamika Asia Barat sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya mengenai reaksi terhadap peresmian kedutaan rezim Zionis di UEA.
Selain itu, Bahrain resmi mengumumkan dubes untuk Israel, Presiden Zionis mengkhawatirkan dampak penarikan pasukan AS, pernyataan Jihad Islam bahwa senjata Palestina produksi lokal, Hizbullah Lebanon menembak jatuh empat drone Israel, presiden Irak menyebut AS melanggar kedaulatan nasionalnya, dan Najran dan Khamis Mushait, Arab Saudi dihantam rudal Yaman
Kritik UEA, Hamas: Normalisasi Hubungan Intensifkan Agresi Rezim Zionis !
Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem menilai pembukaan kedutaan Israel di Abu Dhabi sebagai dukungan terhadap peningkatan aksi kejahatan Israel atas Palestina.
Hazem Qassem hari Selasa (29/6/2021) mengatakan, "Pembukaan kedutaan [rezim Zionis] di Abu Dhabi bersamaan dengan operasi penghancuran daerah Silwan di Baitul Maqdis,".
"Perjanjian normalisasi akan mengintensifkan agresi rezim terhadap perjuangan Palestina," ujar jubir Hamas.
Rezim Zionis hari Selasa (29/6/2021) meresmikan kedutaan besarnya di Abu Dhabi, ibu kota UEA.
Bersamaan dengan acara ini, Bahrain mengumumkan Khaled Youssef Al Jalahma sebagai duta besar pertama dalam sejarahnya untuk Israel.
Bahrain Resmi Umumkan Dubes untuk Rezim Zionis
Pemerintah Bahrain secara resmi telah menunjuk Khaled Youssef Al Jalahma sebagai duta besar pertamanya untuk rezim Zionis.
Kantor berita resmi Bahrain hari Selasa (29/6/2021) melaporkan, Youssef al-Jalahma akan segera menjabat sebagai duta besar resmi pertama Bahrain untuk rezim Zionis.
Al-Jalahma sebelumnya menjabat sebagai wakil duta besar Bahrain untuk Amerika Serikat.
Bahrain dan rezim Zionis secara resmi menandatangani perjanjian normalisasi di Gedung Putih pada 15 September 2020, yang dimediasi oleh mantan Presiden AS Donald Trump, dan selanjutnya menandatangani perjanjian kerja sama di berbagai bidang.
Sebulan lalu, kantor berita resmi Bahrain melaporkan bahwa Yossi Cohen, Direktur Mossad saat itu, telah memasuki Bahrain dan bertemu dengan pejabat keamanannya.
Pengumuman normalisasi hubungan antara rezim Zionis dan rezim Al-Khalifa datang sebulan setelah pengumuman kesepakatan antara rezim Zionis dan UEA.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab sebagai bagian dari kunjungan resmi dua hari untuk meresmikan kedutaan rezim di Abu Dhabi dan kemudian konsulatnya di Dubai.
Banyak negara merdeka dan kelompok Palestina telah menggambarkan upaya UEA dan Bahrain untuk berkompromi dengan rezim Zionis sebagai pengkhianatan yang jelas terhadap perjuangan Palestina.
Presiden Zionis Khawatirkan Dampak Penarikan Pasukan AS
Presiden Rezim Zionis, Reuven Rivlin memperingatkan dampak negatif penarikan pasukan AS dari kawasan bagi Israel.
Situs Arab 48 hari Rabu (30/6/2021) melaporkan, Presiden Rezim Zionis, Reuven Rivlin bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada Senin malam untuk membahas hubungan bilateral dan berbagai isu lainnya, termasuk penarikan pasukan AS dari kawasan.
"Jika pasukan Washington menarik diri dari kawasan, maka beberapa negara Arab akan lebih dekat ke Iran," ujar Rivlin.
Dalam pertemuan tersebut, presiden rezim Zionis meminta AS memberikan senjata kepada tentara Israel.
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan, pembicaraan kedua pemimpin berfokus pada pentingnya hubungan bilateral berdasarkan kepentingan bersama terkait dengan masalah stabilitas dan keamanan regional.
Selama beberapa bulan terakhir, rezim Zionis dan pemerintah AS telah membentuk kelompok kerja yang diketuai oleh pejabat Dewan Keamanan Dalam Negeri AS untuk mengoordinasikan kebijakan bersama menghadapi Iran.
Jihad Islam: Senjata Palestina Produksi Lokal !
Sekjen gerakan Jihad Islam Palestina, Ziyad Al Nakhalah membantah masuknya senjata ke Palestina dari negara lain, dengan menyebut sebagian besar senjata yang digunakan oleh kubu perlawanan Palestina di Gaza adalah buatan dalam negeri.
Ziyad Al Nakhalah hari Selasa (29/6/2021) mengatakan, "Pertempuran baru-baru ini telah membuat musuh berpikir seribu kali sebelum menginvasi Gaza. Sebab rezim ini tidak lagi mampu menanggung konsekuensi berat dari serangan di Gaza,".
