Mengapa Militer Yaman Menyerang Pelabuhan al-Dhaba?
Militer Yaman memberikan pukulan baru terhadap musuh dengan melancarkan serangan peringatan menggunakan pesawat tak berawak di pelabuhan al-Dhaba (al-Dhabah) pada hari Jumat, 21 Oktober 2022. Mereka juga memperingatkan tentang konsekuensi dari perilaku pasukan agresor terhadap Yaman.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan pada Jumat (21/10/2022) malam bahwa pasukan Yaman melancarkan "serangan peringatan sederhana" untuk mencegah sebuah kapal tanker membawa minyak mentah Yaman ke Yaghma melalui pelabuhan al-Dhaba.
Serangan tentara Yaman itu dapat dianalisa dari beberapa perspektif. Ini adalah tindakan pertama Yaman setelah kegagalan gencatan senjata. Gencatan senjata di Yaman pada 2 Oktober tidak diperpanjang setelah enam bulan. Inkonsistensi Arab Saudi untuk mematuhi persyaratan gencatan senjata adalah alasan utama kegagalan tersebut.
Yaman telah berulang kali mengumumkan bahwa Arab Saudi melanggar gencatan senjata dan pemerintah Sanaa juga telah memperingatkan konsekuensinya. Serangan drone ke pelabuhan al-Dhaba merupakan salah satu konsekuensi dari pelanggaran gencatan senjata.
Selain itu, serangan militer Yaman adalah untuk mempertahankan sumber daya negara dan mencegah penjarahan sumber daya tersebut. Sebuah kapal tanker minyak raksasa memasuki pelabuhan al-Dhaba di provinsi Hadhramout untuk memindahkan dua juta barel minyak mentah Yaman. Untuk itu, pasukan Yaman segera mencegahnya dengan melancarkan serangan drone. Kapal tanker ini bermaksud untuk memindahkan minyak yang diambil dari ladang minyak al-Masileh di barat Hadhramout ke tujuan yang tidak diketahui.
Brigjen Saree menyinggung penyerangan ini dan mengatakan bahwa kapal tanker ini telah melanggar keputusan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait untuk melarang transfer dan ekspor produk minyak Yaman. Pesan peringatan itu juga disampaikan untuk mencegah berlanjutnya operasi penyelundupan sumber daya alam dan kekayaan alam Yaman, terutama minyak.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) sedang menjarah sumber daya energi Yaman, terutama UEA, yang sangat aktif di bidang ini dan bahkan telah membuka pintu bagi rezim Zionis Israel untuk masuk ke Yaman.
Provinsi Hadhramout adalah produsen minyak terbesar di Yaman, dan pasukan bayaran Arab Saudi, UEA dan Amerika Serikat (AS) telah berulang kali saling rebut dan bunuh untuk menjarah minyak di wilayah pendudukan mereka.
Kementerian Perminyakan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman mengumumkan beberapa waktu lalu bahwa pasukan koalisi Arab Saudi telah menjarah sumber daya minyak Yaman senilai sekitar 10 miliar dolar.
Poin terakhir adalah serangan ke pelabuhan al-Dhaba menunjukkan bahwa jika Arab Saudi mengambil keuntungan dari gencatan senjata enam bulan untuk membangun kembali kekuatan mereka, hal itu tidak akan bisa mencegah militer Yaman untuk melanjutkan operasi pencegahan di wilayah Arab Saudi dan UEA.
Oleh karena itu, serangan ke al-Dhaba merupakan peringatan Yaman kepada Riyadh dan Abu Dhabi tentang konsekuensi kejahatan mereka terhadap Yaman. Selain itu, serangan ke al-Dhaba juga merupakan peringatan bagi perusahaan-perusahaan yang didukung oleh UEA, Arab Saudi, AS dan rezim Zionis di wilayah selatan dan timur Yaman.
Dalam hal ini, Brigjen Saree menyatakan bahwa Yaman mampu melakukan operasi peringatan untuk membela bangsa dan melindungi sumber daya alamnya.
"Sekali lagi, kami memperingatkan semua perusahaan untuk mematuhi keputusan Sana'a dan menghindari segala upaya untuk menjarah sumber daya Yaman," tegasnya. (RA)