Hasil Pemilu Knesset Membuat Israel Terbelah, Pejabat Zionis Khawatir!
(last modified Wed, 09 Nov 2022 12:09:58 GMT )
Nov 09, 2022 19:09 Asia/Jakarta
  • Presiden rezim Zionis Israel Isaac Herzog .
    Presiden rezim Zionis Israel Isaac Herzog .

Presiden rezim Zionis Israel Isaac Herzog memperingatkan tentang konsekuensi dari hasil pemilu parlemen (Knesset) baru-baru ini, dan mengatakan bahwa situasi politik di Israel telah menjadi rumit.

Pemilu dini Knesset, yang merupakan yang kelima dalam 3,5 tahun, diadakan pada 1 November 2022. Menurut hasil yang diumumkan, kelompok Benjamin Netanyahu memenangkan 64 kursi di parlemen yang beranggotakan 120 orang. Dari 64 kursi ini, 14 kursi dikhususkan untuk kelompok sayap kanan ekstrem.

Netanyahu ditugaskan untuk membentuk kabinet dan dalam hal ini dia memiliki dua opsi. Pilihan pertama adalah membentuk kabinet dengan sekutu ekstremisnya dan berbagi kekuasaan dengan mereka.

Pilihan kedua adalah bahwa Netanyahu, --yang memahami kekhawatiran tentang partisipasi ekstremis dalam kabinet--, meyakinkan partai-partai dan kelompok-kelompok moderat sayap kanan untuk berpartisipasi dalam pembentukan kabinet dan tidak mengizinkan kelompok ekstremis berpartisipasi dalam kekuasaan.

Menimbang bahwa, dalam empat pemilu terakhir, kelompok moderat tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam kabinet Netanyahu, tampaknya kehadiran kelompok ekstrem kanan yang tidak memiliki banyak catatan politik harus dianggap sebagai sebuah kepastian dalam kabinet Israel di masa depan.

Faktanya, karena penolakan oleh tokoh-tokoh moderat, Netanyahu tidak punya pilihan selain membentuk koalisi dengan sayap kanan ekstrem, dan para ekstremis juga menginginkan bagian karena peran yang mereka mainkan untuk Netanyahu. Karena alasan ini, kekhawatiran meningkat di wilayah pendudukan, dan banyak tokoh memperingatkan hal ini.

Benjamin Netanyahu

Mantan Menteri Luar Negeri rezim Zionis Tzipi Livni menggambarkan situasi tersebut sebagai hal yang mematikan. Sementara mantan Menteri Keamanan Internal rezim Zionis Avigdor Kahalani mengungkapkan bahwa dia takut atas nasib Israel setelah satu generasi, dan masalah internal ini akan menghancurkan Israel.

Di sisi lain, Perdana Menteri sementara rezim Zionis  Yair Lapid mengatakan, hanya beberapa hari setelah pemilu parlemen, Israel kembali terbelah ke dalam dua kelompok dan kemarahan kembali lagi. Menteri Perang rezim Zionis  Benny Gantz juga mengatakan, Israel bergerak menuju perpecahan dan ekstremisme.

Presiden rezim Zionis Isaac Herzog dalam pidato peringatan ke-27 tahun kematian mantan PM rezim ini, Isaac Rabin, mengatakan, situasi politik yang rumit di Israel menghadapkan kita dengan tantangan bersejarah. Hasil pemilu menunjukkan bahwa kita terbagi menjadi dua kelompok, dan tanggung jawab sekarang ada pada semua aktor politik, terutama mereka yang memiliki kekuatan politik lebih.

Banyak jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar warga Israel tidak optimis tentang masa depan mereka dan banyak tantangan yang membuat mereka khawatir, serta kesenjangan sosial dalam internal Zionis juga menjadi yang paling mengkhawatirkan.

Moshe Klughaft, ahli strategi kebijakan internasional yang sebelumnya bekerja dengan Netanyahu, mengatakan bahwa dirinya tidak membayangkan mantan PM akan mengambil langkah ekstrem, sebab kabinet dengan sosok seperti Itmar Ben Ghafira akan runtuh dengan cepat, tetapi mungkin "Bibi" harus menggunakan ekstremis untuk kembali berkuasa dan mendapatkan kursi yang diperlukan di parlemen. (RA)

Tags