Zionis Dikejutkan dengan Ledakan Beruntun
Selama tiga ledakan berturut-turut di Al-Quds yang diduduki, lebih dari 21 zionis terluka dan satu orang tewas.
Ledakan-ledakan ini terjadi di daerah-daerah yang keamanannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab rezim Zionis, dan karena itu terjadinya ledakan-ledakan ini dianggap sebagai kegagalan intelijen dan keamanan rezim ini, terutama dinas keamanan internalnya.
Pelaksanaan operasi di dalam Palestina yang diduduki bukanlah hal baru, dan serangkaian operasi telah dilakukan oleh orang-orang Palestina sebelumnya.
Sebagai tanggapan atas operasi tersebut, rezim Zionis biasanya melancarkan operasi yang disebut "pemecah gelombang" di Tepi Barat, yang meskipun telah berlalu selama beberapa bulan dan belum selesai, tetapi belum mencapai hasil yang jelas.
Bukti yang jelas dari hal itu adalah serangkaian ledakan hari Rabu (23/11/2022) di Al-Quds yang diduduki, yang menandakan masuknya operasi perlawanan ke fase baru.
Operasi tersebut sebagian besar bersenjata atau dalam beberapa kasus dilakukan dengan senjata jarak dekat, tetapi operasi hari Rabu adalah pengeboman yang dikendalikan dari jarak jauh, yang menunjukkan bahwa pasukan perlawanan Palestina telah memperoleh peralatan baru.
Selama beberapa minggu terakhir, ada laporan penyusupan ke depot amunisi rezim Zionis, dan karena itu ada kemungkinan bahan peledak yang digunakan dalam operasi hari Rabu (23/11) dipasok dari dalam Palestina Pendudukan.
Selain itu, para pelaku penyerang gugur syahid atau ditangkap dalam operasi sebelumnya, tetapi dalam operasi baru yang dimulai hari Rabu, mampu mencegah kerugian Palestina, meskipun sangat mungkin rezim Zionis akan menutupi kegagalan barunya.
Biasanya mereka akan melancarkan serangan besar baru kepada Palestina menjelang pembentukan kabinet baru rezim ini.
Tampaknya pesan yang paling penting dari ledakan hari ini adalah hasil dari pemilihan umum rezim Zionis baru-baru ini. Ciri khas paling penting di antaranya adalah berkuasanya partai-partai yang sangat ideologis di satu sisi dan sangat rasis di sisi lain.
Karena itu ada kemungkinan kuat bahwa setelah pembentukan kabinet baru, mereka akan menyelesaikan rencana setengah jadi mereka sebelumnya tentang penghancuran Masjid Al-Aqsa dengan menempatkan patung di atasnya dan juga menyelesaikan proses yahudisasi Al-Quds dengan mengusir penduduknya.
Terjadinya ledakan-ledakan ini menunjukkan bahwa lingkaran pengaruh dan keberadaan perlawanan Palestina telah meluas melampaui Jalur Gaza dan Tepi Barat dan masuk ke Wilayah Pendudukan tahun 1948 yang dikenal sebagai Israel.
Oleh karena itu sesuai dengan tingkat yang sama dengan rezim Zionis dan pemukiman Zionis memasuki Wilayah Pendudukan tahun 1967 melanggar batas Tepi Barat, yang harus diberikan kepada mereka sesuai dengan resolusi PBB untuk pembentukan negara Palestina, dengan cara yang sama, kini Palestina juga memilih Palestina Pendudukan sebagai fokus operasi baru mereka.
Hal ini ditambah dengan fakta bahwa lebih dari dua juta orang Arab Palestina masih ada di Wilayah Pendudukan tahun 1948 dan bila perlu, seperti yang telah terlihat berkali-kali sebelumnya, mereka dapat berdiri bersama orang Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Apalagi jika nasib Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa berada di antara keduanya.
Meskipun orang Palestina tinggal di wilayah pendudukan di tiga lokasi geografis yang terpisah, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan wilayah yang diduduki pada tahun 1948, yang dikenal sebagai Israel, namun setiap kali isu Masjid Al-Quds dan Al-Aqsa muncul, mereka telah bertindak dengan suara bulat. Contohnya adalah Operasi Pedang Quds, ketika kelompok Perlawanan dari Gaza meluncurkan kekuatan roket mereka dan dengan demikian menghentikan serangan Zionis di Sheikh Jarrah.
Mengingat setelah pemilu rezim Zionis baru-baru ini, partai dan kelompok sayap kanan mulai kembali melakukan aksi ofensif dan agresif di Quds, maka ada kemungkinan Operasi Pedang Quds akan terulang lagi, dengan perbedaan bahwa kali ini kelompok Perlawanan selain kekuatan misil, mereka mungkin juga akan menggunakan kekuatan drone mereka.(sl)