"Sekarang bukan periode ketika mantan Perdana Menteri rezim Zionis, Ariel Sharon bisa menyerang Gaza kapan pun dia mau," ujar Al Nakhalah.
Al-Nakhala juga menegaskan bahwa persatuan bangsa Palestina sebagai salah satu faktor terpenting dalam mencapai prestasi penting dalam pertempuran Pedang Quds.
Menurutnya, Al Quds akan tetap menjadi milik Palestina.
Al-Nakhala memperingatkan setiap operasi teroris oleh rezim Zionis di dalam dan di luar Palestina, dengan mengungkapkan, "Kami akan menanggapi setiap pembunuhan dengan membombardir Tel Aviv.".
Hizbullah Lebanon Tembak Jatuh Empat Drone Israel
Hizbullah Lebanon dilaporkan menembak jatuh empat pesawat tanpa awak (drone) Israel pada Kamis pagi, 1 Juli 2021.
Media perlawanan, Saberin News Irak melaporkan bahwa pasukan Hizbullah Lebanon menembak jatuh empat drone rezim Zionis yang sedang terbang dari arah laut menuju daerah Madi di Beirut.
Sejauh ini belum diperoleh informasi lebih lanjut tentang insiden tersebut.
Rezim Zionis secara rutin melanggar wilayah Lebanon dari udara, laut, dan darat. Israel bahkan menyerang Suriah dari wilayah udara Lebanon.
Lebanon sudah sering meminta masyarakat internasional untuk memperingatkan Israel tentang pelanggaran tersebut dan mencegahnya agar tidak berlanjut.
Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB melarang Israel melakukan tindakan agresif terhadap Lebanon, tetapi Tel Aviv tidak peduli dengan keputusan itu.
Presiden Irak: AS Langgar Kedaulatan Nasional Kami
Presiden Irak mengecam serangan Amerika Serikat ke markas Hashd Al Shaabi di perbatasan Suriah, Senin (28/6/2021) dinihari, dan menganggap serangan itu sebagai pelanggaran atas kedaulatan nasional negaranya.
Barham Salih, Selasa (29/6) mengecam serangan ini, dan menyebutnya sebagai bukti nyata pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah dan keamanan nasional Irak, dan mempersulit upaya negara ini untuk mewujudkan keamanan dan stabilitas.
Menurut Presiden Irak, Baghdad tidak bersedia memposisikan medan tempur dan zona perang dalam poros-poros tertentu, karena hal itu bertentangan dengan aturan internasional.
Barham Salih menjelaskan, serangan ini dan serangan-serangan sebelumnya termasuk serangan roket di Erbil, dan wilayah lain adalah langkah yang tidak bisa ditolerir, dan melanggar hukum serta membahayakan kepentingan Irak.
Balas Aksi AS, Asaib Ahl Haq Irak akan Tingkatkan Serangan
Sekretaris Jenderal Asaib Ahl al-Haq Irak, Qais Al Khazali menekankan keputusan gerakan yag dipimpinnya untuk meningkatkan operasi perlawanan terhadap agresor.
Statemen ini disampaikan Qais Al Khazali sebagai reaksi atas serangan AS terhadap pasukan al-Hashd al-Shaabi.
Sekretaris Jenderal Asaib Ahl al-Haq Irak hari Selasa (29/6/2021) mengatakan, pasukan gerakan ini sepenuhnya siap menanggapi serangan musuh.
"Tanggapan front perlawanan salah satu yang tidak pernah diharapkan musuh," ujar Khazali.
Jet tempur AS menyerang basis dukungan dan logistik Brigade 14 Al-Hashd al-Shaabi di perbatasan dengan Suriah pada Senin pagi, yang menewaskan empat pasukan Irak.
Kelompok perlawanan lain di Irak juga mengutuk invasi AS dan akan membalasnya.
Najran dan Khamis Mushait, Saudi Dihantam Rudal Yaman
Koalisi Arab Saudi mengabarkan serangan drone dan rudal pasukan Yaman ke beberapa target di selatan Saudi.
Dikutip stasiun televisi Sky News, Minggu (27/6/2021), Juru bicara Koalisi Saudi mengatakan, satu unit drone bunuh diri diterbangkan pasukan Yaman ke arah Najran yang terletak di selatan, Saudi.
Pada saat yang sama, Jubir Koalisi Saudi mengklaim sistem pertahanan udara negara ini berhasil mencegat pesawat nirawak pasukan Yaman tersebut.
Jubir Koalisi Saudi seperti dikutip TV Al Jazeera menuturkan, "Kami akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk membela diri sesuai aturan internasional."
Satu jam setelah Jubir Koalisi Saudi mengeluarkan statemennya, satu unit drone Yaman yang lain diterbangkan ke Khamis Mushait.
Minggu pukul 3:40 dinihari, Koalisi Saudi mengabarkan penembakan rudal balistik oleh pasukan Yaman ke beberapa target di Najran dan Khamis Mushait.
Menurut Sky News sejumlah video menunjukkan ketidakmampuan dan kegagalan sistem pertahanan udara Arab Saudi mencegat rudal dan drone Yaman.(PH)